Buku barangkali akan menjadi barang langka di kemudian hari. Apalagi orang Indonesia bukan termasuk yang gemar membaca dan sekarang sudah dilanda oleh budaya digital yang serba mudah dalam menyajikan berbagai keperluan hidup sehari hari.
Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, buku sering dijadikan sebagai musuh utama. Peristiwa pembakaran buku bukan sesuatu yang aneh. Masyarakat terus dibiarkan buta sastra meskipun kampanye gemar membaca sangat digalakkan. Buku dianggap sebagai musuh negara yang paling potensial.
Namun demikian, seiring terbukanya globalisasi informasi, segala sesuatu menjadi hampir mungkin. Buku meskipun berangsur beralih kepada digital tetap menjadi minat favorit bagi pecinta dan kolektor buku.Dilansir dari “Book Troverts”, terdapat lima alasan mengapa seseorang perlu menjadi kolektor buku dan memperbaiki perpustakaan pribadinya. Pertama, perpustakaan adalah sebuah pintu gerbang bagi pengetahuan yang mendalam. Perpustakaan pribadi Anda menjadi koleksi pilihan yang disesuaikan dengan minat Anda. Berbeda dengan internet yang luas namun terkadang menghambat, sementara rak Anda menyimpan sumber tepercaya yang dapat Anda kunjungi kembali untuk mengeksplorasi topik secara mendalam.
Kedua, perpustakaan dapat merangsang rasa ingin tahu dan inspirasi. Dengan dikelilingi oleh buku, Anda terus menerus diingatkan pada dunia baru yang hendak dijelajahi dan ide yang perlu direnungkan. Buku yang belum dibaca menjadi tantangan ringan, memikat Anda untuk memperluas pengetahuan dan menyalakan imajinasi Anda.
Ketiga, tempat nyaman untuk ketenangan berkontemplasi. Dalam dunia yang penuh kebisingan digital, perpustakaan fisik menawarkan tempat yang nyaman. Menenggelamkan diri Anda ke dalam sebuah buku dapat menumbuhkan fokus dan menciptakan ruang introspeksi dan kontemplasi.
Keempat, sebagai bukti perkembangan Anda: Seiring berkembangnya perpustakaan yang Anda miliki, perpustakaan menjadi catatan fisik perjalanan intelektual Anda. Melihat kembali buku buku yang telah Anda baca memungkinkan Anda mengapresiasi perkembangan minat dan perspektif Anda.
Kelima, khazanah pengetahuan yang dapat dibagikan. Perpustakaan pribadi tidak lebih dari sekadar koleksi semata; tetapi menjadi pembuka percakapan dan jendela pikiran Anda. Berbagi buku favorit Anda dapat menjalin dan memungkinkan Anda memicu rasa ingin tahu pada orang lain.