Indramayu-Net26.id – Ketua Majelis Mujahid NKRI Indramayu, H Cecep, Kamis, 4/8/2022, secara aklamasi membentuk kepengurusan dan memimpin rapat sosialisasi program. Dalam laporannya, H Cecep menjelaskan kerjasama yang akan dibangun dengan Yayasan Mutiara Dunia diantaranya, pertama, adalah program pesantren anak anak para narapidana. Pesantren tersebut membuka program tahfidh Al Quran. Rumah kiai, asrama lengkap, dan musholla sudah disediakan. Tinggal pengasuh pesantren dan ustad ustad yang akan diupayakan melalui kerjasama Majelis Mujahid NKRI.
Kedua, balai latihan kerja untuk menampung pengangguran dan eks narapidana yang berada di Kabupaten Indramayu. Ketiga, program kejar paket pendidikan. Majelis Mujahid NKRI telah mempersiapkan bidang bidang yang dibutuhkan diantaranya adalah pendidikan, ekonomi, media online, dan penguatan ideologi Pancasila. Dari 313 desa dan 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu, H Cecep telah menyiapkan “stakeholders” yang sesuai dengan bidang masing masing. Mereka adalah kiai kiai dan guru guru ngaji yang tidak terkenal, tapi siap berjihad secara ekonomi untuk memberantas kemiskinan dan pembodohan di Kabupaten Indramayu. Sedianya, pada pelantikan pengurus Majelis Mujahid NKRI mendatang, H Cecep berharap Habibana wa Maulana Luthfi bin Yahya berkenan hadir dan dapat melantik parapengurus.
Sementara itu, Buya Uki Marzuki, selaku Sekretaris Umum Majelis Mujahid NKRI, mengawali penjelasannya tentang pembentukan Majelis Mujahid NKRI. “Mengapa Majelis ini harus ada?” tanyanya, “Majelis Mujahid NKRI tidak sama dengan ormas ormas dan lembaga lembaga lain. Sebab, Majelis Mujahid NKRI langsung berada di bawah Direktur Pencegahan BNPT. Secara legal, Surat Keputusan pembentukan langsung ditandangani oleh Direktur Pencegahan. Begitu pula, logo dan atribut BNPT yang digunakan.”
Dalam tugas dan praktiknya, Majelis Mujahid NKRI agar dapat merekrut banyak kalangan dari masyarakat yang bakal terlibat langsung. Sehingga Majelis Mujahid NKRI dapat membantu pemerintah dalam mencegah benih benih terorisme dan intoleransi yang bakal tumbuh di masyarakat. Sebab, Jawa Barat sudah menjadi zona kritis terorisme dan intoleransi.
Bagi Buya Uki Marzuki, “Maknai Majelis Mujahid NKRI sebagai satu kesempatan untuk mengabdi pada negara dan membuahkan karya dalam kehidupan sesuai bidang masing masing seperti di Garut bekerjasama dengan dinas pendidikan setempat dengan menurunkan ustad ustad pesantren ke sekolah sekolah. Yayasan Amal Al Biruni bekerjasama dengan BNPT dalam bentuk beasiswa penuh bagi mahasiswa.
Di kantor Indramayu ini dapat dibuat klinik kesehatan,” tegasnya. “Bagaimanapun ekonomi merupakan sumber terorisme dan intoleransi sehingga masyarakat dapat mudah diprovokasi.” Di samping itu, Majelis Mujahid NKRI juga bekerjasama dengan Asosiasi Paralegal Indonesia dalam melakukan pendampingan parakiai di desa desa agar melek hukum. Mereka dilatih dengan keterampilan praktik praktik hukum positif, sebab orang yang berurusan dengan polisi dan aparat penegak hukum tidak semuanya salah sehingga perlu dibangun komunikasi agar mengerti hukum.
Di akhir rapat, H Cecep menyatakan siap membentuk struktur kepengurusan Majelis Mujahid NKRI hingga ke tingkat RT dan RW.