Thoriqoh Shiddiqiyyah ternyata mempunyai program mengangkat kesejahteraan masyarakat pra sejahtera melalui pembenahan papan atau rumah tinggal. Kebutuhan manusia primer, sekunder, tersier. Pangan, sandang, papan adalah kebutuhan utama. Setelah pencukupan kebutuhan pangan dan sandang dengan pemberdayaan masyarakat sekitar di unit-unit usaha Shiddiqiyyah semisal usaha air minum kemasan Maaqo, hunian Hotel Yusro, pabrik rokok Sehat Tentrem, dan beberapa unit usaha lain, Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso Jombang memberikan tambahan kesejahteraan bagi masyarakat dengan program peningkatan papan yaitu rumah tinggal yang layak huni.
Fakta ini tentu mengejutkan banyak pihak. Dimana pemberitaan yang santer terhembus adalah isu miring pengurus Pondok Pesantren Shiddiqiyyah. Diimbuh dengan kabar burung yang beredar dari mulut ke mulut yang sulit dicari ujung dan pertanggungjawabannya.
Pelaksanaan program pembenahan papan atau rumah tinggal layak huni Shiddiqiyyah dilaksanakan sejak dua puluh tahun silam tepatnya tahun 2002 berjumlah 20 unit.
Cara yang dilakukan cukup unik dan kurang lazim namun menarik. Ribuan santri kalong atau santri yang tidak menetap di pondok Shiddiqiyyah dengan sukarela bergerak memantau dan mengevaluasi kondisi masyarakat sekitar maupun di luar daerah tempat mereka tinggal. Sembari berkomunikasi dengan pemerintah desa setempat untuk mendapatkan informasi tambahan. Yang dilanjutkan sesi tanya jawab dengan kandidat penerima bantuan. Sesi tatap muka dan tanya jawab dengan kandidat penerima bantuan ini dilakukan tersamar dengan tujuan tidak memberikan harapan. Karena sama sekali tidak mengetahui dirinya masuk dalam daftar, kandidat penerima bantuan tidak akan merasa kecewa apabila nantinya tidak terpilih.
Eksekusi pemberian bantuan dilakukan mendadak namun rapi. Penerima bantuan rumah tinggal layak huni Shiddiqiyyah (RTLHS) diberi penjelasan singkat dan dipindahkan ke lokasi sementara yang sudah dipersiapkan oleh tim RTLHS. Penerima bantuan tinggal di lokasi sementara sampai rumahnya selesai dibongkar dan dibangun kembali.
Sutinah (60) warga Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang mengenang. Empat tahun yang lalu dirinya sangat kaget saat tim RTLHS menyampaikan bahwa dia harus segera pindah ke rumah tetangganya karena rumahnya akan dibongkar. Keluarga Sutinah dan tetangga sekitar rumah tampak emosi mengetahui kabar rumah Sutinah mendadak akan dibongkar. Ketidakpercayaan dan kekuatiran menyelimuti perasaan mereka pada saat itu. Setelah menerima penjelasan dari tim RTLHS warga dan keluarga Sutinah pun berangsur lega. Berbeda pada saat acara penyerahterimaan. Tangis bahagia pecah seketika pada waktu pertama kali menapakkan kaki di lantai rumah barunya pada 17 Agustus 2018.
Disampaikan Pengurus Pusat Organisasi Dhilaal Berkat Rohmat Alloh Shiddiqiyyah (DHIBRA), Kushartono, bahwa sebagian besar tenaga pembangun dilaksanakan oleh relawan warga Shiddiqiyyah. “Teman-teman warga Shiddiqiyyah semangat memberikan keringat dan waktunya demi membantu sesama umat manusia yang kurang mampu.” terang Kushartono. Ditambahkannya, pada sebagian besar rumah layak huni yang dibangun Shiddiqiyyah dilengkapi dengan lampu bersaklar otomatis mengikuti terang gelapnya suasana.
Ribuan rumah tinggal layak huni Shiddiqiyyah (RTLHS) yang telah dibangun dan tersebar di 14 povinsi menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Organisasi Shiddiqiyyah (ORSHID), Jowo Herwanto, adalah perwujudan rasa syukur atas kenikmatan hidup di tanah merdeka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mensyukuri kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus dan memperingati berdirinya Negara Republik Indonesia 18 Agustus.