Orang bilang sudah memasuki masa rendeng, tapi masih turun hujan dan lebat.
Masa itu, ketika Idul Adha, dan masa itu ketika masih bersamanya.
Semua sastrawan bersembunyi di dalam larut gegap gempita. Merindukan Pram yang tiada. Seandainya ia masih ada, apa yang hendak ia kata? Kami tak punya rasa sepertinya. (Redaksi).
***
Pagi nan cerah, menawarkan ruang cengkrama di sudut cafetaria taman budaya. Nasi pecel dan obrolan seni, mengalir begitu saja ketika tanpa sengaja bertemu tokoh yang hingga sekarang masih aktif di arena seni pertunjukkan.
Sutohir atau biasa dipanggil Pak Tohir, tokoh srimulat angkatan pertama, yang berdasarkan tuturannya sering berperan di belakang layar sebagai design grafis (tukang lukis) pertunjukkan srimulat masa itu.
Tokoh seangkatan dengan Paimo, yang sering. berperan sebagai drakula (horor) di setiap pertunjukkan srimulat.
Hijrah ke Jakarta mulai tahun 1976 hingga 80-an dan aktif di pertunjukkan teater dan film. Salah satu film televisi yang pernah dibintanginya adalah “Para Pencari Tuhan” sebagai tokoh Pak Tohir.
Sampai sekarang, beliau masih aktif dan terus keliling ke beberapa daerah untuk melakukan pertunjukkan teater dan monolog. Totalitas dalam berkeseniannya tidak perlu diragukan lagi.
Sungguh sebuah keberuntungan bertemu dengan tokoh legendaris ini. Proses kreatif dan pengalamannya perlu diacungi jempol, diapresiasi, dan dijadikan contoh di dalam pengembangan diri (berkesenian).
….
13/7/2022
Angin malam menyapa petilasan, kausempatkan sejenak “nyemedi” menapaktilasi jejak-jejak yang pernah ada. Terawang dan bahasa batin menyerupa mantra-mantra, jagat tersapu, dan tawasul pun perlahan terucap mengiring munajat cintamu,
Aku diam tawajuh, memandang dan merasakan getaran rindu yang entah kapan berlabuh pada dinding kalbu.
Semangkok mie dan segelas teh adalah perpaduan serupa angin dan jagad yang menyapu.
12/7/2022
Lampion, jaran jengko, dan takbiran
Gemerlap cahaya lampion menerangi jalanan. Riuh dan gempita pawai adalah nuansa getaran jiwa masyarakat dusun dalam menyongsong makna “kebesaran”.
Aku merindu
Asma nan agung, menggugah
Beribu jiwa menatap hati
Menerawang sketsa-sketsa perjalanan
Setapak-duatapak-bertapaktapak merunut jejak-jejak keagungan. Melepas jiwa nan gelisah menyambut gemerlap cahayanya yang menerawang.
Jenggo bergerak mengikuti instrumen sajian. Menerjemahkan harmonisasi menjadi lelaku yang menggembirakan karena jiwa tak lagi terpana tetapi mengalir mengikuti gerakan.
Takbir,
Terus bergema menuntaskan arah perjalanan di titik temu nan syahdu…
11/7/2022