• Terbaru
  • Populer

NU, Muhammadiyah, dan Restorasi Meiji (I)

18 September 2022

Menerjemah Nilai Nilai Kemanusiaan August Strindberg di Indonesia

28 Januari 2023

Pedas! Anggota IKAPETE yang Tak Mau Berjuang di Masyarakat, Diminta Berhenti!

23 Januari 2023

Buya Syakur dan Buya Husein sebagai Tipikal Intelektual Timur dan Barat

11 Januari 2023

Keprihatin Buya Husein Muhammad pada Aspek Budaya

9 Januari 2023

Mazhab Syafi’i: Dari Mekah, Baghdad, hingga ke Mesir

27 Desember 2022

Mazhab Maliki: Dari Madinah, Damaskus, hingga ke Cordova

26 Desember 2022

Alumni Tebuireng Serukan Khatmil Quran pada Haul Gus Dur

19 Desember 2022

Memaknai Desember Bulan Gus Dur

6 Desember 2022

Merubah Tradisi Ilmiah yang Sebenarnya Tak Baru

4 Desember 2022

Bekejai, Tradisi Gotong Royong dalam Adat Pernikahan

25 November 2022

Ketika Perlu Membaca Novel Tanpa Pengantar

21 November 2022

Kebutuhan Manusia terhadap Indeks Referensi

17 November 2022
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Minggu, 5 Februari 2023
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Nasional

NU, Muhammadiyah, dan Restorasi Meiji (I)

Net26 Ditulis oleh Net26
18 September 2022
dalam Nasional
A A
208
VIEWS

Restorasi Meiji (1866-1869) yang diprakarsai oleh Kaisar Meiji merubah arah sejarah suku-bangsa Jepang untuk memodernisasi diri. Hal ini terjadi setelah masa pemerintahan penuh intrik yang dikuasai oleh para-Shogun berakhir. Shogun adalah panglima kekaisaran Jepang yang mengambil peranan cukup penting dalam melemahkan kaisar. Sejak Abad ke-12 hingga abad ke-19, Kekaisaran Jepang di bawah pengaruh para-Shogun ini menerapkan kebijakan “defensif” menutup diri (sakoku) dari pengaruh asing.

Meskipun, kaisar pada masa para-Shogun tersebut masih berkuasa, namun konflik internal dan korupsi tidak dapat dicegah. Walhasil, Kaisar Meiji membuka kran bagi pelabuhan pelabuhan di Jepang untuk dikuasakan asing.

ArtikelLainnya

Umat Islam Bukan Komoditas Politik Praktis

15 September 2022
220

Amplop Kiai dan Korupsi

25 Agustus 2022
219

Silaturahim, Jurus Temu Alumni ala Mbah Hasyim

22 Agustus 2022
271
Net26.id - Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah

Fakta Miris Rumah Tinggal Layak Huni Shiddiqiyyah

22 Agustus 2022
370

Dampak dari hasil Resolusi Meiji adalah, pertama, berakhirnya masa feodalisme (penguasaan atas tanah) dan diganti dengan sistem administrasi, kedua, Jepang kemudian berhasil merumuskan konsep Undang Undang seperti di negara negara Eropa, ketiga, Jepang dari agraris menjadi negara industri, keempat, dari  suku-bangsa terbelakang menjadi maju, kelima, memfasilitasi transportasi dan komunikasi untuk memperlancar aktivitas aktivitas sosial dan ekonomi, dan keenam, Jepang memiliki kekuatan militer terkuat dan termodern di Asia pada awal abad ke-20.

Di samping menyisakan efek efeks negatif seperti hilangnya hak hak tradisional bagi kalangan daimyo (tuan tanah) dan kalangan samurai, Jepang tampil sebagai negara imperialis pada Perang Dunia II, dan berhasil menduduki China (1931), Korea (1930), Hongkong dan Indonesia (1942).

Namun, yang sering menjadi catatan pengamat budaya dan ekonomi, Jepang terbilang cepat bangkit dalam keterpurukan, terutama pada setelah peristiwa bom atom 1945.

Mempertanyakan Konsep Bernegara

Muncul pertanyaan dari kesiapan suku-bangsa Indonesia dalam membentuk negara dari sebagian kalangan. Sebab, hingga Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Hatta menyatakan “kemerdekaan bangsa Indonesia”. Begitu pula, Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, menyebutkan: “Tanah air yang satu”, “Bangsa yang satu”, dan “Bahasa yang satu”. Tidak menyebutkan “Negara yang satu”.

Dari pertanyaan tersebut, setidaknya, dapat dipahami: titik tolak analisis sejarah Indonesia selalu diawali dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebelum tanggal tersebut, belum ada Indonesia, bahkan bangsa Indonesia. Yang ada adalah negara negara berdasarkan kesukuan dan wilayah di satu sisi, sementara Pemerintah Hindia Belanda dan Pemerintah Pendudukan Jepang di sisi yang lain.

Memang, pada saat itu, masalah bangsa Indonesia menjadi prioritas untuk menegaskan identitas kebangsaan dan mengikis habis sekat sekat perbedaan. Namun, bukan berarti konsep negara tidak sama sekali dibicarakan. Meskipun, pada proses berikutnya, konsep konsep tersebut mengalami “masa uji berlaku” seperti rancangan rancangan yang menjadi agenda agenda politik di meja meja perundingan berikutnya dan pemberontakan pemberontakan yang tidak sevisi mengenai bentuk dan konsep negara tersebut.

