Rokok obat? Menyehatkan? Pabrik rokok Sehat Tentrem Jombang yang dikatakan milik Shiddiqiyyah dan diduga meresahkan warga ini terletak di ruas jalan Kecamatan Kabuh. Di kawasan Kabuh rata-rata masyarakat taninya menggarap tanah yang ditanami salah satu hasil pertanian terbesar Jombang yaitu tembakau. Seluas kurang lebih 1.900 hektar terhampar wit mbako (pohon/tanaman tembakau) yang daunnya melambai bak lautan hijau bersemu kuning terkena angin awal musim kemarau. Tembakau yang sempat dijuluki daun emas meski harganya fluktuatif karena pergantian cuaca tidak tetap terkadang ekstrim namun dirasakan masih mempunyai nilai jual yang cukup layak bagi masyarakat Kabuh. Peran pemerintah yang lebih optimal terutama dalam hal menampung hasil panen dan menahan impor tembakau sangat diharapkan untuk menstabilkan harga.
Keunikan Pabrik Rokok Sehat Tentrem
Pabrik rokok Sehat Tentrem Jaya Lestari bangunannya bergaya khas Shiddiqiyyah yang terkesan megah berwibawa namun sejuk berkelir hijau dipadu dengan warna emas. Terlihat jelas bahkan dari luar pagar berkibarnya bendera Merah Putih yang jumlah tiangnya tak cuma satu berderet di halaman depan. Tidak jauh terlihat pula berjajar menjulang tiang-tiang beberapa pataka yang melambangkan keperkasaan Majapahit di bhumi Nusantara dan lambang-lambang Organisasi Shiddiqiyyah.
Rasa Nasionalisme Yang Kental
Pimpinan pabrik rokok Sehat Tentrem, Mulyono, menjelaskan setiap hari Senin diadakan upacara bendera untuk mengingatkan kembali bahwa karyawan Sehat Tentrem hidup di bhumi Pertiwi. Mencintai dan mensyukuri menjadi warga negara dan hidup di Indonesia Raya yang dinyatakan dengan pembacaan Sumpah Jati Diri Bangsa. Karyawan pabrik berasal dari penduduk sekitar lokasi pabrik dengan komposisi 8 berbanding 2 antara karyawati dan karyawan. Seluruh pegawai mendapatkan gaji sesuai upah minimum kabupaten (UMK) Kabupatem Jombang imbuh Akbar bagian HRD Sehat Tentrem.
Pemilik Pabrik Rokok Sehat Tentrem
Ketika ditanya siapa pemiliknya, Mulyono menegaskan pabrik rokok Sehat Tentrem Jaya Lestari digagas, didirikan, dirintis, dan dibangun dengan kerja keras oleh Muhammad Subechi Azal Tsani yang akrab dipanggil Mas Bechi. Mas Bechi adalah putra pimpinan Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Kyai Muhammad Muchtar Mu’thi. Ditambahkan Mulyono, modal berdirinya pabrik rokok Sehat Tentrem bukan berasal dari ayahnya namun modal pribadi. Sang Ayah hanya memberikan restu dan doa untuk landasan agar usaha anaknya berkah.
Rempah Jamu Dalam Rokok
Tembakau lokal hasil bumi Kabuh menjadi suplai bahan mentah utama bagi pabrik rokok Sehat Tentrem. Jenis tembakau menjadi pembeda varian batang sigaret yang uniknya disebut dalam Bahasa Jawa krama madya. Sebut saja Matursuwon (Terima Kasih) , Raos Ngeten Puron (Rasa Begini Mau?), Raos Ngeten Mawon (Rasa Begini saja), Blokosutho (Apa Adanya), Raos Paling Eco (Rasa Paling Enak), dan judul-judul varian lain bernama khas dengan sensasi yang berbeda. Penambahan rempah-rempah yang diracik layaknya jamu dibubuhkan konon untuk menghasilkan manfaat positif bagi tubuh.
Pajak dan Kegiatan Sosial
Pajak yang dibayarkan dari cukai pita rokok Sehat Tentrem mencapai 3 milyar per bulan. Omzet penjualan sekitar 10 milyar per bulan dengan laba bersih tidak kurang dari 1 milyar. Mulyono menginformasikan setiap bulannya biasanya 80 persen keuntungan pemilik yaitu Mas Bechi dialokasikan untuk kegiatan dan agenda sosial bagi masyarakat.
Kegiatan amal Sehat Tentrem untuk masyarakat tidak memandang agama dan suku. Selain mendapatkan laporan dari berbagai sumber Sehat Tentrem mempunyai tim independen untuk melakukan investigasi di lapangan guna menyusun daftar prioritas calon penerima bantuan. Salah satu kegiatan sosial yaitu bedah rumah yang diberikan untuk keluarga pra sejahtera. Penerima bantuan bedah rumah dengan mendadak diberi informasi dan dievakuasi ke lokasi terdekat selama proses pembangunan. Semua proses mulai proses evakuasi hingga selesai seluruhnya ditanggung oleh tim bedah rumah.
Untuk Indonesia Raya
Rupanya hal yang sama dilakukan pula oleh sektor-sektor usaha Organisasi Shiddiqiyyah seperti pabrik air minum dalam kemasan Maaqo, hotel syariah bintang tiga Yusro, dan yang lain. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Shiddiqiyyah dilambari dengan semangat kebangsaan, nasionalisme, dan pengabdian. Dikutip dari yel-yel warga Shiddiqiyyah, “Untuk Indonesia Raya!”