Bagi sebagian kalangan, politik sangat identik dengan konflik dan intrik, maka tidak heran, jika kemudian para ulama berusaha menghindar untuk terjun ke dunia politik praktis. Mereka khawatir akan ada serangan balik yang tidak menguntungkan dan mengundang fitnah.
Hal demikian bisa menjadi bumerang dari dunia yang terbalik. Semua aspek diri pribadinya diotak-atik, dari mulai hobi sampai yang dibalik bilik. Padahal, mereka adalah tokoh panutan publik yang harus menjaga nama baik.
Namun demikian, sebagian kalangan lainnya justru berpendapat sebaliknya: para ulama terkemuka harus melek politik, tidak takut hidupnya menjadi sasaran kritik, bahkan sasaran bidik. Bagi mereka, bagaimana umat akan terdidik tanpa panutan yang baik, melalui berbagai ujian pelik dan jungkir balik, Tuhan dan Para Nabi saja tidak pernah lepas dari kritik? Inilah jalan yang dipilih walau pelik, karena dengan melaluinya akan menjadi lebih baik, menjadi teladan dan inspirasi terbaik, mampu keluar dari berbagi kemelut dan konflik. Dari sinilah tersusun kisah-kisah terbaik dalam sebuah epik, sebagai pelajaran yang berharga dari masa klasik; bagaimana manusia menjalani hidup sesuai titah Sang Khalik, sejarah para nabi dan Rasul terbaik selalu muncul dalam kemelut dan konflik.
Bagaimanapun mereka sebagai utusan terbaik harus mampu keluar dari situasi pelik, karena mereka menjalani skenario Tuhan secara cerdik; begitulah jalan yang ditempuh selanjutnya oleh para salik, setelah menyelami sejarah secara bolak-balik, berdasarkan nash dan pendekatan fikih serta sufistik. Semua kisah tersebut adalah hikmah terbaik, agar manusia mampu menangani konflik di balik bilik maupun wilayah publik, sehingga menyadarkan publik: semua peristiwa ada skenario Sang Kholik, hidup manusia dari dulu hingga kini pun selalu berkonflik. Mereka datang silih berganti, yang abadi hanyalah Sang Khalik.
Demikianah peristiwa sejarah berulang dan unik. Di setiap ruang dan waktu, muncul pribadi unik dan terbaik, yang tugasnya bukan membesarkan diri tetapi mengagungkan Sang Khalik. Begitulah yang perlu dipelajari dari sejarah yang telah diketik dan selalu dikulik: hidup manusia akan lebih baik bila selalu mengingat Sang Khalik.
Inilah ajaran yang dibawa manusia terbaik, Baginda Nabi Muhammad Saw, panutan “wong cilik”, makanya penting memahami dunia politik walau sarat konflik. Dari sinilah upaya untuk membantu “wong cilik” sembari menyembah secara total kepada Sang Khalik.
Demikian ini menjadikan dunia menarik dan menggelitik. Semua menunjukkan pentingnya terjun politik dengan niat yang baik, agar kelak mendapat berkah dan rida Sang Khalik, karena menjalankan khidmat untuk kepentingan bilik dan publik , tentu harapannya dunia akan lebih baik dan muncul pribadi terbaik.