• Terbaru
  • Populer

Pentingnya Ulama Mempelajari Sejarah Bangsa-bangsa

21 Februari 2021

KHM Yusuf Hasyim: Pahlawan Pembaharu Pendidikan Pesantren

30 Maret 2025

Dunia Itu Mudah Jangan Dipersulit

10 Februari 2025

H Dadang Juhata Kesatria dari Kuningan Jawa Barat

10 Februari 2025

Komunitas sebagai Medan Kerja dan Belajar

7 Februari 2025

Pengaruh Media Massa dalam Menciptakan Citra Positif

4 Desember 2024

Petunjuk dan Mukjizat Al Quran (1)

24 Oktober 2024

Launching Kedai Abah Zhen di Sentra Kuliner Battembat

6 September 2024

Mewaspadai Tipudaya Mall dan Maal di Dunia

5 Juli 2024

Pesantren Pelopor Al Quran yang Dimadrasahkan

28 Juni 2024

Pesantren Sukunsari Cirebon Qurban Kambing

20 Juni 2024

Water Closed Masjid yang Terbuka 24 Jam

20 Juni 2024

Calon Gubernur Banten Kunjungi Sesepuh Cirebon

1 Juni 2024
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Kamis, 22 Mei 2025
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Sejarah dan Sastra

Pentingnya Ulama Mempelajari Sejarah Bangsa-bangsa

Muhammad Sakdillah Ditulis oleh Muhammad Sakdillah
21 Februari 2021
dalam Sejarah dan Sastra
A A
190
VIEWS

Beberapa tahun silam dan beberapa muballigh telah menyampaikan pesan: Walisongo adalah fiktif. Rekayasa sejarah orang-orang dahulu melalui legenda. Hal ini berangkat dari ketidaksukaan oleh sebagian kalangan yang telah menjadi antek Belanda atas tradisi umat Islam yang suka berziarah kubur, terutama Walisongo, di Indonesia.

Ketidaksukaan tersebut memuncak dan semakin menjadi-jadi setelah kemunculan tema Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 pada 2015 yang mengusung “Islam Nusantara”. Anggapan kalangan tersebut: Islam Nusantara adalah sesat dan kafir. Hal demikian wajar karena tiga hal. Pertama, substansial lebih utama daripada sejarah. Ulama atau kalangan muballigh yang sering muncul di media kurang mengerti tentang dialektika sejarah sehingga yang menjadi wacana adalah pengulangan-pengulangan seperti bid’ah, takhayul, khurafat. Padahal wacana demikian di kalangan akademisi sudah selesai. Sebab, wacana demikian merupakan bagian dari propaganda Orientalisme untuk merusak sejarah umat Islam, baik di Indonesia sendiri maupun internasional.

ArtikelLainnya

Coretan Fajar dalam Literasinya: Semua yang Ada Bukanlah Tuhan

20 Mei 2024
225

Sejarah Pendirian NU untuk Merespon Situasi Global

15 Mei 2024
154

Apa Untungnya Menjadi Seorang Penulis?

14 Mei 2024
141

Hidup bukan tentang Kegagalan

23 April 2024
409

Kedua, pikiran yang masih “taken for granted”. Akibat dari pengulangan wacana-wacana tersebut, maka umat lebih gampang memberikan justifikasi dan penilaian-penilaian terhadap kelompok-kelompok lain yang berbeda. Sejarah Nabi Muhammad Saw dipukul rata dengan sejarah kekinian, sehingga kontekstualisasi sejarah kata (filologi) misalnya tidak pernah mengenai sasaran. Konteks kata “kafir” bisa ditembakkan kepada siapapun yang berbeda pandangan. Sehingga terjadi klaim kebenaran bagi mereka. Kebenaran pun hanya milik mereka, sementara kelompok lain salah.

Ketiga, pos kolonialisme dan kurangnya kesadaran sejarah. Bagaimanapun produk-produk ilmiah ala kampus masih menganut pola lama ini. Pola kolonialisme yang masih menggunakan pandangan-pandangan konservatif tentang sejarah. Syarat dan prasyarat atas formalisme sejarah tidak memberikan ruang kosong penafsiran dengan pendekatan sejarah dan tradisi. Sebuah penelitian harus memenuhi syarat dan prasyarat historiografi yang bersandar pada artefak-artefak, dokumen-dokumen, maupun pendapat-pendapat otoritatif dari kalangan mereka saja, kolonialis. Sementara pandangan-pandangan yang bersandar pada memori masyarakat (social imagination) dianggap tidak ilmiah.

