Kelahiran
Dr. KH. Musta’in Syafi’ie., M.Ag yang akrab disapa Yai Ta’in lahir pada 3 Desember 1955 di Desa Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Beliau merupakan putra dari pasangan Syafi’i dan Ma’shumah.
Keluarga
Dr. KH. Musta’in Syafi’ie., M.Ag melepas masa lajanganya dengan menikahi Khadijah, putri dari M. Yusuf dan Sarmia. Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai empat orang anak, diantaranya, Zuhaira, Hunaiva, Ittaqi Tafuzi, dan Muhammad Mubtaghi Wajhillah.
Pendidikan
Pada tahun 1969, Dr. KH. Musta’in Syafi’ie., M.Ag memulai pendidikannya dengan belajar di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Setelah menamatkan Madrasah Ibtidaiyah, KH. Musta’in Syafi’ie melanjutkan pendidikannya di Madrasah Mu’allimin Mu’alliin Mazroatul Ulum di Paciran pada tahun 1972.
Meskipun bersekolah di Mts Paciran, namun KH. Musta’in Syafi’ie dan teman satu kelasnya melaksanakan ujian nasional di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Tambak Beras karena gurunya adalah alumni Tambak Beras sehingga ijazahnya berstatus alumni MTs Tambak Beras.
Setelah selesai MTs, pada tahun 1975, KH. Musta’in Syafi’ie melanjutkan pendidkannya dengan belajar di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng. Di Tebuireng, ia sekaligus menghafal al-Qur’an dan rutin setor ke KH. Adlan Aly secara pribadi dan terdaftar sebagai peserta di wisuda pertama Tahfidzul Madrasatul Qur’an yang pada waktu itu diasuh oleh KH. Yusuf Hasyim.
Pada tahun 1979, di Tebuireng pula tepatnya di Universitas Hasyim Asy’ari, KH. Musta’in Syafi’ie meraih gelar Sarjana Muda (BA) Fakultas Syariah dengan tugas akhir berjudul Risalah ar-Risalah. Sebelumnya mengikuti ujian bahasa Arab dan Inggris di Laboratorium Bahasa IAIN Sunan Ampel sebagai persyaratan lulus BA.
Setelah meraih gelar Sarjana Muda kemudian dilanjutkan pada studi doktoralnya selama sepuluh semester dan meraih gelar Sarjana lengkap di universitas yang sama konsenstrasi Tafsir Hadits pada tahun 1985.
Pada tahun 1993, masih di universitas yang sama KH. Musta’in meraih gelar Sarjana (Strata 1) mengambil konsentrasi Syariah dengan judul skripsi‚ Muqaranah Ta’sud Ibn Arabi dan Al-Qurtubi‛ dan melanjutkan Pascasarjana dengan konsentrasi pada Agama dan di IAIN Sunan Kalijaga pada tahun 1996 dan pada tahun 2013 melanjutkan studi doktoralnya (S-3) di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pada saat belajar mengajar, KH. Musta’in lebih cenderung tertarik dan condong dalam dunia ilmu al-Qur’an khususnya ilmu tafsir. Sehingga, ia dipercaya untuk memegang ilmu tafsir dan semakin lama semakin mengerucut. Berawal dari keingin tahuan akan ilmu tafsir dan semakin lama semakin tertarik sampai ke arah serius, KH. Musta’in Syafi’ie terus melakukan pengkajian terhadap ilmu tafsir.
Pada saat Pascasarjana, KH. Musta’in menyukai kajian kontradiktif nushush muta’aridlo. Kajian tersebut dirasa menantang karena bagaimanapun al-Qur’an tidak mungkin ada kontradiktif namun pada kenyataannya nash nampak kontradiktif.
Luasnya pengetahuan dan banyaknya ilmu tafsir yang sudah diserap tidak membuat KH. Musta’in berhenti pada titik kepuasan namun ia terus belajar dan pada akhirnya tertarik mendalami ilmu hadits. KH. Musta’in melakukan penelitian (tesis) yang bertema makna filsosis ayat Fabi’ayya ‘ala i robbikuma tukadziban yang diulang sebanyak 31 kali.
Namun, judul ini ditolak oleh pascasarjana. Sehingga berganti judul menjadi‚ Kontradiktif Hadits Ibnu Qutaibah al-Dinawari‛ dan melanjutkan S3 dengan judul Disertasi‚ Nushush Ayat Muta’aridha murahdhifah beredaksi mirip atau mutakariroh yang hilang‛ pada penelitian ini, KH. Musta’in Syafi’ie menggunakan sampling atau populasi meskipun ia menyadari bahwa sangat sulit penelitian berbasis al-Qur’an menggunakan metode sampling.
Dengan pengetahuannya yang cukup luas, KH. Musta’in Syafi’ie dipercaya lagi oleh salah satu media cetak harian bangsa yang dipimpin oleh Mas’ud Adnan untuk mengisi rubrik rutinan dengan model tahlily di awali dengan surat al-Fatihah.
Namun, bahasanya ditransformasikan kepada pembaca dengan bahasa koran, bahasa yang lugas, merakyat dan tidak bermakna sempit sehingga dapat dipahami oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Misalnya dari Ibu-ibu, bapak-bapak, jama’ah di masjid hingga pelajar di perguruan tinggi.
Karier
Dr. KH. Musta’in Syafi’ie., M.Ag merupakan anggota Jam’iyatul Qurro wal Khuffadz juga merupakan anggota organisasi keagamaan di bagian non-formal seperti syiar, bahsul matsa’il, khalawah. Demi menambah wawasan, ia pernah mengikuti‚ training program for Indonesia Pesantren Leaders‛ yang diselenggarakan oleh Institute for Training and Develompment di Amherst, Massashussetts, U.S.A pada tahun 2002 dan menjadi pembicara pada seminar Internasional, Islam dan postmodern‛ di Kualalumpur, Malaysia pada tahun yang sama.
Di tengah-tengah kesibukan mengemban amanat sebagai DPR RI, Yai Ta’in menulis di banyak media, utamanya tafsir al-Qur’an Aktual pada Harian Bangsa yang diliris secara tahlily sejak tahun 2002, mulai surah al-Fatihah hingga kini (surah al-Ra’d) sedang berlangsung. Tafsir yang terbit setiap hari itu baru dicetak menjadi tiga jilid buku dengan topik ‚Tafsir al’Qur’an Bahasa Koran‛, mendampingi buku berjudul‚ al-Muqathaf al-Yasir fi ‘Ulum alTafsir‛.
Selain aktif di berbagai organisasi, KH. Musta’in Syafi’ie juga mengabdi menjadi tenaga pengajar di berbagai universitas antara lain Dekan Fakultas Dakwah IKAHA Tebuireng Jombang (1999 – 2005), Dosen Fakultas Dakwah IKAHA Tebuireng Jombang (1982 – sekarang), Dosen di STIBAFA Tambakberas Jombang (2010 – sekarang), Dosen di Ma’had Aly Pesantren Tebuireng Jombang (2014 – sekarang), Mudir 1 Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang (1985- sekarang, dan guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tebuireng (1981 – sekarang).
Selain menjadi Mudir 1 Madrasatul Tebuireng, juga menjadi anggota dewan hakim pada Musabawah Tilwatil Qur’an Nasional (MTQN) bidang tahfidh al-Qur’an (MHQ) dan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) atau lomba baca kitab kuning tingkat nasional.