Potensi sumberdaya manusia di era industri 5.0 tentu berbeda dengan era industri sebelumnya yang mengutamakan “skill”. Selain skill, di era industri 5.0 ini dibutuhkan jejaring (networking) yang luas. Hubungan antara manusia global lebih diutamakan apalagi bila dilihat dari topografi Kota Lubuklinggau yang berkembang pesat. Kota Lubuklinggau tidak bisa menjadi jalur perdagangan yang pesat karena jauh dari garis pantai, juga menjadi kota pertambangan karena memang tidak memiliki sumberdaya alam. Maka, mau tidak mau, Kota Lubuklinggau harus terus berinovasi untuk menjaga eksistensi, diantaranya dengan meningkatkan mutu dan program pendidikan.
Di masa dekat ini, sebagaimana telah banyak dibicarakan oleh berbagai kalangan, tenaga-tenaga manusia akan kurang dipekerjakan. “Teller Bank” akan banyak diganti dengan mesin. Begitu pula layanan jasa parkir atau pintu tol. Sehingga tenaga-tenaga manusia tersebut memerlukan pemanfaatan dan alternatif-alternatif baru seperti membangun jejaring.
Salaf sebagai Fondasi
Imam Al Ghazali (wafat 1111 Masehi) di dalam kitab besarnya, Ihya Ulum Al Din, tidak membagi keilmuan sebagaimana dipahami oleh orang-orang Belanda yang sekuler. Sekolah-sekolah Belanda dahulu yang berlanjut hingga sekarang masih membedakan antara ilmu umum dan ilmu agama. Sehingga kalau belajar di pesantren dianggap tidak belajar ilmu umum, begitu pula sebaliknya apabila belajar di sekolah umum dianggap tidak belajar ilmu agama.
Padahal, hakikatnya, ilmu itu terbagi pada fardhu ‘ain dan fardhu kifayah.
Yang dimaksud dengan ilmu fardhu ‘ain ini adalah ilmu untuk mengenal Allah Taala dan rahasia-rahasiaNya. Ilmu yang menjadi wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya. Sementara yang dimaksud dengan ilmu fardhu kifayah adalah ilmu yang tidak wajib apabila sudah ada yang mempelajarinya.
Berangkat dari sini, Pondok Pesantren Al Furqon Lubuklinggau memerlukan diri untuk tetap berdiri teguh di atas pondasi dari khazanah ulama-ulama Salaf Al Shalih dalam tradisi belajar. Sehingga dengan mengambil teladan ulama-ulama Salaf Al Shalih menjadi sangat penting, karena pada masa itulah masa keemasan umat Islam.
Adapun kemodernan adalah ciptaan manusia yang dapat dicapai apabila mampu membangun pribadi muslim yang baik, jejaring, dan berkreasi sendiri.
Mengingat hubungan hidup sehari-hari pribadi seorang muslim tidak bisa terlepas dari perannya sebagai hamba Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Adz-Dzariya ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Maka, pribadi muslim tersebut akan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, jika mampu membangun tatanan sosial yang tertib dan lebih baik di lingkungannya.
Dengan demikian, pencapaian keshalihan pribadi seorang muslim tidak saja cukup hanya dengan menjalankan ibadah yang dikenal saja, namun ada ibadah dalam bentuk lain yang tidak kalah penting seperti membangun hubungan baik.
Pesantren Mahasiswa
Di kota Lubuklinggau terdapat beberapa kampus perguruan tinggi. Tiap-tiap mahasiswa yang berasal dari luar kota biasanya akan mengontrak tempat tinggal. Tentu, dengan biaya yang relatif tinggi.
Pondok Pesantren Al Furqon yang beralamat di Jalan Sejahtera, Kelurahan Tabajemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau itu di samping menyediakan tempat tinggal yang relatif murah, berlokasi tidak jauh dari kampus, juga menciptakan suasana kekeluargaan dalam belajar.
Pada tingkat dasar dan menengah telah disiapkan pola pendidikan baca Al Quran dan kitab-kitab kuning dengan standar mumtaz (istimewa) sebagai bekal untuk melanjutkan studi-studi di perguruan tinggi. Sementara di tingkat tinggi, Pondok Pesantren Al Furqon membuka “link”, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Link tersebut berupa program-program kerjasama belajar (beasiswa) maupun usaha-usaha inovasi bisnis dan ekonomi.
تقبل الله منا و منكم وصيامنا وصيامكم من العائدين والفائزين وكل عام وانتم بالف خير