Karangmekar-Net26.id Hujan deras mengguyur, Rabu, 11/5/2022, jalan menuju Pondok Pesantren Salafiyyah Bahrul Ulum Nur Rohmat di Desa Karangmekar, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, seusai sholat Isya. Mobil-mobil terpaksa berjalan lambat, melintasi aspal yang penuh dengan genangan air.
Malam itu, gabungan organisasi agama dan masyarakat, LSM, serta lembaga kerukunan antar umat beragama se-Kecamatan Karangsembung menghelat acara Halal bi Halal yang dihadiri oleh RM Mahesa Cokrokusumo selaku Ketua Umum dan Buya Uki Marzuki selaku Sekretaris Umum Majelis Mujahid NKRI beserta jajaran staf khusus Direktur Pencegahan BNPT.
Kiai Muhyidin Sofwan, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Bahrul Ulum Nur Rohmat sekaligus Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Karangsambung, menjelaskan rangkaian acara berupa pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jilani, Khatmil Quran beserta doa, serta Diskusi Kebangsaan dan mushofahah.
Acara pun berjalan khidmat. Tepat pukul 22.30 WIB, hujan deras berhenti. Buya Uki Marzuki yang juga Pengasuh Pesantren Sukunsari, Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, memanjatkan doa Khatmil Quran dengan khusyuk.
Diskusi Kebangsaan
Acara diskusi dipimpin langsung oleh Gus Bilal, nama panggilan yang diberikan oleh almarhum Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) kepada RMM Cokrokusumo. Staf khusus Direktur Pencegahan BNPT tersebut menyampaikan salam. Dia menjelaskan jika salam di BNPT ditambah dengan “Salam Harmoni Indonesia”, karena pendekatan yang dilakukan adalah lebih persuasi pada masyarakat langsung. Dia meyakinkan kalau warga Indonesia cinta damai dan menolak aksi-aksi terorisme yang dapat memecah belah bangsa dan menghambat kemajuan.
Baginya, paham terorisme sering mengatasnamakan agama, terutama Islam. Padahal, Islam mengajarkan “rahmatan lil alamin”.
Gus Bilal mengilustrasikan, jika Indonesia memiliki 1340 suku-bangsa, 718 bahasa daerah, dan 17.000 pulau dapat hidup damai dan harmoni, meskipun berbeda-beda agama dan kepercayaan.
Sementara di Timur Tengah, terdapat satu bahasa dan satu bangsa, tapi berdiri di atas 24 negara. Itupun tidak damai. Belum lagi di Eropa, terdapat lima suku-bangsa yang berdiri di atas 54 negara. “Jadi, kurang apa kita yang sudah dianugerahi Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa? Mengapa kita masih tergiur dengan ideologi Khilafah yang nyata-nyata tidak berlaku efektif di Timur Tengah?” tanya Gus Bilal.
Acara khidmat tersebut berjalan hangat hingga larut. Tak terasa sudah pukul 01.30 WIB dan haripun telah berganti.
Seusai acara, Kiai Muhyidin Sofwan merasa sangat berterima kasih atas kunjungan tim dari BNPT dan Majelis Mujahid NKRI. Dia tak menyangka, Pondok Pesantren Salafiyyah Bahrul Ulum Nur Rohmat yang masih dinilai angker oleh masyarakat karena vakum dan tak terawat cukup lama, tiba-tiba menjadi ramai. Dia berharap tetap akan ada kerjasama sinergitas antara BNPT, Majelis Mujahid NKRI, dan masyarakat Kecamatan Karangsambung dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terorisme.