Maraknya kajian-kajian keagamaan dengan tema “sanad” cukup mengharu biru. Sehingga cukup membuat ramai dan tidak menutup kemungkinan terjadi polemik dan konflik yang berujung pada rebutan mushalla atau masjid. Karena agama, terjadi pula rebut-rebutan pengikut dan jamaah.
Pokok pertama sanad bermula dari Al Quran, mulai dari penghafalan sampai penulisan. Untuk menghindari kesimpangsiuran yang berkaitan dengan Al Quran sepeninggal Rasulullah Saw, Umar bin Al Khattab yang melihat banyak penghafal Al Quran yang gugur di medan pertempuran mengusulkan Al Quran perlu dibukukan/dikodifikasi. Lalu, Khalifah Abu Bakar saat itu membentuk sebuah tim panitia untuk melakukan verifikasi, mengumpulkan ayat-ayat Al Quran satu demi satu dari dada kaum muslimin saat itu. Begitu pula, pada susunan dan jumlah ayatnya. Dengan kata lain, setiap penggal ayat diverifikasi/diteliti betul sumbernya yang digali dari dada parapenghafal Al Quran.
Al Quran dari segi periwayatannya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya hingga sekarang.
Selanjutnya, Al Quran memerlukan penguatan dari segi tafsir makna-makna ayatnya melalui hadis atau sunnah. Adapun hadis ini tersebar begitu cepat dan meluas di negeri-negeri kaum muslimin. Maka, untuk memverifikasi diperlukan suatu ilmu yang lebih spesifik berupa “Takhrij Al Hadis”. Satu redaksi hadis diverifikasi antara satu dengan yang lain, selanjutnya diteliti pula siapa yang membawa hadis tersebut. Yang terakhir ini disebut dengan ilmu “Rijal Al Hadis”. Tokoh-tokoh yang memiliki kualifikasi di dalam meriwayatkan satu hadis.
Pensanadan Al Quran dan hadis ini tidak terlalu menjadi perselisihan besar, karena sejak awal sudah ada upaya penulisan, pembukuan, periwayatan, dan kodifikasi. Justeru, yang banyak menimbulkan polemik adalah ilmu tasawuf yang lahir belakangan, terutama dengan lahirnya thariqah-thariqah.
Kelahiran thariqah sebagai kanal-kanal tasawuf mungkin tidak akan pernah terjadi manakala stabilitas politik umat Islam tidak pernah jatuh sebagaimana Kota Baghdad pada 1258 Masehi. Karena, semua disiplin ilmu masih dalam satu tatanan otoritas yang terpusat. Namun, Allah Taala memberikan kuasaNya agar umat Islam tidak mengelompok di satu titik Kota Baghdad saja, melainkan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Kelahiran thariqah adalah keniscayaan untuk menghimpun spirit yang tercerai berai. Tidak semua umat Islam mampu dan setuju untuk menegakkan sebuah daulah politik mereka. Yang tidak setuju ini, mereka mendirikan khaniqah, zawiyah, ribath, gubah, meunasah, surau, langgar, atau bahkan pesantren. Namun, sebagai ajaran yang sifatnya rahasia, ada thariqah yang menulis silsilah sanadnya ada pula yang tidak, sebagai contoh adalah kesulitan Martin Van Bruinessen melacak jejak thariqah awal di Nusantara. Mengapa bisa terjadi hal demikian?
Karena, tidak semua harus tertulis. Kalaupun harus ditulis, benar-benar harus melewati uji verifikasi yang serius. Sarjana-sarjana belakangan ternyata tidak mau ribet-ribet, mereka membaca dan meneliti dari yang sudah jelas dan tampak diterima oleh masyarakat muslim pada umumnya. Mereka memandang budaya yang hidup tidak memiliki akar sejarahnya sehingga gampang dianulir, karena tidak tertulis itu. Padahal, thariqah yang diajarkan secara rahasia itu masih tetap hidup dan membudaya di kalangan masyarakat yang barangkali sudah tidak ada lagi rekam jejak sanadnya. Padahal, dari ruang yang mana mereka adalah juga seorang muslim.
Dengan demikian, jangan mudah menarik persoalan sanad pada hal-hal furu’iyyah, ranting, atau parsial. Sanad diperlukan pada hal-hal pokok saja. Hal-hal prinsip. Selebihnya, bisa dilakukan secara variatif sesuai dengan situasi dan kondisi, tempat, ruang, dan waktu. Sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah umum seperti asal dari segala sesuatu (berkaitan dengan ibadah) adalah haram sehingga ada dalil yang membolehkan. Begitu pula, asal segala sesuatu (berkaitan dengan muamalah) adalah mubah/boleh sehingga ada dalil yang mengharamkan.
Umat Islam dituntut untuk terus belajar. Yang menjadi sebab perpecahan dan polemik pada dasarnya karena berhenti belajar.
Dunia ini selalu membingungkan kalau mau diikuti semua, kerjakan saja semampunya.
Cirebon, 5 April 2022.