• Terbaru
  • Populer

Pentingnya Ulama Mempelajari Sejarah Bangsa-bangsa

21 Februari 2021

Redefinisi Pesantren sebagai Subkultur

21 Agustus 2023
Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2023

Bagaimana Tirakat di Musim Sulit

15 Agustus 2023

Antara Kepintaran dan Adab dalam Sistem Pendidikan

12 Agustus 2023

Lompatan Besar Mendalami Tafsir Al Quran

5 Agustus 2023

Pondok Pesantren Darul Ulum Sembada Beras 

2 Agustus 2023

Prasasti Cunggrang, Penanda Lahirnya Kabupaten Pasuruan

1 Agustus 2023

Gerai dan Pesona Kopi Abah

1 Agustus 2023

Taman Pendidikan Al Quran Ahmad Baidlowi

1 Agustus 2023

Pada Siklus Pemberdayaan yang Semestinya

31 Juli 2023

Namun Sayangnya, Budaya Bukan Sebatas Pakaian Tradisional

31 Juli 2023

Kebahagiaan Harus Berjalan Wajar

30 Juli 2023
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Kamis, 21 September 2023
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Sejarah dan Sastra

Pentingnya Ulama Mempelajari Sejarah Bangsa-bangsa

Muhammad Sakdillah Ditulis oleh Muhammad Sakdillah
21 Februari 2021
dalam Sejarah dan Sastra
A A
256
VIEWS

Beberapa tahun silam dan beberapa muballigh telah menyampaikan pesan: Walisongo adalah fiktif. Rekayasa sejarah orang-orang dahulu melalui legenda. Hal ini berangkat dari ketidaksukaan oleh sebagian kalangan yang telah menjadi antek Belanda atas tradisi umat Islam yang suka berziarah kubur, terutama Walisongo, di Indonesia.

Ketidaksukaan tersebut memuncak dan semakin menjadi-jadi setelah kemunculan tema Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 pada 2015 yang mengusung “Islam Nusantara”. Anggapan kalangan tersebut: Islam Nusantara adalah sesat dan kafir. Hal demikian wajar karena tiga hal. Pertama, substansial lebih utama daripada sejarah. Ulama atau kalangan muballigh yang sering muncul di media kurang mengerti tentang dialektika sejarah sehingga yang menjadi wacana adalah pengulangan-pengulangan seperti bid’ah, takhayul, khurafat. Padahal wacana demikian di kalangan akademisi sudah selesai. Sebab, wacana demikian merupakan bagian dari propaganda Orientalisme untuk merusak sejarah umat Islam, baik di Indonesia sendiri maupun internasional.

ArtikelLainnya

Ketika Perlu Membaca Novel Tanpa Pengantar

21 November 2022
235

Masa Kegelapan Datang Diganti dengan Perang

15 November 2022
210

Sastra dan Pusat Peradaban di Nusantara

5 November 2022
213

Membaca Serat Gatoloco Secara Lebih Obyektif

23 Oktober 2022
251

Kedua, pikiran yang masih “taken for granted”. Akibat dari pengulangan wacana-wacana tersebut, maka umat lebih gampang memberikan justifikasi dan penilaian-penilaian terhadap kelompok-kelompok lain yang berbeda. Sejarah Nabi Muhammad Saw dipukul rata dengan sejarah kekinian, sehingga kontekstualisasi sejarah kata (filologi) misalnya tidak pernah mengenai sasaran. Konteks kata “kafir” bisa ditembakkan kepada siapapun yang berbeda pandangan. Sehingga terjadi klaim kebenaran bagi mereka. Kebenaran pun hanya milik mereka, sementara kelompok lain salah.

Ketiga, pos kolonialisme dan kurangnya kesadaran sejarah. Bagaimanapun produk-produk ilmiah ala kampus masih menganut pola lama ini. Pola kolonialisme yang masih menggunakan pandangan-pandangan konservatif tentang sejarah. Syarat dan prasyarat atas formalisme sejarah tidak memberikan ruang kosong penafsiran dengan pendekatan sejarah dan tradisi. Sebuah penelitian harus memenuhi syarat dan prasyarat historiografi yang bersandar pada artefak-artefak, dokumen-dokumen, maupun pendapat-pendapat otoritatif dari kalangan mereka saja, kolonialis. Sementara pandangan-pandangan yang bersandar pada memori masyarakat (social imagination) dianggap tidak ilmiah.

