• Terbaru
  • Populer

Lemahnya Pesantren di Muka Sekolah Sekolah Umum

30 Agustus 2022

Menyela Humor dalam Kehidupan

3 Desember 2023

Ketika Kuda Besi kembali Dipacu

16 November 2023

Redefinisi Pesantren sebagai Subkultur

21 Agustus 2023
Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2023

Bagaimana Tirakat di Musim Sulit

15 Agustus 2023

Antara Kepintaran dan Adab dalam Sistem Pendidikan

12 Agustus 2023

Lompatan Besar Mendalami Tafsir Al Quran

5 Agustus 2023

Pondok Pesantren Darul Ulum Sembada Beras 

2 Agustus 2023

Prasasti Cunggrang, Penanda Lahirnya Kabupaten Pasuruan

1 Agustus 2023

Gerai dan Pesona Kopi Abah

1 Agustus 2023

Taman Pendidikan Al Quran Ahmad Baidlowi

1 Agustus 2023

Pada Siklus Pemberdayaan yang Semestinya

31 Juli 2023
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Senin, 11 Desember 2023
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Pendidikan dan Wisata

Lemahnya Pesantren di Muka Sekolah Sekolah Umum

Muhammad Sakdillah Ditulis oleh Muhammad Sakdillah
30 Agustus 2022
dalam Pendidikan dan Wisata
A A
219
VIEWS

Sejak zaman Polemik Kebudayaan, cemooh terhadap tradisi dan pesantren santer terdengar. KHA Wahab Chasbullah-ketika mendirikan partai-tak luput dari cercaan sinis. “Mana bisa orang pesantren membikin partai?” kira kira demikian cemooh saat itu, karena KHA Wahab Chasbullah menyatakan keluar dari Partai Masyumi. Begitu pula, tak segan segan Sutan Takdir Alisyahbana (STA) meminta agar meninggalkan tradisi dan budaya sendiri. Modern adalah jawaban atas kemunduran bangsa Indonesia di mata bangsa bangsa asing. “Kita tak bisa hidup seperti pada zaman zaman Borobudur dan Prambanan,” demikian, kira kira. Selengkapnya dapat dibaca pada Polemik Kebudayaan.

Dalam banyak hal, M. Nurcholish Madjid (Cak Nur) banyak menyoroti perkembangan politik dan budaya di Turki dan Jepang. Di satu sisi, Turki “dianggap maju” karena telah meninggalkan tradisi mereka seperti pendidikan madrasah. Terlepas, apakah Kemal Attaturk dari kalangan Yahudi atau bukan yang memelopori Turki Muda untuk merebut kekuasaan Kaisar, yang jelas Turki telah menjadi negara yang “modern” dari segi birokrasi dan militer. Sebaliknya, kemodernan Jepang karena bertahan pada tradisi mereka dengan kukuh. Jepang juga maju di bidang militer dan teknologi dengan tanpa mengabaikan tradisi kerajaan mereka.

ArtikelLainnya

KHA Syakir Ridlwan Lc, MHI, Dr. KHA Musta’in Syafi’ie, M. Ag, KH Abdul Hadi Yusuf, S.H, KH Abdul Hakim Mahfudz, KH Abdul Ghoffar Yusuf

Hafalkan Al Quran, Pahami, dan Amalkan Semampunya (I)

20 September 2022
262

Di Balik Omong Kosong Tentang Peradaban

31 Agustus 2022
240

Guru yang Tak Lagi Mencerdaskan Muridnya?

17 Agustus 2022
218

Profil Pondok Pesantren Khoirul Huda Sagalaherang

5 Agustus 2022
304

Keheranan justru muncul, ketika pendidikan madrasah di Turki ditiadakan, pesantren di Indonesia masih tetap mampu bertahan. Terutama, dalam meregenerasi ulama. Meskipun, tidak sedikit muncul kelompok kelompok modernis dan fundamentalis “modern” yang turut meminggirkan pesantren dengan isu isu agama mereka yang sumir. Walhasil, kemodernan yang mereka capai dan raih adalah “kelangkaan ulama”. Tidak ada stok ulama yang dihasilkan dari kerja kerja modernisasi mereka.

