Ancaman kelangkaan pangan dan sumberdayanya sedang mengancam dunia akibat dari perang berkepanjangan yang belum usai. Tanpa disadari, siap atau tidak, ketahanan pangan harus segera disiapkan. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat, pesantren menjadi salah satu aset bangsa yang harus berpartisipasi dalam menggalakkan ketahanan sumberdaya pangan berserta kelengkapannya. Dan akan membawa arah kesiapan nasional untuk melakukan upaya upaya preventif di dalam menghadapi krisis pangan global yang tidak pandang bulu.
Pesantren sebagai subkultur dan memiliki entitas tersendiri memiliki peran tersendiri, terutama di dalam menjaga ketahanan pangan melalui koperasi dan gerakan gerakan peduli sosial. Oleh sebab itu, diperlukan kerjasama dan kesiapan untuk menjadikan pesantren sebagai garda depan dalam menghadapi krisis ketahanan pangan tersebut melalui sebuah gerakan berskala nasional, berupa Gerakan Nasional Pesantren Sembada. Diharapkan dari gerakan ini dapat melibatkan potensi potensi di sekitar pesantren agar sama sama membangun sebuah lumbung serta menumbuhkan ekonomi masyarakat secara kreatif dan produktif.
Program ini digerakkan oleh kader kader potensial yang disediakan oleh kalangan pesantren itu sendiri dengan melibatkan lembaga lembaga dan tenaga tenaga profesional melalui kerjasama berkesinambungan. Melihat jumlah pesantren yang terdaftar saat ini tidak kurang dari 36.000 pesantren, maka hal ini perlu dikonsepsikan secara matang sehingga arah gerakan tersebut dapat dilakukan secara terencana, terprogram, dan tepat sasaran. Tentu, Gerakan Nasional Pesantren Sembada tidak dapat bekerja sendiri tanpa melibatkan banyak pihak yang saling mendukung. Melalui gerakan ini, semoga akan tercipta masyarakat yang mampu mewarisi cita cita leluhur di dalam menjaga keharmonisan.
Adapun langkah langkah yang menjadi titik tolak dari pergerakan ini adalah: (1) menjadikan usaha usaha pesantren sebagai subjek atau pelaku ekonomi global; (2) menciptakan pesantren sebagai lumbung ketahanan perekonomian nasional, dan (3) melakukan kerjasama ekonomi dengan lembaga lembaga profesional di bidangnya, para pengusaha, dan dukungan positif dari pemerintah. Sehingga dapat tercapai target dan tujuan sebagaimana: (1) menjadikan usaha usaha pesantren sebagai garda depan ekonomi nasional; (2) membangun sebuah nomeklatur pesantren yang berbasis lingkungan dan masyarakat; (3) mengembangkan kerjasama antara usaha usaha pesantren dengan lembaga lembaga pendamping profesional, perusahaan perusahaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan demikian, upaya ini akan dibangun secara maksimal dengan mengukur kemampuan sendiri secara berdiri kari.