• Terbaru
  • Populer

Kinya (Bagian 3)

10 Maret 2022

KHM Yusuf Hasyim: Pahlawan Pembaharu Pendidikan Pesantren

30 Maret 2025

Dunia Itu Mudah Jangan Dipersulit

10 Februari 2025

H Dadang Juhata Kesatria dari Kuningan Jawa Barat

10 Februari 2025

Komunitas sebagai Medan Kerja dan Belajar

7 Februari 2025

Pengaruh Media Massa dalam Menciptakan Citra Positif

4 Desember 2024

Petunjuk dan Mukjizat Al Quran (1)

24 Oktober 2024

Launching Kedai Abah Zhen di Sentra Kuliner Battembat

6 September 2024

Mewaspadai Tipudaya Mall dan Maal di Dunia

5 Juli 2024

Pesantren Pelopor Al Quran yang Dimadrasahkan

28 Juni 2024

Pesantren Sukunsari Cirebon Qurban Kambing

20 Juni 2024

Water Closed Masjid yang Terbuka 24 Jam

20 Juni 2024

Calon Gubernur Banten Kunjungi Sesepuh Cirebon

1 Juni 2024
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Kamis, 22 Mei 2025
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Sejarah dan Sastra

Kinya (Bagian 3)

Somewhere is Used to Be

Bagus Dilla Ditulis oleh Bagus Dilla
10 Maret 2022
dalam Sejarah dan Sastra
A A
167
VIEWS

Mekah

Berkat bantuan seorang teman, tiket kami untuk menunaikan ibadah umrah cepat terurus. Kinya tampak sibuk menyiapkan perlengkapan.

ArtikelLainnya

Coretan Fajar dalam Literasinya: Semua yang Ada Bukanlah Tuhan

20 Mei 2024
225

Sejarah Pendirian NU untuk Merespon Situasi Global

15 Mei 2024
154

Apa Untungnya Menjadi Seorang Penulis?

14 Mei 2024
141

Hidup bukan tentang Kegagalan

23 April 2024
409

”Tidak usah terlalu repot, bawa saja seadanya,” kataku, kepadanya.

Ia menatapku sebentar. Tubuhnya membungkuk di antara tumpukan pakaian yang teronggok di pembaringan. ”Tapi, mas?” sanggahnya. Panggilan “mas” itu menjadi kesepakatam kami untuk mengingat asal usul tanah kelahiranku. Dan, Kinya justeru sangat antusias dengan kesepakatan itu.

”Kita akan beribadah. Bukan, plesiran, bawa saja barang yang diperlukan!” ujarku sambil menatap mata kecoklatannya yang sedang menagih jawaban. Hidung mancung ras Arab itu terlihat kembang kempis.

”Tidak banyak,” katanya, kemudian, ”hanya beberapa pakaian penting saja.” Kinya lalu melangkah ke dapur. “Sarapan, yuk!” ajaknya.

Aku mengikuti langkahnya, dan merangkul pinggangnya. ”Sarapan apa kita?” tanyaku.

”Mau sarapan apa?”

”Mmm, apa ya?” kataku, melirik. ”Aku mengikuti seleramu.”

Kinya melangkah mendahuluiku. Dengan lincah, tangannya mengambil telur dan terigu. Mengambil mangkuk kecil, lalu dicampurnya dua bahan itu dengan irisan daun bawang bombai. Ia mengocok, lalu menggoreng di atas tungku.

Aku duduk di balik meja memperhatikan. Kinya tak sadar, aku memperhatikannya. Aku membiarkannya bekerja di depan tungku.

Aku teringat saat ia pernah memblokir WA-ku. Belum pernah aku tanyakan kenapa alasannya. Yang kutahu, mungkin ia sedang tidak ingin diganggu atau belum dapat menerima kehadiranku. Yang kuingat pula, Kinya selalu memosting gambar yang menjawab perkataan-perkataanku di lembar WA-nya. Sampai ia memblokir setelah aku mengirimkan satu fotoku dan dirinya. Entah, gelagapan atau kenapa, belum kutanyakan.

“Mas, makan,” katanya, menggugah lamunanku.

”Ya,” jawabku, sembari menarik piring. Aku memakannya dengan saos tomat. Hidupku menjadi sangat teratur setelah kehadirannya. Aku tak pernah telat makan. Semua kegiatanku diatur olehnya. Tak seperti biasa, ketika masih sendiri.

Di hadapannya, aku memandangi.

Kinya masih menghabiskan sisa gorengan terigu di piring. Dia berhenti setelah melihatku. ”Kenapa, mas? Ada yang lucu padaku?” tanyanya. “Atau…, ada yang salah?”

Aku menggeleng. Tatapanku menembus matanya. Aku ingin menyelami hatinya yang tak pernah kutahu itu.

Kinya membalas. Kami tenggelam dalam tautan yang panjang. Gelombang dan badai tiba-tiba menggelora di dadaku. Dalam gairah, kami bisa sangat lama. Dan, ketika lelah, kami pun bisa terlena.

”Kenapa, mas?” tanyanya, lagi. “Tatapanmu sangat tajam dan membiusku.”

Aku melempar senyum. ”Aku cinta padamu,” jawabku, singkat.

Kinya menundukkan kepala. ”Kenapa mas selalu bertingkah begini? Aku jadi kikuk,” katanya. ”Bukankah mas sudah mendapatkan segalanya dariku?”

”Antara fiksi dan non-fiksi itu beda-beda tipis, sayang,” kataku, melerai. Aku kembali tersenyum. ”Fiksi itu nyata. Senyata dirimu kini ada di hadapanku.”

”Tapi….”

Aku telah meredam ucapannya, setelah berada di dekatnya. Setelah lepas. ”Tak ada tapi-tapian,” jawabku, singkat. ”Kau tahu, dadaku selalu bergelora, ketika dirimu berbicara padaku.”

”Itu biasa.”

Kembali, aku memeluk erat Kinya. “Aku selalu ingin memelukmu seperti dirimu yang selalu tak ingin kehilanganku.”

Kami kembali tenggelam dalam pagutan-pagutan lembut dan hangat.

”Kenapa dirimu menghindariku dulu?” tanyaku, seraya mengangkat dagunya.

Sejurus wajah Kinya menatapku. Dia tertawa kecil.

“Kok, malah tertawa? Aku serius,” kataku.

”Kau lucu. Seharusnya dirimu bertanya pada dirimu sendiri. Kenapa bertanya padaku?”

“Kenapa begitu? Aku bertanya padamu. Kau yang menjawab.”

”Sudah kukatakan, tapi kau tetap bodoh.”

”Karena bodoh, aku bertanya.”

Kinya mendorong tubuhku perlahan. Ia mengambil kursi dan duduk. ”Kau membuatku tertekan,” katanya.

Diam.

”Pikiranku belum sampai waktu itu. Aku tak mau diganggu. Aku berusaha konsentrasi belajar. Aku coba mengadu kepada kedua kakakku, tapi mereka malah menertawakanku.”

”Tapi, nyatanya?”

”Nyatanya, aku mencintaimu. Diam-diam.”

Aku mendesah. “Aku juga bersalah terlambat memahamimu.”

”Tidak ada yang terlambat, karena memang membutuhkan proses. Aku butuh waktu, sementara dirimu butuh kesabaran. Tak ada cinta tanpa amarah. Marahku berarti juga cinta.”

”Aku telah menyakitimu.”

”Tidak. Aku yang sebalik telah menyakitimu.”

”Aku telah membuatmu tertekan.”

Kinya menggeleng.

”Selesaikanlah dulu kuliahmu! Aku ingin kau menyelesaikan S2 dan S3. Sesuai cita-citamu ingin menjadi dosen. Suku-bangsa Chechen sangat mememerlukan orang pintar sepertimu.”

“Iya, mas,” jawab Kinya dengan senyum simpul.

“Sekarang, kita siap-siap untuk ibadah umrah. Kita berbulan madu di sana.”

Mata Kinaya berbinar. “Mas,” pekiknya, seraya menyeretku ke tempat tidur. Dia menghujaniku dengan ciuman. Di telingaku, ia berbisik, ”Engkau telah membuatku gila, mas.”

Aku diam.

Kinya memeluk erat. ”Selama ini, aku terlalu sombong pada dirimu. Kini, aku sungguh baru mengerti. Dirimu begitu baik dan bijak.”

”Aku tak mengharap pujianmu,” kataku, pelan. Tanganku mengelus-elus punggungnya.

”Selama ini, aku gamang. Benarkah dirimu akan meminangku? Aku ragu.”

”Itu sudah terjawab sekarang.”

“Baiklah, mulai sekarang, aku akan melayanimu dengan sungguh-sungguh.”

”Besok, dirimu masuk kuliah lagi. Nanti sore kuantar. Biar nanti malam dirimu bisa istirahat. Aku harus kembali bekerja di kedutaan. Sekarang, kita istirahat, menyapa ibu dan bapa. Kasihan mereka kita biarkan beberapa hari, pasti mereka menanti kita. Dan, kakak kembarmu….”

Kinya mengangguk. ”Dia pasti sangat kesepian,” jawab Kinya, cepat.

“Semoga keluarga kita mendapat jalan yang lapang! Buat kakak, ibu, dan bapak. Kita berdoa dengan khusyu di Baitullah.”

Kami pergi ibadah umrah pada liburan semester Kinya. Ibu dan bapa mengundang tetangga, membacakan Yasin. Sementara aku memberi kabar kepada saudara-saudaraku di Indonesia. ”Kami hanya turut mendoakan,” jawab kakak perempuanku dari seberang telepon.

(Bersambung)

Editor: Bagus Dilla
Tag/kata kunci: Kinya
Artikel sebelumnya

Kinya (Bagian 2)

Artikel berikutnya

Kinya (Bagian 4)

Bagus Dilla

Bagus Dilla

*A writer and culture activities*

Artikel Lainnya

Turut Berdukacita Kewafatan Rara Gendis Danerek

23 April 2024
259

KAU BEGITU DEKAT Rara Danerek Dan awan menyelubungi perjalanan terasa jauh, tetapi dekat untaian doa dan bebungaan menemani waktu yang tersisa...

Selanjutnya

Pelangi di Awal Cakrawala (Bagian Kedua)

21 April 2024
167

“Gunakan waktu sekolah untuk belajar,”  ucap salah satu guru saya ketika pidato di upacara hari Senin waktu itu. Saat bolos, saya selalu berpikir akan ucapan bernada...

Selanjutnya

Pelangi di Awal Cakrawala (Bagian Pertama)

19 April 2024
261

Nama saya Fajar Sidik. Lahir pada tanggal 16 Mei 2005. Fajar adalah nama panggilanku dan saya lahir dari keluarga yang sangat...

Selanjutnya

Wanita Serigala dan Wanita Elang Bagian-2

25 Januari 2024
153

Di dalam rumah kayu, tergeletak seseorang yang tengah mendengkur halus. Nafasnya teratur dengan punggung yang tenang. Tubuh itu tak bergerak sama...

Selanjutnya

Wanita Serigala dan Wanita Elang Bagian-1

24 Januari 2024
155

Huma itu lantang dan tampak bersih dari rerumputan. Tidak terlalu lebar luasnya. Daun daun pepohonan tumbuh liar. Hujan baru saja reda...

Selanjutnya

Pati Rasa dalam Menghadapi Kenyataan

14 Januari 2024
160

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meraih cita cita dan cinta. Namun, selalu saja mendapat kegagalan. Orang yang sering mendapat kegagalan, hatinya...

Selanjutnya

Ketika Kuda Besi kembali Dipacu

16 November 2023
155

Laki-laki itu menyusuri jalan tanpa tahu kemana. Keluar dan bergerak hanyalah pilihannya saat itu. Puluhan beban liar di pikirannya seakan ingin...

Selanjutnya

Menjadi Seorang Dienald di Tengah Arus Perubahan

8 Juli 2023
180

Sebagai jiwa yang memiliki spirit kebudayaan, Muhammad Dinal Maryadi (lebih sering disebut Dienald), termasuk beruntung. Dia memiliki kesempatan emas selama perjalanan...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Kinya (Bagian 4)

Kinya (Bagian 5)

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
terlama
terbaru paling banyak dipilih
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply