Dengan mengusung tagliine “Bangga Menjadi Santri Hadratussyekh”, lima tokoh alumni Pesantren Tebuireng sepakat dan siap maju bersama dalam pemilihan Ketua Tanfidziyah PCNU Lubuklinggau. Kelima tokoh tersebut sepakat untuk bersaing secara sehat dengan program program yang lebih menyentuh pada aspek kesejahteraan dan kemaslahatan umat, terutama masyarakat Kota Lubuklinggau. Hal ini akan menjadi tolok ukur akan keberhasilan NU Kota Lubuklinggau dalam menyongsong dan mendukung program pemerintah menuju “Indonesia Emas 2045”. NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia dan memiliki pengalaman dan akar sejarah yang kuat atas berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, di samping NU akan memasuki abad ke-2 setelah 2026 sejak kelahirannya pada 31 Januari 1926. Maka, kelima tokoh tersebut merasa terpanggil untuk turut berpartisipasi membangun masyarakat melalui kegiatan kegiatan yang bermanfaat dan maslahat. Kelima tokoh tersebut sudah tidak diragukan lagi akan kapasitas dan kapabilitas mereka, baik sebagai santri maupun berkiprah nyata di Kota Lubuklinggau.
Mengenal Profil 5 Kandidat Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Lubuklinggau
Ustadz Adi Sulistio
Masih menjabat sebagai Ketua BKPRMI Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Ustadz Adi Sulistio sudah memiliki akar yang kuat di masyarakat sebagai guru ngaji dan pengembang tahfidz dan pemberantasan buta huruf Al Quran. Ustadz yang tinggal di Kelurahan Tabajemekeh ini telah memulai khidmat sebagai kader GP Ansor Kota Lubuklinggau. Dan, sebagai Sekretaris Pondok Pesantren Al Furqon Lubuklinggau, juga turut membangun masyarakat melalui pendidikan pesantren, baik formal maupun informal.
KH Ferry Irawan AM
Saat ini, KH Ferry Irawan AM adalah pengasuh Pondok Pesantren Mafaza yang berdomisili di Kelurahan Jogoboyo, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kota Lubuklinggau. Kiprahnya di NU Lubuklinggau adalah salah satu Rois Syuriah PCNU Lubuklinggau. Pengalaman di bidang organisasi dan mendirikan pondok pesantren yang memiliki banyak santri merupakan bekal yang cukup untuk memberikan sumbangsih pengabdian kepada masyarakat lebih besar.
Ustadz Moh Abrori
Ustadz Moh Abrori Rusli merupakan alumni Pesantren Tebuireng yang telah berhasil mendirikan Pondok Pesantren Madrasatul Quran di Desa G Mataram, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musirawas. Guru silat dan dai yang dikenal luas di Kota Lubuklinggau ini memiliki pengalaman organisasi dan pergaulan yang luas di masyarakat. Di ke-NU-an, Ustadz Moh Abrori telah berkiprah di kepengurusan PCNU Lubuklinggau dan Katib Syuriah PCNU Musirawas.
Efriadi Suhendri
Kader GP Ansor yang pernah menjabat sebagai ketua KPUD Kota Lubuklinggau ini memiliki harapan besar bagi warga NU Kota Lubuklinggau di dalam merespon isu isu dan situasi global yang mesti berdampak pada kehidupan masyarakat lokal. Masyarakat memiliki peranan penting di dalam membangun kapasitas ekonomi dan sosial. Dan, keterikatan agama menjadi fondasi kuat di dalam membangun ketahanan ekonomi sosial tersebut.
Ustadz Al Bukhori
Pernah menjabat sebagai Ketua MWCNU Kecamatan Muarabeliti ini berdomisili di Desa Tanahperiuk, Kabupaten Musirawas. Pegawai Negeri di Kemenag RI, Kabupaten Musirawas, ini memiliki visi yang kuat di bidang pengembangan masyarakat. Terutama, warga Nahdliyin di Kota Lubuklinggau.
Siap Merespon Situasi Global dan Lokal
Perubahan sosial politik pada tingkat nasional dan global perlu direspon guna memberi ketahanan pada masyarakat, baik di bidang hubungan sosial, ekonomi, maupun rutinitas keagamaan yang mampu mengikat emosi dan solidaritas yang kuat. Oleh karena itu, kelima tokoh alumni Pesantren Tebuireng yang memiliki akar kuat di masyarakat Kota Lubuklinggau tersebut lebih tahu posisi dan kondisi masyarakat dalam mengantisipasi problem problem global yang berdampak pada kondisi ril mayarakat di daerah. Dan, langkah langkah antisipasi menjadi prasyarakat untuk menghadapi problem problem tersebut. Apalagi kelima tokoh alumni Pesantren Tebuireng untuk memimpin PCNU Kota Lubuklinggau sudah mendapat dukungan dari masyarakat dan pondok pondok pesantren yang ada di Kota Lubuklinggau.