Pembaca yang terhormat dan baik hati. Kita sudah mengulas sedikit tentang konsep Tauhid All Af’al (meng-Esa-kan) Allah dalam setiap gerak gerik dan perbuatan hamba) dari Maulana Syekh Muhammad Nafis Al Banjari Rahimahullah. Sekarang kita mencoba mengulas Tauhid Al Asma’ (meng-Esa-kan Allah dalam setiap nama-Nya). Menurut Syekh Nafis, semua nama yang ada di alam semesta ini, apakah itu nama manusia, malaikat, jin, hewan, tumbuhan, dan lain lain; semuanya pada hakikatnya merupakan perwujudan dari nama nama Allah. Inilah hakikat. Logikanya begini: setiap nama pasti ada yang dinamai (al musamma). Nah, setiap yang dinamai ini pasti memiliki wujudnya sendiri yang disebut oleh Syekh Nafis sebagai Wujud Al Musamma. Setiap wujud makhluk pada hakikatnya adalah wujud nyata (mazhar) bagi Zat Allah.
Dalam hal ini, Syekh Nafis melansir dua teori tentang ilmu hakikat. Pertama, teori “memandang yang banyak sebagai Yang Satu” (Syuhud Al Katsrah fi Al Wahdah); dan kedua, teori: “memandang Yang Satu di dalam yang banyak” (syuhud Al Wahdah fi Al Katsrah). Secara akademis, teori ini menarik dan penting untuk terus didiskusikan.
Dalam kitab Addur Al Nafis ini Syekh Muhammad Nafis ada mengutip pendapat Syekh Abdullah Al Hijazi Al Mishri di mana Al Hijazi berpendapat bahwa: “Apabila Allah telah menampakkan Zat-Nya pada seorang hamba melalui nama-Nya, maka sang hamba akan melihat bahwa seluruh alam semesta ini berubah menjadi mazhar Allah atau wujud nyata keberadaan Allah.”
Dalam hal memandang keberadaan Allah ini, Syekh Nafis mengutip ayat: fa-aynama tuwallu fa-tsamma wajhullah; ke mana pun engkau arahkan wajahmu, hatimu, dan akalmu, maka yang engkau temui adalah Zat Allah.
Oleh karena itu, Syekh Nafis menganjurkan kepada kita agar senantiasa melatih diri untuk memandang dengan mata kepala dan mata hati akan keberadaan Zat Allah ini. Caranya, setiap nama kita kembalikan kepada Allah. Setiap nama tidak berdiri sendiri, karena ia berasal dari Allah jua. Semua nama yang ada pada makhluk dusebut Syekh Nafis sebagai khayal alias tidak nyata adanya. Yang nyata hanya satu, Allah Swt. Wallahu A’lamu Bisshawab.