Dengan kata lain, Islam Nusantara yang menjadi paradigma berpikir kalangan NU pada dasarnya adalah untuk membangkitkan kesadaran sejarah umat Islam Indonesia. Hal ini setidaknya berkaitan pada hal-hal berikut: pertama, doktrin-doktrin agama, baik melalui al-Qur’an maupun Sunnah, memerlukan kontekstualisasi sejarah sehingga tidak menjadi konservatif dan menua di dalam museum.

Kedua, setiap suku bangsa memiliki kronologi sejarah masing-masing. Suku bangsa Arab memiliki sejarah sendiri. Suku bangsa di Nusantara memiliki sejarah sendiri. Begitu pula suku bangsa Eropa memiliki sejarah sendiri. Kritik bisa diterima selama masih relevan. Kalaupun tidak relevan masih dibutuhkan teori-teori baru yang dapat mengakomodasi sejarah milik sendiri, bukan atas bentukan orang lain (kolonialisme).

Editor: Bagus Dilla
Artikel sebelumnya

Cerita Aries Tentang Teman-teman Yang Kuliah Di Al Azhar

Artikel berikutnya

Hati Suci Penakluk Jalan dan Lapangan Hijau

Muhammad Sakdillah

Muhammad Sakdillah

A writer and culture activities.

Artikel Lainnya

Turut Berdukacita Kewafatan Rara Gendis Danerek

23 April 2024
259

KAU BEGITU DEKAT Rara Danerek Dan awan menyelubungi perjalanan terasa jauh, tetapi dekat untaian doa dan bebungaan menemani waktu yang tersisa...

Selanjutnya

Pelangi di Awal Cakrawala (Bagian Kedua)

21 April 2024
167

“Gunakan waktu sekolah untuk belajar,”  ucap salah satu guru saya ketika pidato di upacara hari Senin waktu itu. Saat bolos, saya selalu berpikir akan ucapan bernada...

Selanjutnya

Pelangi di Awal Cakrawala (Bagian Pertama)

19 April 2024
261

Nama saya Fajar Sidik. Lahir pada tanggal 16 Mei 2005. Fajar adalah nama panggilanku dan saya lahir dari keluarga yang sangat...

Selanjutnya

Wanita Serigala dan Wanita Elang Bagian-2

25 Januari 2024
153

Di dalam rumah kayu, tergeletak seseorang yang tengah mendengkur halus. Nafasnya teratur dengan punggung yang tenang. Tubuh itu tak bergerak sama...

Selanjutnya

Wanita Serigala dan Wanita Elang Bagian-1

24 Januari 2024
155

Huma itu lantang dan tampak bersih dari rerumputan. Tidak terlalu lebar luasnya. Daun daun pepohonan tumbuh liar. Hujan baru saja reda...

Selanjutnya

Pati Rasa dalam Menghadapi Kenyataan

14 Januari 2024
160

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meraih cita cita dan cinta. Namun, selalu saja mendapat kegagalan. Orang yang sering mendapat kegagalan, hatinya...

Selanjutnya

Ketika Kuda Besi kembali Dipacu

16 November 2023
155

Laki-laki itu menyusuri jalan tanpa tahu kemana. Keluar dan bergerak hanyalah pilihannya saat itu. Puluhan beban liar di pikirannya seakan ingin...

Selanjutnya

Menjadi Seorang Dienald di Tengah Arus Perubahan

8 Juli 2023
180

Sebagai jiwa yang memiliki spirit kebudayaan, Muhammad Dinal Maryadi (lebih sering disebut Dienald), termasuk beruntung. Dia memiliki kesempatan emas selama perjalanan...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Hati Suci Penakluk Jalan dan Lapangan Hijau

Menyoal Tanda Waqaf, Mushaf Standar Indonesia

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
terlama
terbaru paling banyak dipilih
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply