Sayangnya, kebudayaan baru sebatas “passion”, belum menjadi akar dari perilaku kehidupan. Hal ini menjadi petanda: budaya itu penting.
Budaya masih sebatas pertunjukan panggung, passion. Lebih parah lagi, seni di atas panggung. Semestinya, budaya tidak saja dipandang sebagai penampilan penampilan (performance) kesenian di atas panggung belaka, lebih dari itu sebagai projeksi diri dan jatidiri bangsa.
Budaya juga tidak sebagai kreasi diri di dalam mengekspresikan segala bentuk ide dan rasa, namun lebih jauh tercermin di dalam praktik dan perilaku kehidupan sehari hari.
Sayangnya, budaya tidak mengalami perkembangan alias stagnansi. Padahal, dengan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang semakin massif sudah selayaknya budaya mendapatkan apresiasi.
Lalu, apresiasi seperti apakah yang sudah dilakukan?
Pendataan hasil hasil kreasi sudah dilakukan sejak kurun waktu sepuluh tahun lebih dari sejak sekarang. Berbagai upaya kajian dan studi, baik melalui ruang ruang diskusi, seminar, bahkan komunitas komunitas mandiri telah menampilkan hasil hasil kreasi dari masa lalu untuk dihadirkan di masa kekinian.
Kegagalan budaya di dalam merespon tindakan tindakan yang menyalahi norma norma hukum telah memberi gambaran suatu ketidakberdayaan. Dominasi alih alih hegemoni bermain, berkuasa, dan mempertontonkan sesuatu gejala yang sebenarnya tidak layak. Bahkan, untuk kembali menoleh kepada esensi budaya itu sendiri sudah kehilangan arah. “What’s wrong?” Jangankan mau berpikir tentang akulturasi dan asimilasi. Semua tampak hambar di permukaan.
Dengan demikian, panggung panggung apresiasi budaya perlu diperhatikan lebih layak. Lebih mendapat tempat di hati dan sanubari masyarakat sehingga dapat menjadi cerminan di dalam menata kehidupan. Gagasan gagasan baik harus dirumuskan tidak saja di dalam fakultas khusus di perguruan tinggi. Budaya harus menjadi pedoman perilaku dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga tidak ada lagi kegagapan dalam merespon perubahan. Bangsa harus dapat cepat merespon dalam mengejar ketertinggalan. Tidak saja di dalam bentuk bentuk fisikal, apalagi sebagai cerminan masa lalu yang sudah mulai usang, budaya harus menjadi buah pikiran baik dari sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan esensi zamannya.
Di era industri seperti saat ini, peran peran budaya secara esensial jauh lebih penting.
Tengah Tani, 5/2/2024.