Dan, ketika modernisme mulai ditinggalkan di tempat kelahirannya sendiri, Barat, bahkan Arab Saudi mulai kembali kepada tradisi, kesadaran pada kemodernan itu, kalangan modernis dan fundamentalis mulai kehilangan arah di zaman yang tidak penuh dengan kepastian seperti saat ini. Kelemahan kelemahan pesantren di muka sekolah sekolah umum yang dipandang selama ini ternyata tidak memiliki alasan pasti. Problem problem karakter, budaya, dan moral telah menunjukkan wujud aslinya melalui korupsi, kriminal, dan ketimpangan ketimpangan sosial lainnya. Kemajuan di bidang birokrasi dan militer tidak menjamin kemajuan budaya.

Tag/kata kunci: kemodernanmodernpesantren
Artikel sebelumnya

Hidup Asep yang Ngairil (Bagian Dua)

Artikel berikutnya

Di Balik Omong Kosong Tentang Peradaban

Muhammad Sakdillah

Muhammad Sakdillah

A writer and culture activities.

Artikel Lainnya

Pendidikan Pesantren: Ketika Dunia Tak Lagi Fakultatif

11 Juli 2022
296

Jauh-jauh hari, Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, 1940-2009) menyebut pesantren sebagai "subkultur". Artinya, pesantren memiliki nomenklatur tersendiri sehingga membentuk miniatur budaya....

Selanjutnya

Kisah Singkat Motivasi Nderes dari Nyai Hanum Michmadhana

23 Juni 2022
364

Banyak santri yang tidak memahami arti murajaah atau nderes (bahasa Jawa). Apalagi kalau sudah menginjak status "penghapal" Al Quran. Sungguh berat...

Selanjutnya

Gus Eko Priyanto: Santri Milenial, Generasi Legends

23 Juni 2022
286

Keterbelakangan informasi, sosial, maupun budaya yang dulu dilekatkan kepada kalangan santri sepertinya hari ini sudah tidak lagi relevan. Mengingat, kemajuan ilmu...

Selanjutnya

Ponpes Al Furqon Dibangun di Atas Pondasi yang Kokoh

22 Juni 2022
261

Ada banyak nama lembaga pendidikan dan pesantren di Indonesia yang menggunakan nama Al Furqon. Namun, tiap lembaga tersebut sudah pasti memiliki...

Selanjutnya

Pak Ud: Sosok yang Sadar Literasi di Tebuireng

3 Juni 2022
348

Era tahun 1980-1990an adalah masa-masa puncak polemik pemikiran antara Pak Ud (KHM Yusuf Hasyim, 1929-2007) dan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid,...

Selanjutnya

KH Jumali Ruslan: Generasi Kiai Ahli Fiqh di Tebuireng

26 Mei 2022
521

Satu ungkapan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, 1940-2009) menyatakan: seorang ahli fiqh biasanya tidak mengajarkan kitab-kitab besar, tapi kitab-kitab kecil. Seorang...

Selanjutnya

Kang Nasir, Santri Tunanetra Penghafal Al Quran

26 Mei 2022
302

Lelaki itu, meskipun dengan tertatih dan meraba-raba, mencari posisi nyaman untuk mendaras Al Quran. Ia sudah hafal seluk beluk pojokan komplek...

Selanjutnya

Hidayatullah, Pesantren dengan Cabang Terbanyak di Indonesia

25 Mei 2022
1k

KH Abdullah Said (selanjutnya ditulis Kiai Abdullah, 1945-1998), seorang aktivis dakwah yang lahir di Makassar, berhasil membangun pesantren dengan cabang terbanyak...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Di Balik Omong Kosong Tentang Peradaban

Jamuniro: Istilah Kata yang Diberikan oleh Gus Mus

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Pengunjung

  • 62,463

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply