Renungan Wakadol Hari Ini
Ketika menasehati orang lain tanpa beban seakan diri ini sudah memiliki perilaku mapan, sehingga mudah memberikan orang pengarahan. Tetapi, ketika ada orang lain memberi saran, diri ini seakan tidak mau mendengarkan, bahkan cenderung memberikan bantahan. Itulah yang sering dialami dan disaksikan dalam kehidupan nyata maupun perfilman. Yang demikian itu, dialami manusia kebanyakan dan hanya orang orang tertentu saja yang mau mendengarkan. Karena, ia memerlukan penilaian demi perbaikan. Hidup ini memang tidak lepas dari keburukan dan kebaikan. Yang demikian itu, sudah ada potensinya pada setiap insan. Maka, untuk menjadi manusia penuh kebaikan selalu diupayakan, sejalan dengan upaya terus menerus mengurangi keburukan.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang ahsan, baik dalam bentuk maupun asal kejadian. Hanya saja, ada pihak yang selalu mengarahkan keburukan. Manusia mengenalnya sebagai kelompok setan. Apalagi, dalam diri manusia, ada potensi kejahatan yang biasanya dikenal sebagai hawa nafsu bagi setiap insan. Maka, hidup ini adalah mengasah jiwa agar berkilatan, memancarkan kasih sayang Tuhan, menapaki jalan kehidupan, agar selalu memiliki kesadaran akan ketuhanan, merasakan kehadiran dalam setiap napas dan penglihatan. Keburukan akan selalu mengintai setiap kesempatan agar manusia menjadi hamba setan. Hal ini kalau dibiarkan akan menjadi kerugian, maka sewajarnya manusia selalu meningkatkan pendidikan, baik jiwa, fisik, dan akal pikiran sehingga memiliki dasar dasar keimanan.
Memang, memperbaiki diri itu sulitnya bukan mainan, karena yang demikian tidak sesuai dengan keinginan. Biasanya, syahwat keinginan itu liar tanpa aturan, bahkan cenderung meremehkan pengawasan Tuhan. Adapun mendidik manusia yang dipenuhi ketaatan pada Tuhan memerlukan banyak usaha dan pengorbanan. Ia merupakan jalan yang penuh tanjakan maupun turunan, tetapi akhir kesusahan adalah kebahagiaan. Untuk itu, selalu saja mendisiplinkan diri secara berkelanjutan, karena hidup memerlukan pembaharuan agar tidak mengalami kebosanan. Sempatkan waktu untuk menjadikan buku sebagai teman! Di samping, tentu, Al Quran dan Hadis dinomotsatukam menjadi pedoman kehidupan, melatih fisik secara teratur dan terjadwalkan, membina batin dengan selalu mengamalkan wiridan. Jangan pula lupa untuk selalu berdiskusi dengan teman, walau terkadang atau bahkan seringnya via WA. Semua itu kalau dilakukan dengan penuh kesungguhan akan menghasilkan perubahan yang signifikan bagi pribadi yang mengesankan dan penuh ketakwaan.
Walau kita sadar, ini bukan hal yang ringan, tetapi prinsipnya di setiap kesulitan mesti ada kemudahan. Hanya perlu keteguhan dan kedisiplinan yang memang perlu dijalankan. Karena, kita akan mengalami ketuaan, maka tidak ada jalan lain kecuali melakukan persiapan. Sehingga ketika datang masanya tidak mengalami kekagetan, melainkan menjalaninya dengan penuh kesadaran dan penerimaan.