Kita juga tak bisa melupakan Grup Nasyida Ria yang semua personelnya perempuan dan berjilbab. Bahkan, ada lagu khusus tentang jilbab ini, yaitu lagu “Jilbab Putih”. Lagu lain yang tak kalah legendarisnya adalah lagu “Perdamaian” yang pernah dirilis ulang oleh Band Gigi dengan sentuhan rock. Jadilah rock religi. Lagu “Di Sini Dosa Di Sana Dosa” juga pernah hit, juga lagu “Kota Santri”. Kontribusi Nasyida Ria diakui cukup besar bagi proses Santrinisasi (boleh juga menggunakan Istilah Islamisasi) di Indonesia.
Grup Bimbo pun sudah tentu kita apresiasi. Lagunya “Sajadah Panjang” sangat menyentuh, juga lagu “Lailatul Qadar”. Band Noah bahkan ikut merilis ulang lagu “Sajadah Panjang” dengan sentuhan pop religi khas Noah. Memang, tidak semua lagu Grup Bimbo bertema religi, sebagian juga tentang sosial politik dan lingkungan hidup.
Di tahun 1990-an juga, grup musik bergenre nasyid sedang marak di negeri Jiran, Malaysia, yang dipelopori oleh Grup Rayhan. Di antara lagunya yang hit adalah “Sepohon Kayu”, “Demi Masa”, “Sesungguhnya”, dan “Alangkah”. Bahkan, Habib Syekh sendiri senang membawakan lagu terakhir ini karena isinya tentang kerinduan kepada Baginda Rasulullah saw.
Di era 2000-an hingga sekarang, proses Santrinisasi melalui seni musik semakin semarak lagi. Misalnya, hadirnya Grup Debu yang membawakan lagu lagu religi bikinan mereka sendiri yang bernuansa sufistik, seperti lagu “Cintamu dalam Hatiku”. Uniknya, semua personelnya dari Amerika. Ini tentu menambah khazanah musik religi tersendiri di negeri kita ini. Ada juga Sibyan Gambus dengan lagu lagu hitnya seperti “Ya Habibal Qalbi”, “Yaa Aasyiqal Musthofa”, “Aisyah Isteri Rasulullah”, dan lain lain.
Grup band Gavarock juga menarik untuk diamati. Grup yang dipimpin oleh Faiz Alhabib ini di samping menggubah dan mengadaptasi lagu lagu Barat menjadi lagu lagu Jawa, mereka juga membawakan lagu lagu religi bikinannya sendiri, di antaranya lagu “Sholat Harga Mati”. Menarik bukan? Jadi, tidak hanya NKRI dan Pancasila yang harga mati. Sholat juga harga mati. Bukankah yang pertama kali dihisab oleh Allah adalah sholat kita? Bukankah sholat itu tiang agama? Tanpa tiang, bangunan semegah dan seindah apa pun tidak akan pernah tegak berdiri.
Tentu kita juga tak bisa mengabaikan grup grup sholawat yang dibawakan oleh Habib Alwi dan Sulis. Kontribusinya tentu banyak dengan albumnya “Cinta Rasul”. Juga grup grup sholawat di kampung kampung yang jumlahnya sangat banyak. Dan, terakhir, saya juga ingin mengapresiasi lagu lagu sholawat dari seorang waliyullah besar abad 20, yakni Syekh Zaini bin Abdul Ghani atau biasa dipanggil Abah Guru Sekumpul. Lagu beliau yang berjudul “Khabbiriy” adalah lagu kerinduan dan kecintaan beliau yang mendalam kepada Sayyidul Wujud Habibuna Muhammad saw.