Flo, Sapardi Djoko Damono
Floo, Sapardi Djoko berkata “aku ingin mencintaimu dengan sederhana”. Tapi, semesta berkata lain, mesti berdarah darah, lalu bisa sederhana.
Dan, setelah kisah itu. bertemu denganmu kembali. Ku kira akan membuatmu senang. Ku kira akan ada banyak cerita yang akan aku dengar, sehingga akan ada banyak hal yang akan aku ceritakan untukmu. Tapi, semua itu hanya ekspetasi sementara.
Ternyata, aku yang terlalu berharap. Aku yang belum bisa melupakanmu. Aku tahu walau kita sama sama terlihat bahagia, kita memang sudah tidak ada ikatan. Aku tahu, kita memang sudah tidak bisa melanjutkan kisah ini.
Sementara kamu masih ingatkan, bahwa kita pernah menjadi pemeran utama dalam kisah itu. Kita pernah menceritakan semua isi dunia ini bersama.
Kita tertawa seakan tidak akan ada perpisahan. Tapi, kenapa ketika bertemu denganku, kamu hanyalah diam, tanpa menyapa seolah tidak lagi mengenalku, bahkan sekadar melihatku saja tidak.
Sebenci itukah kamu denganku atau dengan cara seperti itukah kau dapat melupakanku
Mungkin, aku salah dalam berharap. Mungkin bagimu, kisah yang telah usai tidak akan bisa diulang kembali atau diperbaiki, karena bagimu, kecewa cukuplah sekali.
Terimakasih ya. Walaupun aku masih berharap denganmu, aku tidak akan pernah kembali mengejarmu. Karena aku tahu, sejauh apapun kita, sehancur apapun kisah kita, kalau kamu jodohku, tuhan pasti akan mempertemukan kita kembali, dengan cara yang tidak perna bisa kita bayangkan.
Karang wangi 27 Mei 2024.
Memang, cinta tak memberi batas waktu. Cinta dapat melintasi batas waktu itu. Cinta akan abadi menggantang di pucuk Pinus yang pernah kita lewati. Di pucuk rindu yang kadang senyap. Di ujung putik bunga yang pernah kusematkan di selip telingamu. Atau, cinta pernah hinggap dalam lirikan dan kata kata pedasmu.
Perih yang menusuk dan kebas di hati yang tak lagi terasa. Bahkan, airmata pun tak cukup untuk berkata. Luka itu akan membekas dalam riap yang telah mati. Tubuh yang lunglai, terlena dalam hilangnya ingatan di sepanjang jalan yang berdebu. Aku ingin berjeda dan tak lagi tahu bahwa itu pernah terjadi. Hanya waktu yang akan memberikan yang terbaik dan tercantik. (Redaksi).
Menyerah
Dulu aku sempat tak tau arah, dan sekarang pun aku juga tak tau arah
Kemana ini, aku bingung.
Tuhan, tunjukanlah hamba jalan yang lurus itu, jalan yang dulu kau berikan kepadaku.
Tuhan, aku tahu kau melihatnya, semesta sedang memukulku dari berbagai arah.
Aku bingung, apakah aku bisa bertahan lagi?
Aku sungguh percaya padamu tuhan. Ini caramu membuatku lebih dewasa.
Tapi aku takut, aku takut tak bisa bertahan lagi.
Aku tahu tuhan, kau tak pernah menguji hamba di luar batas kemampuannya.
Tapi aku tak tahu apa yang terjadi dalam diriku.
Aku bingung tuhan, ada apa dengan hatiku.