• Terbaru
  • Populer

Renungan Kuswaidi Syafiie: Menemukan Allah

6 Agustus 2021

Redefinisi Pesantren sebagai Subkultur

21 Agustus 2023
Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2023

Bagaimana Tirakat di Musim Sulit

15 Agustus 2023

Antara Kepintaran dan Adab dalam Sistem Pendidikan

12 Agustus 2023

Lompatan Besar Mendalami Tafsir Al Quran

5 Agustus 2023

Pondok Pesantren Darul Ulum Sembada Beras 

2 Agustus 2023

Prasasti Cunggrang, Penanda Lahirnya Kabupaten Pasuruan

1 Agustus 2023

Gerai dan Pesona Kopi Abah

1 Agustus 2023

Taman Pendidikan Al Quran Ahmad Baidlowi

1 Agustus 2023

Pada Siklus Pemberdayaan yang Semestinya

31 Juli 2023

Namun Sayangnya, Budaya Bukan Sebatas Pakaian Tradisional

31 Juli 2023

Kebahagiaan Harus Berjalan Wajar

30 Juli 2023
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Jumat, 22 September 2023
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Sejarah dan Sastra

Renungan Kuswaidi Syafiie: Menemukan Allah

Redaksi Ditulis oleh Redaksi
6 Agustus 2021
dalam Sejarah dan Sastra
A A
236
VIEWS

Aku mencarimu oh Tuanku

di seluruh alam raya.

ArtikelLainnya

Ketika Perlu Membaca Novel Tanpa Pengantar

21 November 2022
235

Masa Kegelapan Datang Diganti dengan Perang

15 November 2022
210

Sastra dan Pusat Peradaban di Nusantara

5 November 2022
213

Membaca Serat Gatoloco Secara Lebih Obyektif

23 Oktober 2022
251

Sementara di rumahku

Engkau senantiasa bertahta

Puisi di atas digubah oleh Maulana Jalaluddin Rumi (1207-1273) yang kemudian banyak dijadikan referensi oleh sufi-sufi setelah beliau. Baris-baris kalimat puitik itu menggambarkan tentang berlangsungnya pencarian spiritual yang dilakukan oleh mereka yang telah mengerti dan merasakan apa arti dari suatu dahaga ruhani.

Kesadaran tentang sangkan paran, tentang asal-usul sekaligus akhir dari segala sesuatu yang dalam terminologi keislaman dikenal dengan sebutan Allah, akan senantiasa menggerakkan siapa saja untuk melangkahkan kaki-kaki spiritualnya menuju “alamat” yang paling sakral tersebut.

Lewat sejumlah ritual yang telah dipaketkan oleh Allah SWT melalui sekian banyak ajaran yang diturunkan kepada nabi utusan terakhir, Nabi Muhammad SAW, orang-orang beriman senantiasa menyusuri berbagai macam kemungkinan untuk bisa semakin gamblang merasakan kedekatan dengan hadiratNya.

Mereka tidak hanya menggunakan hati yang merupakan antena spiritual untuk merasakan kehadiranNya lewat segala sesuatu, akan tetapi juga memfungsikan akal pikiran untuk merenungi peran-peran yang dimainkan oleh Allah SWT melalui apapun yang dikehendakiNya. Mereka mencari keagunganNya di langit, di bintang-gemintang, di rembulan, di mega-mega, di gunung-gunung, di sungai-sungai, di luas samudra raya, di mana-mana.

Karena seluruh makhluk yang bertebaran di alam semesta ini telah dipinjami wujud oleh hadiratNya, maka mustahil Allah SWT tidak memiliki sejumlah peran pada semua itu, seberapapun kadar dan prosentasinya. Dengan karunia ruhani yang dihidangkan oleh hadiratNya, melalui ketajaman mata batin (bashirah) orang-orang beriman itu pertama-tama akan menyaksikan energi-energi sekaligus perbuatan-perbuatanNya (af’alullah) pada apapun yang dipergoki, termasuk padi diri mereka sendiri.

Pada saat mereka mendapatkan tajallil af’al itu, tirai alam semesta akan tersingkap seketika. Ia tidak akan menjadi hijab lagi bagi mereka. Pada waktu yang bersamaan itu pula mereka akan merasakan puncak kenikmatan dari rasa tawakkal yang begitu anggun dan mempesona. Kenapa demikian?

Secara sufistik, jawabannya saya kira merupakan suatu kepastian. Yakni, ketika semua energi dan tindakan sudah disadari dan dirasakan bahwa sumbernya tidak lain adalah Allah SWT semata, orang-orang beriman itu akan betul-betul menyadari bahwa menciptakan rencana di luar rencanaNya, melambungkan kehendak yang tidak seirama dengan kehendakNya, memilih tujuan yang tidak sealur dengan tujuanNya, sesungguhnya sama saja dengan menabuh gendrang kesia-siaan, bahkan pengingkaran.

Itulah sebabnya tawakkal kemudian menjadi satu-satunya pilihan yang niscaya bagi mereka. Sayup-sayup tapi pasti, seakan terdengar sepotong sabda Nabi Muhammad SAW oleh pendengaran batin mereka: “Jaffatil aqlamu wa thuwiyatish shuhuf/ Pena-pena yang menulis segala takdir telah kering dan buku-buku yang mencatat takdir-takdir itu telah dilipat.”