Secara referensial, konsep bernegara tersebut sudah menjadi bahan pembahasan ulama ulama tradisional yang memiliki kepedulian berbangsa dan bernegara. Hal ini dibuktikan dengan hasil Muktamar NU di Banjarmasin pada 1936, kemudian Muhammadiyah dengan membentuk Majelis Tarjih pada 1939.

Tentu, tradisionalisme Indonesia berbeda dengan tradisionalisme Inggris atau Jepang di dalam merespon modernitas. Inggris dan Jepang di satu sisi masih mempertahankan sistem tradisional kekaisaran (kingdom), sementara tradisionalisme di Indonesia didorong oleh semangat dakwah dan antikolonialisme sehingga meninggalkan tradisionalisme seperti yang berlaku di Inggris dan Jepang di sisi yang lain.

Mengapa Muhammadiyah masuk ke dalam kategori tradisional dalam pembahasan ini. Pertama, semangat pembaharuan yang diusulkan oleh Muhammadiyah untuk kembali kepada al Quran dan hadis yang merujuk kepada tradisi Islam pada masa awal ketika di Mekah dan Madinah. Kedua, kultur masyarakat warga Muhammadiyah tidak sedemonstratif seperti yang dilakukan oleh kalangan warga Salafi-Wahabi yang mengabaikan referensi referensi keislaman dari masa kerasulan Muhammad saw hingga 200 tahun setelahnya yang dikenal dengan sebutan tradisi Salaf atau Salafiyah. Dan, ketiga, modernisasi pendidikan yang dilakukan oleh Muhammadiyah, terutama di Yogyakarta, adalah dalam rangka menghadapi kemajuan sekolah sekolah bentukan Pemerintah Hindia Belanda dan nonmuslim. Kemajuan modernitas pada Muhammadiyah sama seperti capaian yang diraih dan dilakukan oleh Mesir dan Turki dalam mereformasi administrasi dan birokrasi lembaga lembaga pendidikan.

Tag/kata kunci: Kaisar MeijiMuhammadiyahNUProklamasiRestorasi Meiji
Artikel sebelumnya

Revolusi Mental yang Tanggung! (II)

Artikel berikutnya

Prof Azyumardi dan Hak Hak Belajar Santri

Net26

Net26

Artikel Lainnya

Shiddiqiyyah Bangun 1167 Unit Rumah Layak Huni

Net26.id - 1167 Unit Rumah Layak Huni Dari Shiddiqiyyah 01
21 Agustus 2022
252

Keluarga besar Thoriqoh Shiddiqiyyah se-Indonesia membangun Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia dan menggelar upacara dua kali pada bulan Agustus 2022 ini. Kegiatan...

Selanjutnya

Republik Indonesia Tidak Pernah Dijajah

Net26.id - 17 Agustus Adalah Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia
21 Agustus 2022
243

Ada sebuah kebiasaan yang salah letak keliru pasang yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang umumnya menyebut frasa 17 Agustus Hari Kemerdekaan...

Selanjutnya

Sosial Kapital, “Never Ending” Pesantren

10 Agustus 2022
211

Pada Haul KH Zainuddin Djazuli di Pesantren Plosomojo, Kediri, Buya Said Aqil Siroj menyebutkan potensi besar yang dimiliki oleh pesantren, berupa...

Selanjutnya

Pesantren: Subkultur yang menjadi Perhatian

6 Agustus 2022
208

Untuk menulis lembaga pendidikan secara umum dan macam macamnya, maka ditulis menjadi "pendidikan Islam". Sementara pesantren memiliki ciri khas tersendiri dengan...

Selanjutnya

Sosialisasi Program dan Pembentukan Majelis Mujahid NKRI

4 Agustus 2022
218

Indramayu-Net26.id - Ketua Majelis Mujahid NKRI Indramayu, H Cecep, Kamis, 4/8/2022, secara aklamasi membentuk kepengurusan dan memimpin rapat sosialisasi program. Dalam...

Selanjutnya

Buya Uki: Pesantren Mati Karena Tidak Ada yang Istiqamah

1 Agustus 2022
203

Indramayu-Net26.id - Perkembangan sebuah pesantren sering mengalami pasang surut, karena biasa tergantung pada satu sosok figur. Hal ini menjadi perhatian serius...

Selanjutnya

Launching Kopi Dingin, Hj Eti Herawati Harapkan UKM Tumbuh Signifikan

31 Juli 2022
206

Cirebon-Net26.id - Penggerak usaha mikro kecil menengah (UMKM) nasional, Buya Uki Marzuki, memandang Cirebon akan menjadi ikon budaya yang signifikan. Hal...

Selanjutnya

Buya Uki: Kopi Dingin Hindari Dehidrasi di Kota Cirebon

31 Juli 2022
206

Cirebon-Net26.id - Hadir di Kota Wali Cirebon akan disajikan oleh suguhan khas atas keragaman. Keragaman itu tidak saja berupa suku-bangsa saja,...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Prof Azyumardi dan Hak Hak Belajar Santri

Hukum Berfantasi dengan Kuda Jantan

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Pengunjung

  • 42,334

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • Bahasa Indonesia ID
  • English EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
Bahasa Indonesia ID English EN
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply