Lubuklinggau, 14/7/2025. Mengomentari hasil rapat panitia penyelenggara Konfercab NU Lubuklinggau 2025 di Cafe Abaizhe Eatme jalan Dempo Raya LubukLinggau, juru bicara alumni Pesantren Tebuireng, Agus Bunyamin menyambut baik ajakan Ketua SC (Steering Committee), Drs Ismuridjal Umar. Dalam pandangannya, Drs Ismuridjal Umar berkeinginan agar kader kader terbaik warga Nahdliyin di Kota Lubuklinggau turut berpartisipasi terhadap kemajuan PCNU Kota Lubuklinggau.
Agus Bunyamin yang berdomisili di Jalan Asoka, Tabapingin, itu mengatakan kalau tim alumni masih tetap solid dan kompak untuk sama sama maju ke garda depan NU Lubuklinggau. Bahkan, garda dari alumni Pesantren Tebuireng bisa berlapis lapis. Lapis pertama seperti yang sudah diketahui umum ada KH Ferry Irawan AM, pengasuh Pondok Pesantren Mafaza Lubuklinggau. Ada Ustadz Moh Abrori, pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an G1 Mataram yang asli lahir di Kelurahan Permiri. Ada Ustadz Adi Sulitio yang terlahir di Kelurahan Karyabakti. Ada Efriadi Suhendri yang telah menunjukkan dedikasi terbaiknya di KPUD Lubuklinggau dan pergaulan nasionalnya di Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN). Serta, Ustadz Al Bukhori yang tekun membina umat di wilayah selatan Kota Lubuklinggau. Komposisi ini nanti akan saling melengkapi untuk sama sama mengusung “tagline”: “Bangga Menjadi Santri Hadratussyekh”.
Adapun lapisan garda selanjutnya masih bersaf saf. “Seperti sholat berjamaah, alumni Pesantren Tebuireng memiliki tradisi seperti itu, yang satu bida menjadi badal yang lainnya bila berhalangan,” ungkap Agus Bunyamin, kader GP Ansor Lubuklinggau. “Dengan demikian, prosesi takbir, i’tidal, dan tasyahudnya sudah diatur.”
Agus Bunyamin menyoroti tiga problem pokok yang perlu dibenahi pada kepengurusan PCNU Lubuklinggau mendatang. Pertama, memperbaiki sistem pengelolaan kantor PCNU Kota Lubuklinggau. Kedua, hubungan baik PCNU Lubuklinggau secara vertikal nasional dan horizontal masyarakat yang sudah berjalan. Dan, ketiga, kaderasi 66 ranting yang sempat vakum. “Sehingga tiga problem pokok itu dulu yang perlu dibenahi,” jelas Agus Bunyamin yang masih aktif mengisi pengajian dan khotbah Jum’at.
“Selama ini, alumni Pesantren Tebuireng di Lubuklinggau memang masih melakukan kegiatan yang tidak terkekspos seperti hataman Al Quran, zikir, dan tahlil. Tapi, untuk urusan pesantren sudah dapat dilihat sendiri hasilnya. Setidaknya, sudah ada pesantren alumni Pesantren Tebuireng yang dapat dijadikan contoh.
Dan, perlu diketahui, Pesantren Tebuireng memiliki ciri khas organisastoris. Setiap santri Pesantren Tebuireng sudah terdidik untuk hal hal organisasi. Kami siap bekerja sama untuk menampung program program kemasyarakatan yang maslahah. Yang membawa manfaat. Jadi, dengan pihak mana pun, siap bekerja sama, termasuk kepada nonmuslim,” pungkas Agus Bunyamin, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Kota Lubuklinggau.