Isra Mi’raj; 27 Rajab 1443.
Ibadah sholat juga bisa usang sebagaimana baju yang sering dikenakan. Betapa banyak orang sholat yang merasa kebingungan karena tidak menemukan kelezatan di dalamnya. Keadaan batin sebelum sholat tak berbeda dengan keadaan sesudahnya. Sehingga sholat yang dikerjakan terasa berat, capek dan melelahkan. Rasulullah pernah bersabda: “Betapa banyak orang berdiri sholat yang dia dapatkan adalah capek dan lelah”. (HR.Ahmad).
Dampaknya kalau sholat ingin cepat selesai. Sholat yang seharusnya menjadi wasilah terhubung dan bertemunya batin seorang hamba dengan Tuhan, menjadi hambar tak ada rasa. Pelaksanaannya pun menjadi tergesa dan sekedar gugur kewajiban saja. Maka “restart” sholat kita sekarang juga.
Untuk meningkatkan kualitas ibadah sholat, Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
الإقبال على الله وسر الصلاة وروحها ولبها هو إقبال العبد على الله بكليته، فكما أنه لا ينبغي له أن يصرف وجهه عن قبلة الله يمينًا وشمالاً, فكذلك لا ينبغي له أن يصرف قلبه عن ربه إلى غيره. فالكعبة التي هي بيت الله قبلة وجهه وبدنه، ورب البيت تبارك وتعالى هو قبلة قلبه وروحه، وعلى حسب إقبال العبد على الله في صلاته يكون إقبال الله عليه، وإذا أعرض أعرض الله عنه.
“Menghadap kepada Allah, rahasia shalat, ruh dan intinya ialah keberadaan seorang hamba yang menghadap Allah secara totalitas. Sebagaimana ia tidak dibolehkan memalingkan wajahnya dari kiblat Allah ke kanan atau ke kiri. Maka tidak semestinya pula ia memalingkan hati dari Rab-nya kepada selain-Nya.
Ka’bah adalah Baitullah yang menjadi kiblat wajah dan badan seorang hamba. Sedangkan Rabbul Bait (Allah) Tabaraka wa Ta’ala adalah kiblat hati dan ruhnya. Maka sejauh mana seorang hamba menghadap Allah dalam sholatnya, maka sejauh itu pula Allah menghadap kepada hamba-Nya, dan jika ia berpaling maka Allah juga berpaling darinya”.
Lebih lanjut Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan:
وللإقبال في الصلاة ثلاث منازل:
1- إقبال على قلبه فيحفظه من الوساوس والخطرات المبطلة لثواب صلاته أو المنقصة له.
2-وإقبال على الله بمراقبته حتى كأنه يراه.
3- وإقبال على معاني كلامه وتفاصيل عبودية الصلاة ليعطيها حقها.
فباستكمال هذه المراتب الثلاث تكون إقامة الصلاة حقًا ويكون إقبال الله على عبده بحسب ذلك. فإذا انتصب العبد قائمًا بين يديه فإقباله على قيوميته وعظمته، وإذا كبر فإقباله على كبريائه.
“Menghadap Allah dalam sholat ada tiga kedudukan:
1. Memperhatikan hatinya, sehingga ia (seorang hamba) menjaganya dari bisikan dan lintasan-lintasan pikiran yang bisa menggugurkan atau mengurangi pahala sholatnya.
2. Menghadap kepada Allah dengan merasa diawasi oleh-Nya, sehingga seolah-olah ia melihat Allah (sehingga mampu menghayati pengaruh nama dan sifat-sifat-Nya).
3. Memperhatikan makna-makna firman-Nya dan perincian peribadatan sholat agar ia dapat menunaikan hak sholat.
Dengan menyempurnakan tiga kedudukan ini, maka terwujudlah penegakan sholat yang sebenarnya. Keadaan menghadap dan perhatian Allah kepada seorang hamba tergantung kondisi itu juga.
Jika seorang hamba tegak berdiri di hadapan Allah, maka berarti ia menghadap kepada Allah dengan menghayati Kemahamandirian dan Keagungan-Nya. Jika ia bertakbir, maka berarti ia menghadap kepada Allah dengan menghayati Kemahabesaran-Nya”. (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim).
Dari uraian singkat di atas, kita diajari bahwa pada saat melaksanakan ibadah sholat harus membangun kesadaran dengan kuat; kita sedang berada di depan Allah. Sedang beraudiensi, tersambung dan “berjumpa” dengan-Nya.
Dia melihatmu saat engkau berdiri sholat.
Saat takbir ada yang kau agungkan, siapa; Allah.
Saat baca fatihah engkau sedang berdialog, dengan siapa; Allah.
Saat rukuk, ada yang kau rukui, siapa; Allah.
Saat i’tidal ada yang kau sanjungi, siapa; Allah.
Saat tersungkur sujud, ada yang kau sujudi, siapa; Allah.
Saat duduk di antara dua sujud, ada yang kau mintai, kau sambati, siapa; Allah.
Saat baca tahiyat, ada yang kau hormati dan puji, siapa; Allah
Allah ada di dekatmu (fainni qarib)
Allah meliputi segala sesuatu (innahu bikulli syaiin muhith).
Sehingga sholat menjadi sesuatu yang indah dan menyenangkan. Menghadirkan ketenangan, keharuan dan kebahagiaan. Rasa dada yang lapang, ketentraman yang dalam, akan Allah turunkan ke dalam hati seorang hamba, saat ia datang kepada-Nya dengan penuh keikhlasan, cinta, rindu dan kesungguhan.
Nabipun pernah dawuh: “…kebahagiaan dan kegembiraan hatiku (qurrata ‘aini) dijadikan ada dalam sholat (sholat dijadikan penyenang dan penggembira hatiku)”. (HR. An-nasai). Semoga. 🙏🤗🤗
_______________
Keterangan foto; Acara Isra Mi’raj di kantor Gubernur Kepatihan Malioboro oleh Forkompimda DIY. 25/02/2022.
https://youtu.be/srB43mcMoDU