Di tahun 2001an, saya sudah mendengar nama besar Kang Fandi, tokoh yang telah berkiprah di kanca nasional. Mungkin lebih tepatnya, sebagai pegawai di Kementrian Agama pusat. Dan terakhir, yang saya ketahui puncak karirnya di Kemenag pusat adalah menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Melihat dari kebesarannya, tidak aneh, jika Kang Fandi adalah sosok andalan, baik dari kalangan keluarga, tetangga, atau masyarakat pada umumnya yang sering meminta bantuan kepadanya. Terkait pada banyak hal, mulai dari masalah dapur rumah tangga, pekerjaan, pendidikan, ataupun yang lainnya sehingga kehadiran Kang Fandi di Babakan Ciwaringin sangat dinanti-nanti banyak orang; seolah-olah ada anggapan jika seseorang bisa bertemu dan bertatap muka, dan berkomunikasi langsung dengannya, ia sudah dianggap menjadi orang yang sangat beruntung dan beberkah, apalagi hingga mengajukan permintaan, sudah seperti yakin diijabah doanya.
Kang Fandi terkenal dengan karakter pendiam, kalau berbicara seperlunya saja, mungkin mengamalkan hadis Kanjeng Nabi saw:
عن أبي هريرة -رضي الله عنه- مرفوعاً: «من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرًا أو ليصْمُت، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليُكْرِم جارَه، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضَيْفَه».
Meskipun dengan keunggulan yang banyak dimilikinya seperti postur tubuh yang gagah, tinggi, ganteng, pintar, pendidikan S-3 Kanada, memiliki jabatan sebagai pegawai Kemenag Pusat, Hartanya banyak, nasabnya kiai, tetapi semua itu tidak menjadikan Kang Fandi sombong. Singkat kata, Kang Fandi tetap tidak banyak bicara, sederhana, dan tawadu.
Ada satu sikap yang membuat saya kagum dan mudah-mudahan bisa menirunya, amin. Salah satu hobi Kang Fandi adalah senang tandang silaturahim.
Senang silaturahim secara pribadi dengan para sesepuh dan kiai yang ada di Babakan secara sembunyi-sembunyi. Juga, Kang Fandi senang mengadakan sebuah acara selamatan atau tasyakuran, yang diundangnya adalah para sesepuh, kiai, dan zuriyah, dan masyarakat sekitar Babakan Ciwaringin. Alhamdulilah, semuanya guyub, hadir, sehingga tali silaturahim antara sesepuh, kiai, dan zuriyah menjadi bertambah harmonis serasa terbantu dengan adanya kehadiran Kang Fandi, karena kalau tidak ada Kang Fandi mungkin sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Ada hal menarik pada suatu waktu, ketika Kang Fandi mengadakan acara syukuran atau selamatan. Pra acara sudah disiapkan oleh panitia, Kang Lukman dan Kang Haji Uki sehingga pada waktu acara dimulai, di tengah-tengah acara Kang Fandi datang, dengan entengnya Kang Fandi duduk di teras undag-undagan luar, berbaur dengan undangan masyarakat umum. Langsung mengikuti acara dengan Khidmah. Dapat dibayangkang, shohibul bait, shohibul hajat, yang punya tempat, yang punya modal, tidak duduk di depan, malah nada suaranya tidak tinggi.
Banyak sekali cerita yang menunjukan Kang Fandi adalah malaikat yang tak bersayap. Jangankan kepada orang yang dikenal, kepada orang yang tidak dikenal pun tidak sedikit yang telah ditolong olehnya. Salah satunya, ada lagi satu cerita tetangga saya yang di Indramayu. Anaknya ingin melanjutkan pendidikan ke Al-Azhat Mesir, tetapi ada beberapa hal entah masalah administrasi atau apa, sehingga menjadi penghambat cita-citanya menuntut ilmu di Al-Azhar. Dalam keadaan bingung tiba-tiba ada yang menyarankan agar bertemu dengan Kang Affandi untuk mendapatkan solusi. Setelah mengikuti saran dan bisa bertemu dengan Kang Pandi, tidak menunggu waktu lama, akhirnya selesai sudah masalahnya. Alhamdulillah, anak tersebut dapat menyelesaikan pendidikannya di Al-Azhar Mesir.
Note: ditulis oleh santri junior Kang Fandi.