Pengalaman yang sungguh menggembirakan bila menjelang bulan Ramadhan di Pesantren Tebuireng. Tidak seperti biasa, namun luar biasa. Kita akan mendapatkan suasana yang sangat luar biasa.
Tidak hanya gembira karena suasana tiba-tiba ramai melebihi hari-hari biasa, tapi setiap santri meyakini bulan Ramadhan memang penuh barakah. Pesantren Tebuireng akan sangat ramai siang dan malam hari dipenuhi oleh penjaja makanan, penginapan, serta ta’jil bersama.
Berikut adalah keistimewaan dan keutamaan bulan suci Ramadhan di Pesantren Tebuireng yang dapat kita ikuti!
Pertama, mendapat sanad keilmuan
Lima belas hari sebelum bulan Ramadhan, pengajian kitab Sahih Bukhari dan Muslim akan berlangsung sehingga tepat tanggal 21 Ramadhan biasanya ditutup dengan hataman sekaligus peringatan malam Nuzulul Quran. Pengajian ini akan diikuti oleh santri-santri dan kiai-kiai yang memiliki himmah “ngalap barakah”. Kok, kiai? Ya, tujuan pengajian ini diselenggarakan bukan menuntut pemahaman, melainkan tabarukan. Dengan kehadiran di majelis pengajian (biasa diselenggarakan di masjid utama), santri-santri dan kiai-kiai yang mengikuti pengajian ini dianggap telah turut serta menghatamkan dua kitab masyhur tersebut. Dan, setiap penutupan pengajian akan dibagikan sanad kepada parapeserta.
Pengajian hataman Sahih Bukhari dan Muslim ini sudah berlangsung sejak masa Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari. Sudah mentradisi. Adapun pembacanya adalah santri atau kiai yang paling sepuh dan paling alim. Tidak sembarangan bukan? Sebut saja misalnya pada era tahun 1990an, KH Syansuri Badawi senantiasa meluangkan waktunya manakala bulan Ramadhan tiba untuk membacakan dua kitab tersebut. Beliau akan meninggalkan semua pekerjaan dan tugas di Jakarta sebagai anggota DPR RI meskipun sangat penting.
Di samping dua kitab “babon” tersebut, terdapat pula majelis kecil-kecil yang terpisah secara parsial. Juga, menghatamkan kitab-kitab lainnya seperti Tafsir Al-Jalalain, Fathul Qarib, Bulughul Maram, hingga Ushfuriyah. Tinggal milih sesuai minat dan suasana tempat di seantero pesantren-pesantren sekitar Tebuireng.
Kedua, dapat menghatamkan Al-Quran
Tidak sedikit yang mengaji di Pesantren Tebuireng untuk menghatamkan Al-Quran. Mereka biasanya membaca Al-Quran hingga hatam di maqbarah Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari. Komplek pemakaman parakiai yang sudah dikenal kewaliannya. Di makam itu terdapat makam KH Abdul Wahid Hasyim, KH Abdul Karim Hasyim, KH Abdul Kholiq Hasyim, KH Ma’shum Aly, KH Adlan Aly, KH Abdurrahman Wahid, KHM Ishomuddin Hadzieq, dan lain-lain. Dan, bagi penghafal Al-Quran, tidak sedikit pula yang bertabarukan “setoran” hafalan kepada kiai-kiai yang ada di Pondok Pesantren Madrasatul Quran. Mereka bisa sekadar tabarukan biasa atau berkeinginan mengambil sanad Al-Quran.
Ketiga, ajang reuni dan silaturahim
Sudah disebutkan di muka kalau bulan Ramadhan Pesantren Tebuireng akan dipenuhi oleh santri-santri dan kiai-kiai. Mereka dari berbagai penjuru Indonesia. Di samping bertabarukan, mereka memiliki kesempatan luas untuk bersilaturahim, baik dengan sesama alumni dari berbagai macam pondok pesantren, juga kepada parakiai sepuh pengasuh pondok pesantren di Tebuireng dan sekitarnya.
Nah, dari keistimewaan dan keutamaan ini, kapan lagi minat kita akan menghabiskan waktu di Pesantren Tebuireng pada kesempatan emas di bulan Ramadhan?