Dengan bahasa Sunda yang lancar, ia “menghaturkan” parapeziarah kepada Raden Arya Wangsa Gopara untuk menunaikan hajat mereka bertawasul. Tak sengaja, kehadirannya menjadi pemandangan menarik.
Makam Raden Arya Wangsa Gopara
Jika Anda melintasi Kabupaten Subang, jangan cepat berlalu sebelum singgah. Naiklah sebentar. Rehat, menikmati kesejukan alamnya. Anda akan menemukan nuansa yang indah.
Raden Arya Wangsa Gopara adalah putera tertua Raja Talagamanggung, Sunan Wanaperih di Majalengka, yang hijrah ke wilayah Nangka Beurit, Sagalaherang, sekarang. Dia dipandang banyak jasanya dalam penyebaran Islam di Subang. Anak keturunannya di kemudian hari ada yang menjadi bupati di Subang. Dengan demikian, Raden Arya termasuk tokoh pertama yang membuka wilayah Subang dengan sistem pemerintahan sendiri.
Masa hidup Raden Arya diperkirakan sekitar tahun 1600an. Masa berselang setelah era Sunan Gunungjati di Cirebon.
Model pemerintahan di Tatarsunda memang tidak bisa dilukiskan seperti pemerintahan modern. Melainkan, berbentuk pakuwon pakuwon yang tersebar di berbagai tempat. Maka, secara budaya, pakuwon pakuwon tersebut bersifat otonom. Sehingga tidak dijumpai satu naskah yang dapat merepresentasikan kebesarannya sebagaimana Majapahit.
Maka, tidak heran pula, jika kemudian di Jawa Barat tidak banyak terdapat candi candi sebagaimana di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena, hampir tidak mengenal struktur.
Namun demikian, bukan berarti tidak ada ikatan yang mempersatukan mereka. Bahasa dapat menjadi pola budaya tersendiri yang membentuk karakter dan tradisi.
Desa yang Asri
Segalaherang terletak di lereng Gunung Tangkuban Parahu. Wilayah Kabupaten Subang memang berbagi kawasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Purwakarta. Sehingga terdapat sumber air panas yang apik untuk sekadar menghilangkan rasa penat dan berliburan. Bagi pelancong, penikmat alam asri, Desa Sagalaherang dapat menjadi tujuan wisata yang nyaman dan hening.
Sagalaherang yang berarti “serba bening” setidaknya bisa menjadi pikiran benar benar menjadi bening, terutama bila telah sampai di kawasan Makam Raden Arya Wangsa Gopara. Dua pohon beringin besar akan menambah kerindangan dan kesejukan udara pegunungan.
Di kawasan tersebut berdiri sebuah masjid dan mataair yang bening. Kesegaran akan benar benar terasa. Dan, Hj Entin akan membimbing setiap rombongan tamu yang hendak berkomentar batin guna silaturahim bi al ruh.
Jangan buang buang waktu lagi kalau sudah tiba di Subang. Ada banyak pemandangan hijau sawah dan penduduk yang ramah akan menyambut dengan penuh kekeluargaan.