Dengan kata lain, Islam Nusantara yang menjadi paradigma berpikir kalangan NU pada dasarnya adalah untuk membangkitkan kesadaran sejarah umat Islam Indonesia. Hal ini setidaknya berkaitan pada hal-hal berikut: pertama, doktrin-doktrin agama, baik melalui al-Qur’an maupun Sunnah, memerlukan kontekstualisasi sejarah sehingga tidak menjadi konservatif dan menua di dalam museum.

Kedua, setiap suku bangsa memiliki kronologi sejarah masing-masing. Suku bangsa Arab memiliki sejarah sendiri. Suku bangsa di Nusantara memiliki sejarah sendiri. Begitu pula suku bangsa Eropa memiliki sejarah sendiri. Kritik bisa diterima selama masih relevan. Kalaupun tidak relevan masih dibutuhkan teori-teori baru yang dapat mengakomodasi sejarah milik sendiri, bukan atas bentukan orang lain (kolonialisme).

Editor: Bagus Dilla
Artikel sebelumnya

Cerita Aries Tentang Teman-teman Yang Kuliah Di Al Azhar

Artikel berikutnya

Hati Suci Penakluk Jalan dan Lapangan Hijau

Muhammad Sakdillah

Muhammad Sakdillah

A writer and culture activities.

Artikel Lainnya

Ketika Ritual Seks Dilakukan di Kuburan

23 Oktober 2022
259

Hubungan Seks adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam prokreasi selain makan, merasa, dan berpikir. Namun, jarang menjadi perhatian sosial, bahkan...

Selanjutnya

Historiografi Nir-Sistematika Tasawuf

18 Oktober 2022
206

Kalangan sejarawan Indonesia sering mengambil data data faktual dalam menyajikan narasi sejarahnya. Dengan kata lain, tidak ada sejarah tanpa disertai bukti...

Selanjutnya

Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa (I)

4 Oktober 2022
232

Kerajaan Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa memiliki sejarah yang unik. Dari satu sisi, Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa terpisah secara genetik,...

Selanjutnya

Cara Pesantren Memakmurkan Diri

14 September 2022
219

Sejarah pesantren di Indonesia sama tuanya sejarah desa. Secara eksplisit, kehidupan di desa sudah tergambar dari naskah tua, Negarakertagama, karangan Mpu...

Selanjutnya

Menyingkap Kewalian Nabi Khidir as (Bagian Dua)

4 September 2022
275

Kasus pelanggaran HAM sangat sering terjadi, sehingga memelihara jiwa (hifdh al nafs) di dalam Islam menjadi salah satu tujuan Syariah (Maqashid...

Selanjutnya

Menyingkap Kewalian Nabi Khidir as (Bagian Satu)

3 September 2022
287

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada nabi nabi dan rasul rasul Allah yang lain, kedekatan Nabi Khidir as dengan parawaliyullah banyak...

Selanjutnya

Ketika Kau Sok Kenal dan Sok Dekat kepada Allah

2 September 2022
332

Dalam sebuah mimpinya, seorang waliyullah bernama Al Nafari mendapat Firman dari Allah: وعزتى وجلالى، ما أنا عين ما عرفه وأما أنا...

Selanjutnya

Catatan Ulang: Perihal Ketoprak Rainha De Japora

2 September 2022
233

Ketoprak adalah jenis seni-drama yang hidup di wilayah Mataraman, selain Ludruk yang berkembang di wilayah Jawa Timur (Jombang sampai Surabaya). Yang...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Hati Suci Penakluk Jalan dan Lapangan Hijau

Menyoal Tanda Waqaf, Mushaf Standar Indonesia

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Pengunjung

  • 57,784

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply