• Terbaru
  • Populer

Sastra Indonesia vis a vis Sastra Pesantren

6 Maret 2021

Menyela Humor dalam Kehidupan

3 Desember 2023

Ketika Kuda Besi kembali Dipacu

16 November 2023

Redefinisi Pesantren sebagai Subkultur

21 Agustus 2023
Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2023

Bagaimana Tirakat di Musim Sulit

15 Agustus 2023

Antara Kepintaran dan Adab dalam Sistem Pendidikan

12 Agustus 2023

Lompatan Besar Mendalami Tafsir Al Quran

5 Agustus 2023

Pondok Pesantren Darul Ulum Sembada Beras 

2 Agustus 2023

Prasasti Cunggrang, Penanda Lahirnya Kabupaten Pasuruan

1 Agustus 2023

Gerai dan Pesona Kopi Abah

1 Agustus 2023

Taman Pendidikan Al Quran Ahmad Baidlowi

1 Agustus 2023

Pada Siklus Pemberdayaan yang Semestinya

31 Juli 2023
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Senin, 11 Desember 2023
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Sejarah dan Sastra

Sastra Indonesia vis a vis Sastra Pesantren

Bagus Dilla Ditulis oleh Bagus Dilla
6 Maret 2021
dalam Sejarah dan Sastra
A A
259
VIEWS

Salah satu akar sastra Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian adalah sastra peranakan. Sastra yang diidentikkan kepada saudara-saudara peranakan dari Persia, India, Arab, dan China, meskipun tidak sedikit telah turut berkontribusi di dalam memajukan kebudayaan bangsa. Kritik ini pernah disampaikan oleh Maman S Mahayana di dalam studinya, meskipun tidak bergaung terlalu luas. Sependek pengetahuan saya. Sebab, sastra Indonesia pada umumnya masih ramai didominasi oleh sastra ideologis, kiri dan kanan. Sosialis-realis dan dakwah-idealis. Yang satu ingin mengembalikan kepada kenyataan sejarah, sementara yang lain ingin mengembalikan kepada cita-cita agama yang ideal dan bersih dari “dosa”.

Menelisik sastra Indonesia, mau tidak mau, akan bertemu pada proses sastra kolonial. Karena, faktanya, penggunaan huruf Latin yang diperkenalkan sejak bahasa Indonesia resmi sebagai bahasa nasional telah merombak pola dan tatanan sastra sebelumnya yang kurang diakui. Perubahan struktur bahasa yang berdampak secara langsung terhadap sastra setidaknya dapat dilihat dari dua peristiwa penting. Pertama, sebagaimana Buya Ahmad Syafii Maarif menyebutkan di dalam artikel “Pengantar”nya, “Penguatan Kesadaran Kebangsaan”; kesadaran berbangsa satu baru muncul tahun 1920-an bersamaan dengan perubahan nama organisasi mahasiswa “Indonesia” di negeri Belanda dari “Indische Vereniging” menjadi “Indonesische Vereniging” atau Perhimpunan Indonesia (PI). Mengutip dari Ali Sastroamidjojo di dalam biografinya, Buya Syafii menyebutkan: “…Arti persatuan bangsa Indonesia belum pernah menjadi perhatian ‘Jong Java’. Kesadaran kebangsaan saya baru sampai pada taraf kesukuan Jawa.”

ArtikelLainnya

Menerjemah Nilai Nilai Kemanusiaan August Strindberg di Indonesia

28 Januari 2023
258

Ketika Perlu Membaca Novel Tanpa Pengantar

21 November 2022
239

Masa Kegelapan Datang Diganti dengan Perang

15 November 2022
210

Sastra dan Pusat Peradaban di Nusantara

5 November 2022
213

Kedua, Maman S Mahayana dalam artikelnya “Anomali Generasi Milenial Sastra Indonesia” yang dilansir oleh lensasastra.id telah menyebutkan diantaranya gerakan Sumpah Pemuda pada 1928 adalah momentum penting bagi sastra Indonesia. Jika ditarik lebih ke belakang yang dapat dipahami dari pernyataannya adalah terjadinya perubahan sosial pada pertengahan abad ke-19, manakala “pergantian huruf Arab—Melayu ke huruf Latin lewat Keputusan Gubernur Jenderal Rochussen pada tahun 1850-an, telah memisahkan tradisi sastra Melayu adiluhung ke wilayah masa lampau nun jauh di sana.”

Menurut Maman lagi, “Karya-karya agung pujangga Hamzah Fansuri, Bukhari al-Jauhari, Shamsuddin As-Samatrani, Nuruddin ar-Raniri, Abdur Rauf Singkel, Raja Ali Haji, dan para ulama besar di berbagai kesultanan di Nusantara, seperti Aceh, Banjarmasin, Banten, Bima, Gowa, Makassar, Palembang, dan seterusnya, termasuk juga para pujangga Jawa, Sunda, dan Betawi, seperti Ronggowarsito, Hassan Mustafa, dan Muhammad Bakir (abad ke-16 sampai ke-20) peranannya senyap-lenyap begitu saja. Ketenggelaman mereka seolah-olah digantikan para penulis berbahasa Melayu rendah yang menggunakan huruf Latin.”

Dampak yang sangat dirasakan kemudian adalah lemahnya jiwa sastra manusia Indonesia. Sastra Indonesia belum memiliki jiwa yang kuat di dalam membangun, katakanlah, mental, spiritual, dan karakter bangsa.

Secara kritik, menurut Maman;

“Para pengelola surat kabar atau majalah, para pengarang Tionghoa atau siapa pun yang sekadar bisa berbahasa Melayu dan menulis huruf Latin, tiba-tiba saja tampil sebagai generasi baru yang oleh sebagian besar para pengamat sastra Indonesia ditempatkan dalam posisi terhormat sebagai perintis kesusastraan Indonesia (modern). Jika kita mencermati semua khazanah sastra yang dimuat dalam surat-surat kabar periode 1850-an sampai awal tahun 1900-an, tidak ada satu pun yang kualitasnya melebihi karya-karya para pujangga yang tadi disebutkan. Tak ada satu pun!”

Dari proses-proses sejarah yang disebutkan di muka, maka jiwa sastra menjadi “elan vital” yang belum pula menjadi perhatian. Sastra yang hanya menuntut bentuk-bentuk formal karya telah mengesampingkan proses ini. Padahal, dalam genealogi sastra pesantren telah mengalami proses-proses kamuflase yang dalam catatan saya terus bergerak dalam rupa dan bentuk berbeda di setiap masa dan kehadirannya, seperti “Ramalan Jayabaya” yang “disadur” dari kitab “al-Asrar”, karangan ulama Persia yang dibawa oleh Syekh Washil ke Kediri misalnya. Dan, seterusnya.

Editor: Bagus Dilla
Artikel sebelumnya

Kamuflase Sastra Pesantren: antara Wujud dan al-Maujud

Artikel berikutnya

Bisikan Nusantara, Merajut Kebhinekaan Melalui Budaya (1)

Bagus Dilla

Bagus Dilla

*A writer and culture activities*

Artikel Lainnya

Membaca Serat Gatoloco Secara Lebih Obyektif

23 Oktober 2022
263

Serat Gatoloco ditulis ketika situasi zaman sedang mengalami dekadensi. Sehingga memunculkan kritik atas situasi sosial yang sedang terjadi. Membaca karya karya...

Selanjutnya

Ketika Ritual Seks Dilakukan di Kuburan

23 Oktober 2022
276

Hubungan Seks adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam prokreasi selain makan, merasa, dan berpikir. Namun, jarang menjadi perhatian sosial, bahkan...

Selanjutnya

Historiografi Nir-Sistematika Tasawuf

18 Oktober 2022
212

Kalangan sejarawan Indonesia sering mengambil data data faktual dalam menyajikan narasi sejarahnya. Dengan kata lain, tidak ada sejarah tanpa disertai bukti...

Selanjutnya

Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa (I)

4 Oktober 2022
235

Kerajaan Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa memiliki sejarah yang unik. Dari satu sisi, Kanjuruhan dan Raja Raja Jawa terpisah secara genetik,...

Selanjutnya

Cara Pesantren Memakmurkan Diri

14 September 2022
219

Sejarah pesantren di Indonesia sama tuanya sejarah desa. Secara eksplisit, kehidupan di desa sudah tergambar dari naskah tua, Negarakertagama, karangan Mpu...

Selanjutnya

Menyingkap Kewalian Nabi Khidir as (Bagian Dua)

4 September 2022
280

Kasus pelanggaran HAM sangat sering terjadi, sehingga memelihara jiwa (hifdh al nafs) di dalam Islam menjadi salah satu tujuan Syariah (Maqashid...

Selanjutnya

Menyingkap Kewalian Nabi Khidir as (Bagian Satu)

3 September 2022
295

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada nabi nabi dan rasul rasul Allah yang lain, kedekatan Nabi Khidir as dengan parawaliyullah banyak...

Selanjutnya

Ketika Kau Sok Kenal dan Sok Dekat kepada Allah

2 September 2022
351

Dalam sebuah mimpinya, seorang waliyullah bernama Al Nafari mendapat Firman dari Allah: وعزتى وجلالى، ما أنا عين ما عرفه وأما أنا...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Bisikan Nusantara, Merajut Kebhinekaan Melalui Budaya (1)

Bisikan Nusantara, Merajut Kebhinekaan Melalui Budaya (2)

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Pengunjung

  • 62,483

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply