Banyak masyarakat yang menginginkan PP Madrasatul Quran Tebuireng mempunyai lembaga pendidikan sejenis SMP sebagai pendamping sekolah MTs yang sudah lama eksis, alasannya sangat beragam diantaranya ketika orang tua menawarkan anaknya untuk mondok, sang anak mensyaratkan untuk sekolah di SMP, terutama anak yang berlatar belakang lulusan SD. Ada juga orang tua yang menginginkan anaknya jago ilmu eksakta dengan tetap mengaji dan menghafal al-Qur’an.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, akhirnya SMP Al-Furqon didirikan dan beroperasi sejak tahun 2005. Hadirnya SMP Al-Furqon menjadikan lulusan Pondok Pesantren Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng semakin berwarna dan beragam.
Salah satu santri yang berkesempatan belajar dan menjadi angkatan pertama di sekolah tersebut adalah Faiz Amrizal Satria Dharma. Ia adalah angkatan pertama dari siswa SMP dari mayoritas santri MQ Tebuireng yang sekolah di MTs kala itu. Dengan kata lain, sekolah di SMP menjadi tantangan tersendiri baginya dan rekan-rekannya, karena harus mempelajari materi umum di luar disiplin ilmu-ilmu keagamaan.
Sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang serba baru, Faiz dan rekan-rekannya harus bisa membuktikan: keberadaan lembaga pendidikan baru tersebut adalah perlu, penting dan harus, bukan sekadar sebagai pelengkap saja. Maka, hari demi hari, dilaluinya dengan menciptakan beberapa keunggulan, mengukir berbagai prestasi, hingga akhirnya berhasil lulus seratus persen dengan kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Selepas SMP, Faiz melanjutkan pendidikan di SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng sembari tetap melanjutkan hafalan al-Qur’annya. Tepat pada 25 Desember 2010, Faiz dibaiat menjaga Kalamullah pada wisuda Hafidh XXII, tanda bahwa dia sudah merampungkan hafalan al-Qur’an 30 juz secara sempurna.
Pengembaraan intelektual putra asli Bantul Yogyakarta ini, selepas dari SMA, atau setelah boyongan dari MQ Tebuireng, berlanjut ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di sana, Faiz kuliah sarjana stata satu pada Program Studi Ilmu Hukum. Tak puas hanya meraih ilmu dari UIN Sunan Kalijaga, Faiz ingin lebih menyempurnakan pengetahuan hukumnya pada program pascasarjana. Kali ini, Faiz ingin menikmati pengalaman menimba ilmu di salah satu kampus terbaik Indonesia, tepatnya pada Program Studi ilmu Hukum di Universitas Gajah Mada.
Setelah lulus dari Universitas Gajah Mada, suami dari Fajar Arum Khasanah ini ingin pula mengabdikan dirinya bagi bangsa dan negara, sesuai dengan disiplin keilmuan yang dimilikinya, untuk menjadi seorang hakim.
Keinginan itu diwujudkannya dengan mengikuti seleksi calon hakim pada tahun 2017. Pada 2018, dia dinyatakan lolos menjadi pegawai negeri sipil, sebagai calon hakim di Pengadilan Agama Kediri. Pada akhirnya, dia benar-benar menjadi hakim di Pengadilan Agama Manokwari, Papua Barat, hingga sekarang.