• Terbaru
  • Populer

Kala Pikiran Menemukan Keabadiannya dalam Goresan Tangan

3 Oktober 2025

Mengapa Pancasila harus Diselamatkan oleh Soeharto?

6 Oktober 2025

Mengenal Guk Ri, Sosok Ketua IKAPETE MUSIRAWAS

1 Agustus 2025

Juru Bicara Alumni Pesantren Tebuireng Lubuklinggau Usulkan Pemekaran PWNU Sumsel Barat

25 Juli 2025

Juru Bicara Alumni Melaporkan Kesiapan Alumni Tebuireng di Lubuklinggau

14 Juli 2025

PCNU Lubuklinggau Siap Gelar Konfercab ke-6, Alumni Tebuireng Mendominasi

13 Juli 2025

AKBP Ardi Kurniawan: Wajah Rembulan di Kota Santri

12 Juli 2025

Siap Datangkan Investor, Mantan Ketua KPUD Mantap Majukan Ekonomi Maslahat NU Lubuklinggau

12 Juli 2025

Tidak Memilih Siapa Pemenang, Lima Alumni Tebuireng Sepakat Pilih yang Siap

11 Juli 2025

Mendapat Restu dari Tebuireng, Pimpinan Ponpes Mafaza Siap Pimpin NU Lubuklinggau

10 Juli 2025

Masih Satu Alumni, 5 Kandidat Siap Bersaing Secara Sehat

9 Juli 2025

Jelajahi Alam untuk Kembangkan Kreasi

13 Juni 2025

KHM Yusuf Hasyim: Pahlawan Pembaharu Pendidikan Pesantren

30 Maret 2025
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Minggu, 12 Oktober 2025
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Berita Umum

Kala Pikiran Menemukan Keabadiannya dalam Goresan Tangan

Ismail Resi Bukit Menoreh Ditulis oleh Ismail Resi Bukit Menoreh
3 Oktober 2025
dalam Berita Umum
A A
147
VIEWS

Dari loh batu Mesopotamia hingga riuh rendah linimasa digital, tulisan tetap menjadi artefak paling akurat untuk merekam, menantang, dan mengabadikan gagasan. Ia adalah cermin zaman, sekaligus warisan peradaban.

(Ismail)

ArtikelLainnya

PCNU Lubuklinggau Siap Gelar Konfercab ke-6, Alumni Tebuireng Mendominasi

13 Juli 2025
163

AKBP Ardi Kurniawan: Wajah Rembulan di Kota Santri

12 Juli 2025
154

Siap Datangkan Investor, Mantan Ketua KPUD Mantap Majukan Ekonomi Maslahat NU Lubuklinggau

12 Juli 2025
153

Tidak Memilih Siapa Pemenang, Lima Alumni Tebuireng Sepakat Pilih yang Siap

11 Juli 2025
142

DI TENGAH belenggu fisik Pulau Buru yang terpencil, seorang sastrawan besar merangkai kata dalam benaknya. Tanpa kertas, tanpa pena. Pramoedya Ananta Toer, PAT, “menulis” dengan cara bercerita kepada kawan-kawan sesama tahanan politik. Ia mendiktekan semesta pemikiran, karakter, dan alur cerita yang kelak menjadi tetralogi mahakaryanya. Pikiran itu mendesak keluar, menolak untuk dipenjara bersama raganya. Kelak, ketika secarik kertas berhasil didapat, pikiran yang telah matang itu mengalir menjadi jejak abadi.

Kisah PAT adalah sebuah potret ekstrem namun akurat tentang esensi tulisan. Ia adalah manifestasi fisik dari proses berpikir. Sebuah upaya untuk menarik gagasan yang liar dan abstrak dari kepala, menjinakkannya dalam struktur kalimat, dan memberinya kehidupan di luar tempurung otak sang pemikir. Tanpa tulisan, sebuah pemikiran, sebagus apa pun, akan lenyap bersama hembusan napas terakhir pemiliknya.

Sejarah peradaban manusia pada dasarnya adalah tulisan. Lompatan kuantum dari tradisi lisan ke tradisi tulisan menandai era baru ketika pengetahuan tak lagi rapuh dan bergantung pada daya ingat satu generasi. Goresan paku di atas loh tanah liat di Sumeria sekitar 3.500 SM menjadi jejak pemikiran pertama yang merekam transaksi dagang, hukum, dan mitos. Kode Hammurabi tidak akan pernah menjadi pilar hukum dunia jika hanya diucapkan dari mulut ke mulut. Ia menjadi abadi karena terpahat di atas batu.

Tulisan adalah sebuah teknologi pengarsipan gagasan. Ia memungkinkan sebuah pemikiran untuk melintasi batas ruang dan waktu. Kita bisa “berdialog” dengan Plato tentang konsep negara ideal, menyelami kegelisahan Shakespeare tentang hakikat manusia, atau merasakan semangat perjuangan Kartini untuk emansipasi. Semua karena mereka meninggalkan jejak pemikiran dalam bentuk teks tertulis. Mereka telah tiada, namun pemikiran mereka terus hidup, memantik diskusi, dan menginspirasi generasi baru.

“Saya tidak tahu apa yang saya pikirkan sampai saya menuliskannya,” ujar novelis Amerika, Joan Didion. Pernyataan ini menyingkap fungsi lain dari tulisan yang tak kalah vital: sebagai alat untuk menjernihkan pikiran. Proses menulis memaksa seseorang untuk mengorganisir ide-ide yang kacau, mencari hubungan sebab-akibat, dan membangun argumen yang koheren. Dalam keheningan di depan halaman kosong, baik itu layar laptop atau selembar buku catatan, kita bergulat dengan diri sendiri. Pikiran yang tadinya hanya sebatas firasat atau emosi, melalui tulisan, dipaksa untuk mempertanggungjawabkan dirinya dalam struktur logika.

