Perjalanan Pertama – Makam Sunan Ampel
Mengenal “Wali Allah” dalam beberapa versi makna. Ada yang mengatakan wali Allah berarti kekasih, orang yang sangat dekat kepada Allah. Saking dekatnya, tidak ada kata yang tidak mujarab. Kata katanya adalah sepata yang bisa terjadi. Tapi, ada pula yang mengartikan, wali Allah adalah bala (pasukan) Allah. Arti ini juga tidak salah. Karena, Allah telah menurunkan orang orang pilihan untuk menjadi pasukannya di dalam menyebarkan cahaya Islam. Semoga bermanfaat! Redaksi.
Surabaya-Net26.id – Perjuangan Wali Songo dalam mengislamkan Tanah Jawa adalah sebuah potret keteladanan dalam dakwah. Di samping sosok mereka yang semasa hidupnya dikenal sebagai orang sholeh dan memiliki banyak keistimewaan sehingga diyakini jika mereka itu adalah para Waliyullah, Kekasih Allah. Maka dengan berziarah ke makam mereka setidaknya ada manfaat yang kita dapatkan, yaitu spirit keteladanan dalam berdakwah dan meraup keberkahan yang ada pada diri mereka.
Perjalanan ziarah Wali Songo kami mulai dari makam Sunan Ampel yang terletak di Kota Surabaya. Sunan Ampel merupakan seorang ulama yang menyebarkan agama Islam, terutama di daerah Surabaya, Jawa Timur. Sunan Ampel yang benama asli Sayid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat, lahir di Champa, Vietnam pada tahun 1401 dari pasangan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik dengan Siti Fatimah binti Ali Nurul. Nama Ampel sendiri identik dari nama tempat yang ditempatinya, yakni daerah Ampel atau Ampel Denta yang sekarang menjadi bagian dari Surabaya.
Salah satu strategi yang digunakan Sunan Ampel adalah Moh Limo. Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak penjelasan tentang biografi Sunan Ample yang terkenal dengan metode dakwah Moh Limo. Ajaran Moh Limo tersebut di antara moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak mabuk), moh maling (tidak mencuri), moh madat (tidak mengisap candu atau obat-obatan), dan moh madon (tidak melakukan zina).
Makam Sunan Ampel terletak di Kompleks Masjid Sunan Ampel yang beralamat di kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Dalam kompleks tersebut terdapat juga makam Pahlawan Nasional, KH Mas Mansyur dan makam KH Hasan Gipo (Ketua PBNU Pertama).