
Kekompakan Kiai Kiai Pesantren Tebuireng dalam Menjaga Turats

Surabaya-Net26.id – Tanpa lelah lelah, segenap pengasuh dan masyayikh pondok pondok pesantren di sekitar Tebuireng “turun gunung” untuk menyapa santri santri alumni di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Aceh hingga Papua. Hal ini menunjukkan kematangan Pesantren Tebuireng di dalam membangun kesadaran dan soliditas organisasi sejak dini. Dalam beberapa kesempatan KH Fahmi Amrullah Hadziq, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Puteri, dan KH Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh Pesantren Tebuireng, mengungkapkan pentingnya “silaturahim”.

Sebagaimana disebutkan dalam buku Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng (Imron Arifin: 1993), sejak didirikan Majelis Tarbiyah wat Ta’lim (MTT), maka kekosongan kepemimpinan ulama di Pesantren Tebuireng dapat diatasi. MTT adalah organisasi yang diisi oleh santri santri senior yang mendapat tugas menjaga warisan (turats) di Pesantren Tebuireng. Sehingga dengan wadah MTT ini, sampai kapanpun, Pesantren Tebuireng tidak akan kehabisan stok ulama dan kiai. Karena, regenerasi dibangun secara tersistem.

Oleh karena itu, tampuk kepemimpinan pesantren dalam menjaga turats tersebut tidak mesti dari kalangan zuriyah Pesantren Tebuireng, melainkan melalui seleksi alam dan keistiqamahan santri santri senior. Meskipun, dalam persoalan manajerial kepesantrenan masih menjadi wewenang dari kalangan zuriyah. Keunikan ini menjadikan Pesantren Tebuireng selalu menjadi rujukan bagi pesantren pesantren lain dalam memajukan sistem dan manajamen pesantren.
Di samping itu, bagi kalangan santri sudah dibiasakan berorganisasi sejak dari lingkup kamar yang rata rata diisi oleh 20 sampai 30 orang santri. Mereka membuat aturan dan anggaran sendiri. Organisasi ini berjenjang hingga tingkat pondok pesantren. Begitu pula, organisasi organisasi daerah (Orda) menjadi pilihan altrenatif selain organisasi yang dibina oleh pesantren secara langsung. Maka, tidak heran, jika pada tingkat alumni muncul pula organisasi organisasi serupa semisal IKAPETE (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) dan IAMQ (Ikatan Alumni Madrasatul Quran).
Silaturahim demikian menurut KH Abdul Hakim merupakan jurus Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari dalam membangun kekuatan potensi pesantren. Tentu, silaturahim tersebut tak lupa dilanjutkan dengan “silaturuh” melalui media khatmil Quran, tahlil, sholawat, dan doa.
Minggu, 21/8/2022, ikatan santri dan alumni Madrasatul Quran dan Tebuireng sekitarnya wilayah Surabaya mengadakan rutinan majelis temu santri alumni. Acara ini diadakan di kediaman H Unis Haidar yang bertempat di jalan Platuk Dono Mulyo No. 72 Kecamatan Kenjeran, Surabaya Utara.
Acara rutinan majelis temu santri alumni ini diisi dengan beberapa kegiatan, meliputi khatmil Quran, istighasah, dzikrul falah, dan sholawat bersama. Banyak alumni dari berbagai pondok pesantren wilayah Tebuireng dan sekitarnya seperti Tebuireng, Madrasatul Quran, Walisongo, Darul Falah, Darul Hikam, Al Masruriyyah, Al Karimiyah, Al Farros, dan pondok-pondok di sekitar Pesantren Tebuireng lainnya.
Acara ini juga dihadiri oleh KH Fahmi Amrullah Hadziq selaku pengasuh PP Tebuireng Putri, KH Abdul Hadi Yusuf selaku pengasuh PP Madrasatul Qur an Tebuireng, dan Gus Irfan Yusuf selaku pengasuh PP Al Farros. Tidak hanya itu, terlihat juga alumni dari berbagai angkatan yang turut hadir mengikuti acara tersebut. Semua alumni sangat senang bisa bertemu kembali dengan teman teman mondoknya dulu. “Semoga acara tahunan ini dapat berjalan dengan lancar sampai tahun tahun berikutnya dan memperkuat tali slilaturrahim para santri alumni wilayah Tebuireng,” harap peserta acara tersebut.
Sementara itu, di tempat terpisah, salah satu santri senior PP Madrasatul Quran, KHM Fauzan Kamal, mengunjungi beberapa alumni di Sumatera Selatan dan Lampung. Dalam kunjungan tersebut, KHM Fauzan Kamal didampingi oleh KH Husnuddin Karim, alumni PP Madrasatul Quran sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Abdurrahman yang sudah tinggal menetap di Bungamas, Kabupaten Lahat.