Ketika sedang teritimpa musibah atau yang semakna dengannya;
hati pun terasa gelisah, pikiran ke mana-mana, entah, kenapa ini bisa terjadi?
Begitu bertanya-tanya, menggugat yang tak disuka, bertanya keadilan Tuhan, dus merasa diri telah berdoa dan berusaha;
namun sejauh ini terasa seperti telah sia-sia belaka.
Padahal, banyak pendosa yang hidup semena-mena, tapi kenapa mereka seperti “hapy-hapy” saja;
pikiran pun menerka-nerka, bahkan yang bikin hati hancur rasanya, orang yang diduga banyak dosa malah kaya-raya dan hidup tenteram sentosa.
Hidup mereka berlimpah tanah dan harta;
sementara yang selalu taat berdoa dan beribadah kepada-Nya, seakan jauh dari banyak harta, bahkan susah rejekinya, apakah arti semuanya ini?
Di kehidupan dunia yang sementara, kita tidak mau kehilangan muka, mereka dianggap mulia karena banyak memiliki harta;
Kita pun mengalami pertentangan di dalam batin, karena kurang memahami drama kehidupan di dunia, tentang paradoksal yang terjadi di depan mata.
Melihat sesuatu haruslah eling dan waspada, tidak semata dunia tapi akherat juga, tidak sebatas yang nampak tapi yang gaib juga;
Mengenal sejarah manusia, dari jaman purba sampai masa kita, jatuh bangun peradaban dan masa jaya bangsa, datang dan pergi saling bergantian sepanjang masa.
Agar hati dan pikiran selalu terbina, mendidik jiwa, mengenal Sang Pencipta; terus-menerus dalam upaya pasti di suatu masa dan di suatu ketika.
Kita akan diberi pencerahan olehNya, karena hadir atas KehendakNya;
keyakinan kepada Sang Pencipta adalah segala-galanya.
Hanya saja, kita perlu usaha dan doa, tak kenal lelah dalam menghamba, membersihkan hati dan menjauhi amal riya, selalu istiqomah dalam hidup, hindari sak wasangka dan duga menduga;
tanpa ada dasar argumentasi dan data, kisah hidup kita harus mulai tertata, berzikir sepanjang masa agar semua ada bekasnya, menyadari hidup ini anugerah dariNya.
Kesusahan dan penderitaan adalah kawah Candradimuka, hati yang penuh syukur dan harap kepadaNya akan membuka pintu makrifat dan ridaNya;
Semua itu perlu usaha dan doa, sembari menyadari inilah kodrat manusia, tak bisa lepas dari salah dan dosa, yang pasti selalu berharap rahmatNya.
Hindari menghamba kepada Tuhan seperti bekerja pada manusia, karena kita akan kecewa bila semua landasannya imbal balik harta dunia;
Sudah sepantasnya bila kita mulai mencinta, kepada Sang Pencipta Dunia dan seisinya, agar kelak kita mendapat ridaNya, berkumpul dengan sang kekasihNya, Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wasallama.
Semoga selalu bahagia dengan selalu melafalkan zikir Tiada Tuhan Selain Allah Subhanahu Wata’ala, dan bersolawat kepada Nabi Yang Mulia;
Itulah harta kita yang sebenarnya.