Kebumen-Jateng.Net26.id – Sejarah madrasah di Indonesia tidak bisa terlepas dari partisipasi parakiai di Indonesia. Menurut H. Aboebakar Atjeh dalam Sejarah Hidup KH. A. Wahid Hasyim, Kantor Kementerian Agama di setiap daerah (Shumuka) dan lembaga pendidikan madrasah di dalamnya menjadi tali pengikat parakiai di dalam menggalang kekuatan, persatuan, dan kebangsaan pasca Perjanjian Komisi Tiga Bundar (KMB) pada 1945 sehingga cakupan keindonesiaan dapat tetap utuh dari Sabang sampai Mereuke. Dengan kata lain, peran Kementerian Agama dan madrasah tidak bisa dianggap remeh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menjaga warisan kiai dan madrasah pun berinovasi menjadi alasan kuat jika Kementerian Agama memerlukan terobosan terobosan yang lebih bermanfaat bagi agama, negara, nusa, dan bangsa. Sehingga tidak ada kesan lagi di mata masyarakat jika madrasah adalah lembaga pendidikan kelas dua. Karena, di dalam agama Islam sendiri, tidak terdapat pemilahan antara ilmu agama dan ilmu umum sebagaimana pandangan kalangan sekuler. Karena, ilmu menurut Islam adalah semata untuk li i’lali kalimatillah.
Ditemui di kantornya, Senin, 31/10/2022, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen, H. Ibnu Asaddudin, S.Ag., M.Pd, menjelaskan tentang langkah langkah program dalam jangka waktu dekat ini. Dimulai dari peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2022, hingga Hari Amal Bakti Kementerian Agama, 3 Januari 2023, mendatang, dengan menyiapkan sebanyak 17 paket kegiatan. Melalui paket paket kegiatan tersebut, diharapkan dapat menjadi pemantik kemajuan kemajuan program pendidikan dan kemasyarakatan. Jadi, institusi, baik pendidikan maupun Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen, dapat sama sama bersinergi dalam membangun kerjasama dan membangkitkan potensi potensi yang ada di Kabupaten Kebumen secara maksimal. Kementerian Agama dan madrasah secara khusus merupakan warisan amanah parakiai di dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Oleh karena itu, harus melibatkan segenap komponen institusi dan masyarakat.
Menjaga warisan kiai dan madrasah pun berinovasi adalah menjadikan madrasah sebagai dasar pendidikan berakhlak serta menjalin kerjasama yang lebih luas. Diantaranya adalah proses digitalisasi madrasah yang urgen di masa kekinian. Teknologi dan industri sudah memasuki tahap Revolusi Industri 5.0. Dan, Kementerian Agama, khususnya madrasah sangat berperan penting dalam melindungi generasi dari korban industri tersebut. Sehingga teknologi digital yang seharusnya sebagai alat dan sarana bukan menjadi subjek baru yang mengalahkan kehidupan pribadi dan sosial. Dengan kata lain, masyarakat jangan menjadi korban atau objek industri, melainkan harus menjadi subjek yang tetap berkepribadian dan berkemanusiaan.
Madrasah Go Internasional
Sedianya, Yuslim Fauzi, SHI, Direktur CV Alfa Sarana Persada, memberikan dua konsep kegiatan berupa lomba pembuatan konten konten positif digital madrasah serta “Workshop Pengembangan Mutu Madrasah Melalui Proyeksi Teknologi Digital Dan Partisipasi Terhadap Lingkungan Yang Sehat”. Workshop tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat dengan menghadirkan paraahli di bidang pendidikan, teknologi, serta perguruan tinggi. Dengan harapan, perguruan tinggi dapat menjadi mitra pengembangan dan kemajuan pendidikan madrasah di Kabupaten Kebumen secara berkesinambungan. Sehingga out put dari kegiatan workshop tersebut dapat menjadi kegiatan yang tidak sekadar sesaat dan seremonial, melainkan program kontinuitas, terutama di dalam program “Madrasah Go Internasional”.
Dengan demikian, menjaga warisan kiai dan madrasah pun berinovasi merupakan langkah dan upaya bersama di dalam menciptakan madrasah sebagai warisan parakiai yang sejak dulu telah terlibat langsung dalam melahirkan kader kader bangsa yang bermartabat dan berkemanusiaan. Terutama, di dalam partisipasi membangun masyarakat yang berakhlak mulia, bermartabat, dan bermanfaat.