Cirebon.Net26.id Bergiat di bidang pembangunan pondok pesantren memang tidak bisa sendirian. Segala ikhtiar lahir dan batin dilakukan, termasuk ikhtiar sosial. Hal ini dilakukan pula oleh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Jombang, dalam menjalin kerjasama sosial bersama pondok pondok pesantren di Kabupaten Cirebon. Dalam kerjasama ini, Pondok Pesantren Shiddiqiyyah memberi sumbangan dana tunai sebesar 10 juta rupiah untuk pembangunan masjid dan kampus. Masing masing kepada Ponpes Hikmatu Mahabbatil Quran, Karangmekar, Kabupaten Cirebon, dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID), Pondok Pesantren Al Biruni, Babakan, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
Minggu, 19/5/2024, tim dari Pondok Pesantren Shiddiqiyyah bersedia menyambangi langsung dua lokasi pondok pesantren yang berada di arah luar Kota Cirebon. Segenap tim tampak memiliki performa tidak terlalu banyak berbicara sehingga irit dengan kata kata. Hanya mampu mengumbar senyum penuh keakraban kepada segenap pengurus dan menyapa santri santri pondok pesantren yang bersedia menyambut dengan luapan kegembiraan dan hidangan sederhana.
K.H. Uki Marzuki selaku Pengasuh Pesantren Sukunsari, Cirebon, menyambut kedatangan tim dari Ponpes Shiddiqiyyah tersebut dengan nuansa penuh keakraban dan canda, kendati cuaca di Cirebon sedang panas panasnya. Di Pondok Pesantren Al Biruni, disambut pula oleh segenap jajaran pimpinan STID dan pengasuh pondok pesantren dalam menjalin tali asih antarpesantren.
Ke depan, kerjasama di bidang pendidikan dan sosial yang dilandasi dengan silaturahim ini diharapkan akan semakin langgeng dan gayeng. Dan, silaturahim ini dapat menjadi tonggak awal untuk kerjasama manfaat yang berkelanjutan. Mengingat, pondok pesantren sebagai cikal bakal pendidikan di Indonesia yang sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka dapat menjadi sokoguru dan pelopor di bidang kemandirian budaya, termasuk ekonomi dan metode pendidikan. Sementara kemandirian hanya bisa dibangun melalui kerjasama dan solidaritas sosial. Dari solidaritas ini kemudian dapat berkembang menjadi ajang implementasi pembangunan spiritual yang nyata. Tidak eksklusif hanya sebatas mementingkan kepentingan spiritualitas pribadi semata. Di dalam bahasa agama, istilah demikian bisa disebut sebagai hablun minallah wa hablun minannas. Ada keseimbangan kesalehan individual, juga kesalehan sosial.