Bertapa di tengah keramaian atau sunyi di tengah keramaian adalah salah satu pandangan sufi kalangan thariqah Al Naqsyabandiyah. Seorang salik setelah menekuni suluk di tengah tengah kesunyian, ia akan diuji di tengah tengah keramaian. Ketika bersuluk, bisa saja dia berpuasa dengan menahan lapar dan pandangan. Mendekatkan diri dengan sedekat dekatnya kepada Sang Khalik; berzikir dan mewirid dengan jumlah bilangan yang tak terhitung. Namun, setelah berada di tengah tengah keramaian, mampukah dirinya tetap terus berzikir dan berwirid secara terus menerus (istiqamah)?
Hampir semua thariqah mengajarkan zikir dan wirid dengan tingkat kemampuan berpuasa yang berat berat. Begitu pula, godaan demi godaan akan datang dalam rupa yang tak terjamah. Ada pula godaan godaan yang benar benar nyata selain bayang bayang yang merupa ke dalam wujud manusia, hewan, atau sekira yang mampu menggoyahkan niat dan pandangannya kepada kelalaian.
Demikian, nafsu menampilkan godaan demi godaan untuk hasrat kepada batalnya pesulukan.
Suluk merupakan sebutan lain bagi thariq yang berarti “jalan”. Ketika seorang pelaku suluk (salik) mulai menyiapkan diri untuk benar benar melalui tahap demi tahap level yang harus dilaluinya. Semisal level “taubat”, sejauh manakah pertobatan dapat menghindarkan dirinya dari godaan godaan nafsu? Jika ia mampu melampaui level tobat demikian, ia menjumpai level yang lebih tinggi lagi. Tapi, sekali lagi, godaan demi godaan selalu akan hadir, hingga pada capaian tertinggi semisal makrifat. Satu maqam (station) seseorang di dalam mengenal Allah Azza wa Jalla.
Dar Anjuman adalah cara membungkus keistiqamahan diri agar senantiasa bersambung (ta’alluq) kepada Allah Ta’ala, baik dalam kondisi berdiri, duduk, atau berbaring. Sehingga tidak ada satu pun orang yang mengetahui bahwa sebenarnya dirinya sedang bertapa. Bertapa dalam pengertian seorang salik adalah hatinya senantiasa berzikir. Sampai ruhnya benar benar hidup dan tampak. Ketika nafsu telah mampu ditundukkan dengan tunduk setunduk tunduknya hanya kepada Allah semata. Sehingga Allah Ta’ala benar benar hadir di dalam setiap pandangan hati yang memancar.