Cirebon-Net26.id – Dalam suasana pulang kampung yang ceria, pertemuan silaturahim itu berlangsung akrab dan penuh kekeluargaan di salah satu hotel ternama di Kota Cirebon. Sabtu, 30/7/2022, bertepatan dengan hari pertama tahun baru Hijriyah, acara berlangsung sejak pukul 10.00 sampai 12.00 wib.
Dalam pertemuan, tampak hadir tokoh tokoh Cirebon, Ir Kanjeng Pangeran Anton Nangoy Hanindiyonagoro MBA dan Pak Kus, selaku Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden,
“Semoga silaturahim selalu akan membawa berkah dan manfaat untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih maju,” ungkap Dr (HC) dr HR Agung Laksono dengan gembira.
Obrolan pun mengalir cair.
Ketua DPR RI Periode 2004-2009, DR (HC) dr .H.R Agung Laksono, yang hadir dalam kunjungan ke kota kelahiran Cirebon disambut langsung oleh Buya Uki Marzuki, Pengasuh Pesantren Sukunsari, Weru Kidul, Cirebon. Dengan santai, Dr (HC) dr HR Agung Laksono kemudian bercerita tentang perkembangan ekonomi nasional yang semakin membaik, terutama di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon yang sangat pesat pertumbuhannya. Meskipun, dalam situasi pandemi, sektor UMKM masih mampu bertahan dengan baik sehingga dapat menjadi inspirasi dan motivasi dalam mengembangkan inovasi inovasi di sektor tersebut. Dr (HC) dr Agung Laksono juga menyinggung soal perkembangan teknologi pesantren yang harus ditingkatkan. Teknologi di pesantren dapat menjadi bagian penting budaya, karena cakupan budaya sangat luas. Budaya jangan pula diartikan sempit pada seni saja, meskipun seni merupakan inti. Sejak dahulu, pesantren sudah akrab dengan teknologi. Hanya orang yang kurang memiliki wawasan saja yang tidak memahami. Ketika orang berbicara astronomi, misalnya, pengetahuan tentang teknologi perbintangan itu tidak dapat dipisahkan dengan pesantren. Dalam menentukan arah kiblat sholat, awal bulan Qamariyah, arah angin bagi pelaut; belum lagi industri rokok, industri sarung, pertanian, perkebunan, perikanan yang melekat dalam diri pesantren. Pesantren menempatkan teknologi sebagai bagian dari budaya, bukan sebaliknya. Bahkan, inheren ke dalam kebutuhan kebutuhan ibadah.
Dr (HC) dr Agung Laksono juga menyambut baik upaya pesantren di dalam mengikutsertakan parasantri dalam event turnamen olahraga (E-sport) Mobile Legend se-Jawa Barat pada September 2022 nanti.
Buya Uki Marzuki, selaku pemegang lisensi E-sport tersebut menjelaskan, di satu sisi teknologi membawa efek negatif yang besar bagi masyarakat. Tidak hanya anak anak, bahkan bagi orangtua. Tapi, semua harus disikapi dengan arif dan kontemporer. Ini bentuk kongkrit kerja kerja budaya ketika orang tidak gagap dalam merespon setiap perubahan.
“Sudah selayaknya pesantren hadir untuk menyikapi semua perkembangan zaman dengan baik, karena dinamika kehidupan akan terus berubah. Kita tidak mungkin akan melawan arus besar perkembangan teknologi, peran serta tokoh agama dalam memberi warna sangat dibutuhkan, sehingga akan tercipta sinergi yang baik antara pemerintah (KONI) dan pondok pesantren dalam cabang olahraga E-sport port ini,” jelas Buya Uki Marzuki yang sekarang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Majelis Mujahid NKRI.