Innaa liLlaahi wainnaa ilaiHi raaji’uun.
Hari ini mendapat berita lelayu. Saudaraku Kiai Zainal Arifin Salatiga berpulang ke RahmatuLlah. Setelah sebelumnya mendapat kabar kewafatan saudaraku Kiai Abdul Wahab Shiddiq Sala. Mohon doanya semoga amal-amal baik mereka diterima oleh Allah dan kesalahan-kesalahan mereka diampuni olehNya. Allahummaghfir lahuma warhamhuma wa’aafihima wa’fu ‘anhuma wawassi’ madkhalahuma wa akrim nuzuulahuma waj’alil jannata matswaahumaa. Al-Faatihah.
KHA Mustofa Bisri
Tanggal 9 Bulan April 2016.
Pagi itu bertepatan dengan hari sabtu seperti pagi2 biasanya dilalui, beliau masih menjalankan aktifitas jalan pagi bersama ibunda, lalu pulang seperti biasanya. Sekitar pukul 10.00 WIB juga masih momong cucu pertama dan kesayangannya seperti biasanya, lalu beliau istirahat sampai waktu Zuhur.
Sehabis sholat Zuhur seperti biasanya juga beliau menyajikan makan siang dan minumnya sendiri, Aku ingat benar, siang itu aku sedang prepare untuk pergi keluar kota ada acara bersama teman, lalu sehabis beliau makan siang beliau merasakan sakit (yang saya lihat dipegang perut bagian kiri) sambil menanyakan apa sebabnya kok tiba2 nyeri kepada kakak kedua saya yang kebetulan bekerja di bidang kesehatan, lalu setelah agak reda sakit yang dirasakannya beliau memanggil seluruh anggota keluarga dan menelpon dokter untuk pesan antrian periksa.
Setelah Anak-anaknya, cucunya, dan tak lupa istri tercintanya berkumpul Beliau masih sempat bermain dan dihibur oleh cucunya sambil diusap-usap dadanya oleh cucunya. Lalu sembari menunggu pesan antrian beliau berpesan kepada seluruh anggota keluarga supaya saling rukun dan sabar.
Seluruh keluarga yang berkumpul tidak mengira kalau ternyata itu pesan terakhir beliau karena kami semua mengira itu sebatas wejangan seperti biasanya. Lalu beliau meminta diantarkan ke rumah sakit untuk periksa, sebelum berangkat beliau juga masih seperti biasanya (menurut saya pribadi seperti tidak merasakan sakit) beliau pergi ke toilet untuk buang air besar dan kecil, lalu wudhu sekalian karena pada saat itu sudah mendekati waktu Ashar.
Setelah itu beliau berganti pakaian, beliau ganti seluruh pakaian dalam dan luar yang beliau kenakan, tidak sampai disitu beliau juga meneruskan mencukur kumisnya, padahal sehari sebelumnya sudah dicukur (hari jumat) sebelum jumatan. Lalu setelah itu baru mengajak untuk berangkat ke rumah sakit seperti orang yang tidak sakit.
Perjalanan ke rumah sakit baru dapat ±500 meter beliau seperti sesak nafas sebentar, lalu setelah itu seperti sedang tidur. Saya yang pada saat itu nyopir tetap saja melanjutkan perjalanan ke rumah sakit sambil merasakan kepanikan yang luar biasa, karena tau bahwa kondisi beliau sudah semakin lemah pada saat itu.
Akhirnya setelah sampai rumah sakit langsung diperiksa oleh perawat yang bertugas. Setelah diperiksa beberapa saat dengan berat mereka berkata “BAPAK SUDAH TIDAK ADA”.
Menurut perawat yang memeriksa, bapak sudah tidak ada beberapa menit yang lalu. Menurut saya bapak sudah wafat pada saat perjalanan 500 meter tadi tepat puku 14.45 WIB.
Dan saya baru tersadar ternyata hari itu tidak seperti biasanya, bapak sudah pergi meninggalkan kami selama-lamanya.
Seperti cerita ini juga, tidak seperti biasanya saya bisa menulis seperti ini. Ini semua dikarenakan aku rindu bapak. Alfatihah