Indramayu-Net26.id – Menjelang hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, 17 Agustus 1945, pendidikan masih memerlukan perhatian serius sebagai bahan refleksi.
Kamis, 4/8/2022, di sepanjang jalan Cirebon Indramayu, masih terdapat pemandangan serombongan anak pulang sekolah duduk di atas kendaraan umum. Di samping, terdapat pula anak anak sekolah yang naik kendaraan sepeda motor tanpa alat pendukung keselamatan dan dilengkapi dengan plat nomor.
Latar Belakang Sosial
Perhatian keselamatan siswa siswa sekolah tersebut memang bisa lepas dari kontrol orangtua dan paraguru di sekolah. Mengingat, desa desa di sepanjang pantai utara Pulau Jawa ini dikelilingi oleh ladang ladang persawahan. Mereka adalah parapetani yang sibuk bekerja di sawah.
Secara normatif, pendidikan adalah amanat dari Undang Undang Dasar 1945. Regulasi dan anggaran peruntukan pendidikan tidak kecil. Di sejumlah kota dan kabupaten di Indonesia, pengadaan kendaraan khusus sekolah seperti Bus Sekolah sudah berjalan baik. Namun, tidak menutup mata, bila di sebagian daerah pun ada yang belum memiliki fasilitas layanan kendaraan antar jemput untuk anak anak peserta didik.
Pendekatan Budaya
Pesantren dapat menjadi solusi dalam masalah pendidikan nasional saat ini. Karena, pesantren adalah lembaga pendidikan berbasis budaya yang menghidupkan agama dan menumbuhkan karakter anak didik. Pesantren tidak bisa dipandang lagi sebagai lembaga pendidikan yang terbelakang. Pesantren sudah terbuka untuk menyambut program program pemerintah. Dengan infrastruktur seadanya pesantren merupakan lembaga pendidikan pilihan dalam merespon kekurangan kekurangan fasilitas pendidikan di Indonesia seperti adanya asrama tempat tinggal dan kehidupan budaya.
Keterlibatan orangtua dan perhatian yang masih kurang dapat diminimalisir melalui program program pendidikan pesantren.
Sistem sekolah yang memisahkan antara pendidikan umum dan khusus (diniyah) memang memerlukan renungan bagi masyarakat desa. Karena, pendidikan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan keterlibatan orangtua, guru, dan anak peserta didik.
Pondok Pesantren Herman Untari yang terletak di Kabupaten Indramayu adalah di antara lembaga pendidikan yang menyediakan fasilitas fasilitas lengkap untuk pembinaan parasantri penghapal Al Quran yang akan menerima 100 orang santri angkatan pertama. Menyusul panti asuhan yang sudah berjalan. Program tahfidh tersebut akan disinergikan dengan pendidikan umum dengan persiapan tenaga tenaga terampil melalui Balai Latihan Kerja yang diprakarsai oleh H Cecep. Ir H Sri Budiharjo Hermawan mewakili keluarga sebagai anak tertua menyambut gagasan dalam rangka memelihara niat baik yang sudah tertanam sejak lama. Dengan program tahfidh dan pelatihan kerja, menjadi alternatif baik bagi pengelolaan pendidikan di Indonesia.