Media massa merupakan suatu bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui media massa yang semakin terus berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah dan cepat di masyarakat. Informasi dalam bentuk apapun dapat disebarluaskan dengan sangat mudah dan cepat. Aliran informasi yang cepat menyebabkan kita tidak mampu untuk menyaring pesan yang datang. Akibatnya, tanpa sadar informasi tersebut sedikit demi sedikit telah mempengaruhi pola tingkah laku, cara pandang, gaya hidup, serta budaya dan sosial ekonomi suatu bangsa. Saking kuatnya pengaruh budaya massa sampai ada pepatah yang mengatakan “Siapa yang menguasai dunia informasi maka dialah yang akan menguasai dunia”.
Seorang tokoh komunikasi, Everett M. Rogers menjelaskan ada empat kategori media yang berkembang di tengah masyarakat yang disebutnya sebagai New Communication Technology, yang banyak mempengaruhi kehidupan manusia, yaitu media tulisan (writing), media cetak (printing), media telekomunikasi (telecommnication), dan media komunikasi interaktif (interactive communication).
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan bahasa yang sangat banyak dengan ciri khas yang berbeda satu sama lain, dan ketika keanekaragaman dan kekayaan itu menyatu menjadi satu bangsa, maka yang muncul adalah sebuah keindahan, Maka, dalam hal ini, media massa memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk citra positif tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan memperkuat rasa bangga akan identitas suatu budaya karena media massa memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi tentang keanekaragaman budaya Indonesia secara cepat dan luas. Melalui berita, program dokumenter dan publikasi lainnya, Media massa dapat menyajikan cerita-cerita tentang keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Misalnya. melalui artikel liputan berita tentang festival budaya, tarian tradisional, atau kuliner khas daerah dan manfaatnya bagi masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya yang ada di Indonesia dan hal tersebut bisa memperkuat toleransi antarbudaya. Media juga dapat menghadirkan berbagai pandangan tentang keanekaragaman budaya Indonesia dalam bentuk program acara televisi, film, atau konten digital, Media massa dapat memperlihatkan kehidupan sehari-hari masyarakat dari berbagai suku, agama, dan daerah. Hal tersebut telah membantu untuk menghilangkan prasangka atau pandangan yang ada di masyarakat terhadap kelompok budaya tertentu, dan media massa juga dapat menunjukkan kekayaan dan keunikan suatu budaya sehingga menciptakan rasa bangga dan pemahaman yang lebih dalam tentang keanekaragaman budaya di Indonesia.
Teori Kultivasi (Cultivation Theory)
Teori kultivasi (Cultivation Theory) pertama kali dikenalkan oleh George Gerbner ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang memperkenalkan teori Living with Television: The Violence Profile, di Journal of Communication. Teori tersebut mendeskripsikan bahwa media menghasilkan sebuah pengaruh terhadap sebagian masyarakat yang menganggap dunia nyata (kehidupannya sehari-hari) berjalan sesuai dengan dunia yang digambarkan oleh media. Ataupun sebaliknya, menganggap bahwa dunia dalam media itu adalah realita. Sebagai contoh, anak-anak yang secara konsisten menyaksikan liputan mengenai penculikan anak akan menganggap penculikan tersebut bisa saja terjadi, sehingga ia memiliki rasa ketakutan yang berlebihan dibandingkan anak-anak yang tidak menonton liputan tersebut.
Dari penjelasan teori di atas dapat dikatakan: media massa dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan persepsi individu mengenai keanekaragaman budaya Indonesia. Misalnya, jika media massa secara konsisten menunjukkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam sebuah bentuk yang positif, maka individu akan lebih memiliki persepsi positif tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Sebaliknya, jika media massa secara konsisten menunjukkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam sebuah bentuk yang negatif, maka individu akan lebih memiliki persepsi negatif tentang keanekaragaman budaya Indonesia.
Maka dari itu, selaku genersi muda penerus bangsa, sebagai generasi yang paling tinggi dari media sosial yang memiliki kekuatan untuk menggunakan media sosial, internet, dan berbagai media digital lainya untuk mempromosikan budaya Indonesia dan mengubah gaya hidup masyarakat dengan cara memperkenalkan budaya dengan platform media sosial yang trending, seperti Tiktok, Youtube, dan Instagram. Generasi muda dapat membuat konten yang menampilkan budaya Indonesia, seperti seni tari, musik tradisional, dan kuliner lokal. Konten ini dapat disebarkan melalui platform-platform sosial tersebut untuk mencapai lebih banyak masyarakat.
Dengan demikian, media massa dapat merubah gaya hidup atau budaya lokal setempat, dengan cara mempengaruhi cara berpikir suatu kelompok atau kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti suatu hal yang baru atau asing bagi mereka.
Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi cara berpikir masyarakat yang mendapatkan informasi, dalam teori agenda setting, yang menjelaskan: media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda publik dan membentuk cara berpikir masyarakat terpapar informasi. Dengan memilih dan menampilkan berita yang penting, media massa dapat mempengaruhi cara berpikir dan perilaku masyarakat. Media massa juga dapat membantu mengembangkan budaya kritis yang mampu merespons dinamika budaya populer yang terus berubah dengan cara memperingkatkan pemahaman masyarakat tentang budaya lokal setempat dan memperingkatkan nilai-nilai budaya yang positif. Hal tersebut dapat membuat masyarakat lebih tahu dan paham tentang budaya lokal setempat, serta memperingkatkan keanekaragaman budaya yang positif.
Di samping, peran media massa sebagai pendorong perubahan masyarakat ini menjadi sangat penting , media massa bisa menjadi pedang pembunuh dan meriam pembantai atau di sisi lain media massa juga bisa menjadi merpati yang menyampaikan pesan perdamaian. Dan, gunakanlah media massa dengan bijak agar tercipta citra positif tentang keanekaragaman budaya Indonesia yang dapat diwariskan sampai generasi selanjutnya.
Muhammad Aufal Marom