Dinasti Alawiyah Mesir (1805-1952 Masehi)
Kalangan Al Alawiyah tidak saja bertempat di Marakesh, mereka tersebar di berbagai tempat. Al Alawiyah di dalam menyampaikan ajarannya melalui garis thariqah yang dikenal dengan nama Thariqah Al Alawiyah. Thariqah yang dikhususkan pada anak keturunan Rasulullah Saw melalui puterinya, Fathimah Al Zahra.
Uniknya, dari jalur cucu Baginda Rasulullah Saw, Sayidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib, rata-rata berkecimpung di dunia pemerintahan (imarah) sebagai pejabat, penguasa atau raja. Sementara dari garis keturunan Sayidina Husein bin Ali bin Abi Thalib, kebanyakan melahirkan ulama-ulama, baik dari kalangan Syiah maupun Ahlussunah wal Jama’ah. Dari jalur Sayidina Husein ini lebih banyak bergerak di bidang informal keagamaan atau thariqah. Dengan catatan, ada juga anak keturunan Sayidina Hasan yang menjadi ulama, pun sebaliknya anak keturunan Sayidina Husein yang menjadi raja (imarah).
Untuk lebih jelas, garis keturunan ini semestinya dapat dibaca dari silsilah keturunan atau silsilah thariqah yang dijalankan oleh kebanyakan kaum salikin (tasawuf) yang tersebar di negara-negara kaum muslimin.
Dinasti Alawiyah yang berkuasa di Mesir didirikan oleh Muhammad Ali Pasha (1789-1807) pada 1805, setelah Prancis meninggalkan Mesir. Pada masa itu, Mesir menjadi salah satu bagian dari Kekaisaran Turki Al Usmaniyah yang diinvasi oleh Prancis selama tiga tahun (1798-1801 Masehi).
Pada awalnya, Muhammad Ali Pasha lahir di Kavala, Albania, tahun 1765 Masehi, dekat pantai Makedonia dan wafat di Mesir pada 1849.
Muhammad Ali Pasha mendirikan dinasti di Mesir. Keturunannya memerintah hingga tahun 1952 setelah Revolusi Mesir menjadi negara Republik.
Muhammad Ali Pasha adalah sosok yang ulet sejak kecil. Ia terampil dan sangat cerdas. Ia mengenalkan sistem administrasi dan birokrasi yang baik. Keterampilan tersebut dipelajarinya secara otodidak.
Dari kecil, Muhammad Ali Pasha harus bekerja karena ayahnya tidak mampu membiayainya sekolah. Sehingga Muhammad Ali Pasha hingga dewasa terbilang buta huruf.
Muhammad Ali Pasha seorang yang tekun. Ia bekerja sebagai pemungut pajak yang cakap sehingga akhirnya menjadi menantu pejabat Kerajaan Usmani. Dan, dari waktu ke waktu, karirnya terus menanjak.