Seluruh lapisan masyarakat tahun ini nyaris tidak dapat merayakan hari kemerdekaan RI seperti biasanya karena pandemi yang belum berlalu, hari kemerdekaan biasanya ramai dengan berbagai perayaan, seperti “bari’an”, upacara, karnaval, perhelatan musik, pentas seni, gerak jalan, jalan sehat, gowes bareng dan berbagai macam perlombaan.
Banyak masyarakat kemudian mengalihkan kegiatannya dengan memanfaatkan keberadaan teknologi, misalnya menghadiri upacara lewat virtual zoom, mengadakan lomba dengan mengirim video atau foto.
Tak ketinggalan juga sekolahnya putri kami Rania, memanfaatkan media sosial sebagai cara merayakan kemerdekaan, yakni dengan mengadakan lomba foto.
Caranya, masing-masing siswa berfoto bertemakan kemerdekaan, hasil foto kemudian di upload melalui instagram, pemenang diambil berdasarkan jumlah like terbanyak.
Lomba yang sekilas mudah tetapi cukup membuat bingung para wali siswa karena harus menyiapkan kostum hingga lokasi maupun waktu.
Setelah sedikit berdiskusi dengan istri, idepun muncul, Rania harus berfoto yang ketika dewasa nanti dia bisa mengambil makna mengapa dia dahulu berfoto dengan berpakaian dan dilokasi seperti itu, akhirnya kami putuskan untuk memakaikan kostum pejuang sedangkan lokasi pemotretan adalah gedung tua yang dibangun sebelum era kemerdekaan.
Sebenarnya kami ingin sekali mengambil foto di gedung-gedung tua bersejarah berstatus cagar budaya yang ada di kota Surabaya, karena berbagai hal keinginan itu tidak kami laksanakan.
Surabaya mempunyai banyak bangunan tua seperti di kawasan sekitar jembatan merah atau yang ada di kawasan Jl. Tunjungan seperti Gedung Siola, Hotel Majapahit tempat dirobeknya warna biru pada bendera belanda ketika meletusnya peristiwa 10 Nopember atau juga gedung indah nan cantik Balai Pemuda tempat pestanya kaum bangsawan belanda dahulu.
Yang membuat gedung-gedung tersebut penuh makna adalah peristiwa-peristiwa penting yang menyertai keberadaan gedung tersebut, ketika dahulu kami berkunjung dan masuk ke dalam gedung Hoofdbestuur Nahdlotoel Ulama (HBNU) di Jalan bubutan Surabaya pada 22 Oktober tahun 2018, kami seketika membayangkan betapa hebatnya saat para Ulama seluruh Jawa-Madura yang dulu berkumpul di gedung itu untuk melahirkan Resolusi Jihad.
Pada saat kami berfikir mencari lokasi pemotretan, kami baru sadar bahwa ratusan meter dari tempat tinggal kami desa Candi adalah Pabrik Gula yang jelas-jelas merupakan bangunan lama peninggalan belanda.
Pabrik gula tersebut mempunyai sebuah bangunan yang kini difungsikan sebagai kantor, bangunan tersebut berada di sebelah barat jalan bangunan pabrik, memiliki arsitektur bergaya eropa, ada ornamen berbentuk segitiga dan bulatan di atapnya, memiliki jendela yang besar, di depan bangunan ada prasasti yang berbentuk mesin giling, Raniapun akhirnya kami potret di bangunan ini.
Keberadan pabrik gula di suatu kawasan pada masa penjajahan, mempunyai dampak sosial yang luas terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya, suka duka menyertai kehidupan pada masa itu, ada yang menerima bahkan ada juga yang menentangnya.
Sidoarjo sebenarnya memiliki banyak bangunan tua yang dibangun sebelum era kemerdekaan, jika kita cermat mengamati, beberapa desa di Kecamatan Buduran seperti Damarsih, Sawohan atau di Kecamatan Sedari seperti Pepe terdapat banyak rumah tua bergaya kolonial, bangunan-bangunan bernilai sejarah juga terdapat di Kecamatan Kota, Taman dan sebagian Tanggulangin.
Jika digarap dengan serius, kawasan-kawasan di atas mempunyai potensi wisata yang besar, karena tempat-tempat tersebut digemari oleh komunitas pecinta bangunan tua, pegiat instagram hingga pelaku bisnis fotografi untuk pemotretan “Pre Wedding”.
Sebagaimana kota tua Jakarta dan dan kota tua Semarang setelah direvitalisasi yang dulu terlantar kini menjadi destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara.
Menumbuhkan kecintaan seorang anak pada negaranya bisa dengan beragam cara salah satunya adalah mengajarkan sejarah masa lalu dengan mengenalkan bangunan-bangunan tua bernilai sejarah tinggi, karena dengan cara ini mereka akan merawat dan melestarikan bukti fisik perjalanan sejarah bangsanya.