Foto di bawah adalah ketika saya berkunjung ke rumah makan rintisan kawan saya, alm. rozaq. Beliau banyak bercerita kepada saya tentang usahanya ini. Manis pahit dia telah lalui dan rasakan. Ujian fisik hingga metafisik pun tak luput dari ceritanya. Artinya, beragam proses sudah dia lewati. Dan alhamdulillah, dia berhasil melewatinya dgn baik.
Bangunan itu masih asli. masih berupa kayu. karena pada awalnya dia tidak niat membuat usaha kuliner. Usaha jual kayu atau gudang kayu. Namun kemudian dia mencoba usaha kuliner yg sedang in saat itu. Maka jadilah, D-ROZZ ayam geprek.
Setelah fase ini, usahanya berkembang sangat pesat. Saya dibuat kagum. Bangunannya sudah minimalis. Nyaman. Menunya semakin beragam. Pengunjungnya pun seakan tak pernah sepi.
Namun siapa sangka, di balik ketercapaian suksesnya itu, Alloh menakdirkan yang berbeda. Covid datang. Dan beliau meninggal. Tepat di saat usahanya mencapai puncak “barokah”nya.
Beliau tidak pernah canggung menjamu siapapun alumni pesantren yang berkunjung. semasa di pondok pun, totalitas pengabdiannya full servis, tanpa cela. Perangainya ramah supel, senang bercanda. Entahlah, pada suatu masa, saya rindu bercanda dengannya.
Menolongnya tidak tanggung-tanggung. Ketika saya sekeluarga kesulitan mencari hotel saat liburan, beliau menemani kami. Hingga kami bisa dapat hotel utk menginap.
Kisah ini saya tulis ulang, karena saya melihat, semua manusia, akan menjalani fase sukses berprosesnya dengan pola ini. Jatuh bangun, Berjibaku, Berikhtiar, dan lalu kembali dengan tenang keharibaan ilahi robbi dengan tenang. Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah… Al jannah, qoblal jannah. Kita bisa merasakan surga sebelum kita mencapainya, karena kita memang berasal dari sana.
Terima kasih mas rozaq, engkau telah banyak memberi saya ilmu untuk menjalani hidup lebih baik lagi ke depannya.