Dalam buku Sejarah Peradaban Islam jarang ditulis tentang kerajaan-kerajaan muslim di Rusia. Hal ini karena corak penulisannya yang masih menggunakan metode kronologis. Metode terpusat ketika dilihat dari aspek awal mula Islam lahir dan berkembang. Sehingga dalam pengertian kronologis ini, sejarah bukan sesuatu yang bersifat parsial, melainkan global dan konotatif.
Dikatakan konotatif, Islam sering digambarkan sebagai Arab Sentris. Islam disebar melalui pedagang-pedagang Arab yang berkelana di semua penjuru negeri. Sehingga sedikit sekali yang berbicara tentang Islam dalam pengertian dialektis. Bertemunya dua unsur atau lebih. Unsur inti ajaran Islam dan kebudayaan yang hidup di suatu tempat.
Demikian pula, Islam di Rusia hampir tidak dikenal belakangan ini. Hal ini disebabkan dua faktor. Pertama, kebudayaan bersifat sentralistik. Rusia pernah dikuasai oleh rezim Komunis yang totalitarian. Artinya, masyarakat secara budaya tampak seragam, tidak beragam. Komunisme sebagaimana dipandang selama ini adalah antiagama atau atheis. Sehingga asumsi yang muncul hingga sekarang adalah Rusia negara yang antiagama. Kedua, dari sifat sejarah penaklukan yang dilakukan oleh suku-bangsa Arab, Islam yang hadir di Rusia adalah Islam bercorak Arab. Imam Al Bukhari adalah orang Arab. Padahal, kultur dan budaya yang melekat pada Imam Al Bukhari tidak demikian. Ia termasuk suku a’jam (asing) non-Arab.
Suku-bangsa Rusia yang menganut agama Islam pada masa sekarang jumlah populasinya nomor dua setelah agama Kristen Ortodoks. Pada 2018, umat Muslim di Rusia diperkirakan mencapai 28 juta jiwa, atau sekitar 20 persen dari total populasi Rusia. Namun, Islam di Rusia bersifat budaya. Artinya, hampir tidak ditemukan peristiwa konflik antaragama sebagaimana yang terjadi di Barat manakala Ratu Elisabeth dari Portugal melakukan aksi genosida terhadap kaum muslimin di Cordoba.
Kaum muslimin mulai menyebar di Rusia diperkirakan sejak abad ke-7 Masehi. Sebagaimana wilayah Asia Tengah kala itu dikenal sebagai Jalur Sutra yang menghubungkan Asia Timur dan Benua Eropa.
Kaum muslimin pertama yang mendiami wilayah Rusia adalah masyarakat suku-bangsa Dagestani, yang berasal dari Derbent, kota tertua di Rusia. Mereka menjadi muslim sekitar abad ke-8.
Kerajaan muslim pertama di Rusia didirikan oleh suku-bangsa Bulgaria Volga atau Bulghar pada tahun 992 Masehi.
Kerajaan Bulgaria Volga menjalin hubungan erat dengan Kekaisaran Abbasiyah di Baghdad. Hubungan itu terjalin ketika Raja Bulghar, Yiltuwar Almush, memeluk Islam dan berganti nama menjadi Amir Ja’far ibn Abd Allah.
Selain Bulgaria Volga, Dinasti Golden Horde di tepi Sungai Volga juga mendirikan kerajaan muslim. Dinasti ini keturunan dari Bani Timurlenk, cucu Jengis Khan yang diteruskan oleh empat pecahan kerajaan berikutnya, kerajaan (khanate) Kazan, Astrakhan, Siberia, dan Krim.
Kerajaan muslim di Rusia mengalami kemunduran setelah Kerajaan Kazan pada 1552 dianeksasi oleh tentara Tsar Ivan IV.
Kerajaan muslim yang paling lama berkuasa di Rusia adalah Khanate Crimea, mulai berdiri pada 1441 M dan jatuh pada 1783 M. Khanate ini pernah berada di bawah pengaruh Kekaisaran Tatar Crimea dan Kekaisaran Turki Utsmani.