Maka, tulisan juga menjadi alat perlawanan paling ampuh. Sejarah dipenuhi oleh pamflet, manuskrip, dan buku yang ditulis untuk menggugat kekuasaan. Tulisan-tulisan Martin Luther yang disebarkan mesin cetak Gutenberg mampu meruntuhkan hegemoni gereja yang telah bertahan berabad-abad. Manifesto politik yang disebar secara sembunyi-sembunyi oleh para pendiri bangsa ini membakar semangat revolusi. Penguasa bisa memenjarakan tubuh, membakar buku, namun jejak pemikiran yang telah tersebar akan selalu menemukan cara untuk tumbuh kembali.

Memasuki era digital, lanskap jejak pemikiran ini berubah drastis. Blog, utas di media sosial, hingga status singkat menjadi medium baru. Demokratisasi tulisan terjadi secara masif—setiap orang kini bisa menjadi “penerbit” gagasannya sendiri. Jejak pemikiran tak lagi monopoli kaum intelektual atau sastrawan di menara gading. Ia hadir setiap detik di linimasa kita, riuh rendah dan beragam.

Namun, di tengah banjir informasi dan kecepatan ini, sebuah pertanyaan relevan mengemuka: apakah jejak itu menjadi lebih dalam atau justru lebih dangkal? Di satu sisi, ide bisa menyebar lebih cepat dan luas dari sebelumnya. Di sisi lain, kultur “serba cepat” berisiko mengebiri kedalaman refleksi yang menjadi syarat lahirnya tulisan yang bernas.

Pada akhirnya, esensinya tetap sama. Entah itu dipahat di atas batu, ditulis dengan tinta di atas kertas, atau diketik pada layar gawai, setiap tulisan adalah sebuah kapsul waktu. Ia adalah artefak intelektual yang merekam pergulatan, pencerahan, kegelisahan, dan harapan seorang individu pada suatu titik waktu.

Membaca sebuah tulisan adalah upaya arkeologis untuk menggali kembali jejak pemikiran penulisnya. Sementara menulis adalah tindakan penuh sadar untuk meninggalkan jejak bagi masa depan. Sebuah warisan yang menegaskan bahwa kita pernah ada, pernah berpikir, dan pernah mencoba memaknai dunia. Dan jejak itu akan tetap ada, lama setelah kita semua tiada. (Di Kaki Bukit Menoreh).

Tag/kata kunci: Ismail
Artikel sebelumnya

Mengenal Guk Ri, Sosok Ketua IKAPETE MUSIRAWAS

Artikel berikutnya

Mengapa Pancasila harus Diselamatkan oleh Soeharto?

Ismail Resi Bukit Menoreh

Ismail Resi Bukit Menoreh

Artikel Lainnya

Mendapat Restu dari Tebuireng, Pimpinan Ponpes Mafaza Siap Pimpin NU Lubuklinggau

10 Juli 2025
161

Inginkan Hadratussyekh Selalu Hadir Bagi kalangan santri, kehadiran seorang kiai adalah suatu kebanggaan dan kemuliaan tersendiri. Baik di kala masih masih...

Selanjutnya

Masih Satu Alumni, 5 Kandidat Siap Bersaing Secara Sehat

9 Juli 2025
211

Dengan mengusung tagliine “Bangga Menjadi Santri Hadratussyekh”, lima tokoh alumni Pesantren Tebuireng sepakat dan siap maju bersama dalam pemilihan Ketua Tanfidziyah...

Selanjutnya

Jelajahi Alam untuk Kembangkan Kreasi

13 Juni 2025
145

Berbekal dari semangat dan hobi menjelajahi alam, tak dinyana menjadi kegiatan profesi yang menghasilkan. Apri Pujianto menjadi salah satu fotografer yang...

Selanjutnya

KHM Yusuf Hasyim: Pahlawan Pembaharu Pendidikan Pesantren

30 Maret 2025
143

Pada umumnya, pendidikan pesantren dikategorikan ke dalam dua atau tiga macam. Pertama, pesantren tradisional yang sering diidentikkan dengan kitab kuning atau...

Selanjutnya

Dunia Itu Mudah Jangan Dipersulit

10 Februari 2025
157

Beragam kenikmatan yang diberikan oleh Allah Taala jarang diketahui kita orang muslim. Bahkan, kenikmatan di balik musibah tidak pernah disadari. Dengan...

Selanjutnya

H Dadang Juhata Kesatria dari Kuningan Jawa Barat

10 Februari 2025
180

Diiringi rintik hujan di hari minggu sore, akhirnya kami tiba di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Bersama tim akhirnya kami sampai di kediaman...

Selanjutnya

Pengaruh Media Massa dalam Menciptakan Citra Positif

4 Desember 2024
177

Media massa merupakan suatu bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui media massa yang semakin terus berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan...

Selanjutnya

Petunjuk dan Mukjizat Al Quran (1)

24 Oktober 2024
142

Subuh kali ini berbeda. Saya salat di stasiun Gambir. Kedua kalinya, saya menginjakkan kaki di ibukota. Walau bagi sebagian orang ini...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Mengapa Pancasila harus Diselamatkan oleh Soeharto?

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
terlama
terbaru paling banyak dipilih
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply