Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke-5 yang diwajibkan bagi umat Islam (mukallaf) yang mampu dalam melaksanakan perjalanan (fisik) dan pembiayaan. Al Quran surat Ali Imran ayat 97 menyatakan;
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas berupa maqam Ibrahim. Orang yang memasuki Baitullah, maka amanlah dia. Hanya bagi Allah Taala sajalah manusia menunaikan ibadah haji, mereka yang mampu melaksanakan perjalanan ke sana. Orang-orang yang mengingkari haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Namun demikian ibadah haji diyakini sebagai ibadah yang terkait dengan panggilan dari Allah Taala. Tidak melulu terkait dengan kemampuan fisik dan finansial. Ada banyak orang yang kaya raya dengan fisik yang kuat, tapi belum mendapat kesempatan dan hidayah untuk berangkat haji.
Dikisahkan dalam sebuah hikayat, ada tukang tambal ban pada suatu malam kedatangan konsumen yang kebetulan adalah seorang Kiai yang hendak menghadiri suatu acara pengajian.
Beberapa hari kemudian, si tukang tambal ban tadi kedatangan seorang tamu yang tak dikenal. Lantas, terjadi obrolan hangat di antara mereka.
Sang tamu bertanya, “Mas, sudah lama jadi tukang tambal ban?”
Si tukang ban menjawab, “Alhamdulillah, cukup lama.”
Sang tamu kembali bertanya, “Sudah naik (ibadah) haji?”
Si tukang ban menjawab dengan cepat, “Boro-boro naik haji, makan saja susah, Mas.
Sang tamu kembali mengajukan pertanyaan, “Kalau didaftarkan haji mau?”
Singkat cerita, tukang tambal ban tadi didaftarkan ibadah haji. Dan, setelah pulang haji diberikan modal membuka toko sparepart kendaraan bermotor.
Ternyata si tamu tadi adalah orang yang mengundang Kiai yang ban mobilnya di tambal oleh tukang tambal ban tersebut.
Cerita ini didapat dari obrolan dengan seorang kiai di salah satu kecamatan di Kabupaten Semarang. Namun, penulis tidak bertanya detail ceritanya.
Dari kisah tersebut, hendaknya kita tidak putus harapan, selalu optimis (apapun kondisi kita saat ini) bahwa Allah Taala akan memudahkan jalan bagi kita untuk dapat melaksanakan rukun Islam yang ke-5 tersebut. Aamin. Jika sudah berazam insyaallah akan ditemukan jalan.
Amalan yang diberikan oleh KH Raden Slamet, Pengasuh Pondok Pesantren Somalangu, Kebumen, agar dipermudah untuk menunaikan haji adalah memperbanyak bacaan sholawat serta bersedekah dari hasil dagang, meskipun hanya dengan berjualan rokok.