Tawakkal dalam konteks ini bukan terutama dibangun di atas fondasi keyakinan terhadap hadiratNya, akan tetapi sepenuhnya meluncur dari suatu kesaksian (musyahadah) terhadap kemahakuasanNya yang tunggal tapi sekaligus menyebar ke seluruh partikel yang ada di seluruh jagat raya. Dan posisi kesaksian itu jauh berada di atas posisi keyakinan. Pada keyakinan itu masih terbentang adanya jarak. Sedangkan pada kesaksian jarak itu telah luruh dan lumat.

Ketika kesaksian spiritual itu bertahta di atas puncak bukit ruhani seseorang, dia akan menyaksikan sifat-sifat Allah SWT itu jauh lebih gamblang dan nyata dibandingkan dengan makhluk apapun yang paling empirik di dunia ini. Kenapa demikian?

Di hadapan bashirah seseorang yang telah tersucikan dari segala kabut kedunguan, dari lumpur dosa-dosa dan dari debu-debu kefanaan, alam semesta ini sungguh sangat temaram sebagaimana lisutnya bayang-bayang. Sementara sifat-sifat Allah SWT yang merupakan pangkal dari tindakan-tindakanNya jadi senantiasa bertahta dan beribu-ribu kali lipat jadi lebih memukau ketimbang apapun yang paling indah dari jibunan makhluk-makhluk yang begitu artifisial dan akan musnah oleh waktu ini.

Sekarang kaidah ketauhidan itu berubah menjadi terbalik: kalau dulu pada awal mula mempelajari ilmu ketuhanan dalam wacana keislaman ada adegium yang mengungkapkan bahwa adanya alam ini menunjukkan adanya Allah SWT. Kini lalu menjadi pernyataan bahwa adanya Allahlah yang menunjukkan adanya alam. Bahkan orang-orang makrifat dengan nada sedikit menyindir melontarkan selajur pertanyaan: sejak kapan Allah SWT itu menjadi samar sehingga dibutuhkan adanya makhluk untuk menunjuk kepada kemahaberadaanNya?

Sungguh sangat beruntung orang-orang makrifat yang merasa tidak terpisah sejenakpun dengan Allah SWT. Dengan demikian mereka berarti mendapatkan puncak segala kenikmatan sekaligus keindahan. Suatu kebahagiaan yang senantiasa bersemayam di kesunyian dan kesucian hati yang dalam puisi di atas disimbolkan dengan idiom tumah. Kenikmatan hakiki seperti itu tidak mungkin mereka tukar dengan apapun. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Penulis: Lora Kuswaidi Syafiie
Editor: Bagus Dilla
Artikel sebelumnya

Renungan Kuswaidi Syafiie: Kejayaan Islam

Artikel berikutnya

Metode Belajar dari Mbah K.H. Dalhar Munawwir

Redaksi

Redaksi

Artikel Lainnya

Ketika Ritual Seks Dilakukan di Kuburan

23 Oktober 2022
259

Hubungan Seks adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam prokreasi selain makan, merasa, dan berpikir. Namun, jarang menjadi perhatian sosial, bahkan...

Selanjutnya

Historiografi Nir-Sistematika Tasawuf

18 Oktober 2022
206

Kalangan sejarawan Indonesia sering mengambil data data faktual dalam menyajikan narasi sejarahnya. Dengan kata lain, tidak ada sejarah tanpa disertai bukti...

Selanjutnya

Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa (I)

4 Oktober 2022
232

Kerajaan Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa memiliki sejarah yang unik. Dari satu sisi, Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa terpisah secara genetik,...

Selanjutnya

Cara Pesantren Memakmurkan Diri

14 September 2022
219

Sejarah pesantren di Indonesia sama tuanya sejarah desa. Secara eksplisit, kehidupan di desa sudah tergambar dari naskah tua, Negarakertagama, karangan Mpu...

Selanjutnya

Menyingkap Kewalian Nabi Khidir as (Bagian Dua)

4 September 2022
275

Kasus pelanggaran HAM sangat sering terjadi, sehingga memelihara jiwa (hifdh al nafs) di dalam Islam menjadi salah satu tujuan Syariah (Maqashid...

Selanjutnya

Menyingkap Kewalian Nabi Khidir as (Bagian Satu)

3 September 2022
287

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada nabi nabi dan rasul rasul Allah yang lain, kedekatan Nabi Khidir as dengan parawaliyullah banyak...

Selanjutnya

Ketika Kau Sok Kenal dan Sok Dekat kepada Allah

2 September 2022
332

Dalam sebuah mimpinya, seorang waliyullah bernama Al Nafari mendapat Firman dari Allah: وعزتى وجلالى، ما أنا عين ما عرفه وأما أنا...

Selanjutnya

Catatan Ulang: Perihal Ketoprak Rainha De Japora

2 September 2022
233

Ketoprak adalah jenis seni-drama yang hidup di wilayah Mataraman, selain Ludruk yang berkembang di wilayah Jawa Timur (Jombang sampai Surabaya). Yang...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Metode Belajar dari Mbah K.H. Dalhar Munawwir

Mengenang Mbah Dalhar: Bahtsul Masa'il (bagian 1)

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Pengunjung

  • 57,810

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply