Indramayu-Net26.id Senin, 16/5/2022. Jika ada kesan kiai tidak boleh diatur, nah, berbeda dengan yang ini. Pesantren Tebuireng membalik asumsi tersebut. Justeru, paramasyayikh merelakan diri untuk diatur. Menyitir satu ungkapan, KHA Musta’in Syafiie menyebutkan:
الضيف كالميت
Tamu itu (selayaknya) seperti mayat.
Sebab, kalau sudah diundang dalam satu hajatan, maka tamu mengikuti apa kata tuan rumah katanya.
Aksi Turun Gunung
Aksi turun gunung yang dilakukan oleh paramasyayikh Pesantren Tebuireng ini bukan sesuatu yang baru, melainkan sudah tradisi secara turun temurun. Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari dipandang layak pada zamannya untuk memimpin organisasi Nahdlatul Ulama (NU) karena memang senang mengamalkan hadis Rasulullah Saw bab silaturahim. Dari silaturahim tersebut, jalinan organisasi kuat secara emosional.
Pada kapasitas masing-masing, setiap santri Pesantren Tebuireng tentu sudah memiliki bekal yang cukup untuk mandiri dan berkiprah di masyarakat asalnya. Setiap saat, setiap ada kesempatan, mereka bisa saja kembali ke Pesantren Tebuireng untuk sowan melakukan silaturahim dengan paramasyayikh. Begitu pula sebaliknya, paramasyayikh dapat saja dengan wewenangnya untuk menimbali parasantri untuk menghadap.
Tapi, itu dinilai kurang efektif. Karena, tidak melibatkan orang banyak. Hanya memenuhi kebutuhan pribadi semata. Dalam berorganisasi, dibutuhkan konsesi imbal balik dialektis di antara kedua belah pihak. Di satu sisi, paramasyayikh di setiap daerah mampu menyerap perkembangan dan masukan pengalaman. Sementara di sisi lain, ada gairah dari parasantri untuk berupaya meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Sehingga, dengan demikian, silaturahim menjadi sangat penting.
Manfaat Silaturahim
Hari-hari besar umat Islam menjadi seperti Maulid Nabi, Isra Miraj, dan Halal bi Halal adalah momen yang paling baik untuk menjalin tali silaturahim. Maka, tidak heran, jadwal KH Abdul Hakim Mahfudz, KH Fahmi Amrullah Hadziq, serta KHA Mustai’in Syafiie misalnya sudah padat diatur untuk memenuhi undangan paraalumni Pesantren Tebuireng di berbagai daerah.
Pada kesempatan di Indramayu, Minggu, 15/5/2022, KH Fahmi Amrullah Hadziq menjelaskan pentingnya silaturahim. Dia berniat untuk bersilaturahim ke setiap kunjungannya.
Baginya, “Tidak akan masuk surga walaupun sholatnya itu ribuan rekaat. Walaupun mungkin puasanya ratusan hari. Tapi ketika dia masih memutus silaturahim, maka ibadahnya itu menjadi sesuatu yang sia-sia. Maka menyambung silaturahim ini menjadi salah satu افضل القرآن. Bahkan, Kanjeng Nabi, banyak hadis yang menerangkan: “Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya….”, “Barang siapa yang ingin dipanjangkan usianya….”, “فليصل الرحمة”, maka sambunglah silaturahim.”
“Saya pertama ya mikir,” ungkapnya, “kok, silaturahim itu meluaskan rizki. Nah, gampangnya gini, orang yang silaturahim, banyak yang disilaturahimi, otomatis banyak relasinya. Ya, banyak relasi. Siapa tahu orang yang kita kunjungi, kita silaturahimi menjadi washilah Allah berikan rizki lewat orang yang kita kunjungi, orang yang disilaturahimi.”
Demikian banyak manfaat silaturahim diantaranya adalah kalau seseorang sering pergi silaturahim ia akan merasa senang. Kalau hati senang, maka akan meningkatkan imunitas tubuh. Di samping, malaikat Izrail tidak akan menemuinya di rumah. Setiap dicari di rumah, tidak ada. Kecuali, kalau ketemu di jalan. Apes! Guyon KH Fahmi Amrullah Hadziq.
Dan, satu hal penting, manfaat besar dari silaturahim paramasyayikh Pesantren Tebuireng ke berbagai daerah adalah untuk membangunkan santri-santri yang tidur.