• Terbaru
  • Populer

Buya Said: Ahlussunah wal Jama’ah sebagai Realitas

10 Juni 2022

Menyela Humor dalam Kehidupan

3 Desember 2023

Ketika Kuda Besi kembali Dipacu

16 November 2023

Redefinisi Pesantren sebagai Subkultur

21 Agustus 2023
Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2023

Bagaimana Tirakat di Musim Sulit

15 Agustus 2023

Antara Kepintaran dan Adab dalam Sistem Pendidikan

12 Agustus 2023

Lompatan Besar Mendalami Tafsir Al Quran

5 Agustus 2023

Pondok Pesantren Darul Ulum Sembada Beras 

2 Agustus 2023

Prasasti Cunggrang, Penanda Lahirnya Kabupaten Pasuruan

1 Agustus 2023

Gerai dan Pesona Kopi Abah

1 Agustus 2023

Taman Pendidikan Al Quran Ahmad Baidlowi

1 Agustus 2023

Pada Siklus Pemberdayaan yang Semestinya

31 Juli 2023
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Senin, 11 Desember 2023
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Nasional

Buya Said: Ahlussunah wal Jama’ah sebagai Realitas

Muhammad Sakdillah Ditulis oleh Muhammad Sakdillah
10 Juni 2022
dalam Nasional
A A
225
VIEWS

Kata Ahlussunah wal Jama’ah (أهل السنة والجماعة) bagi sebagian besar umat Islam tidak dipandang penting. Mereka beranggapan: Islam adalah agama. Tidak ada yang lain. Yang bisa menyelamatkan adalah Islam di dunia dan di akhirat. Islam adalah solusi. Bahkan, dikatakan secara ekstrim oleh sebagian umat; Islam wa daulah. Islam juga negara. Mereka tidak memikirkan mekanisme sebuah negara Islam itu seperti apa? Secara membuta, mereka berkata: persatuan Islam. Tanpa warna warni suku-bangsa, adat istiadat, dan tradisi. Semua diseragamkan.

Konsep yang Memerlukan Reformulasi

Baik kata-kata dalam Al Quran maupun hadis Rasulullah saw merupakan adagium, kata-kata yang mengandung pribahasa. Hal demikian memerlukan makna secara ideologis (talwin), makna yang memerlukan definisi agar bisa disesuaikan dengan situasi, waktu, dan tempatnya.

ArtikelLainnya

Revolusi Mental yang Tanggung! (I)

17 September 2022
212
Foto Koleksi The Defense Post

Taliban dan Mahalnya Ongkos “Kemerdekaan”

16 September 2022
218

Umat Islam Bukan Komoditas Politik Praktis

15 September 2022
223

Amplop Kiai dan Korupsi

25 Agustus 2022
223

Demikian pula dengan kata Ahlussunah dan Jama’ah. Kata Ahlussunah kadang diartikan sebagai pengamal tradisi Rasulullah saw, terkadang juga diartikan paraahli yang menguasai hadis. Sedangkan kata Jama’ah diartikan dengan berkumpul atau bersama-sama. Sebagai pengamal dan ahli hadis, hal ini sering diartikan secara “letterleijke” atau tekstual, tidak boleh bersentuhan dengan realitas. Seratus persen harus betul. Bahkan, realitas harus tunduk pada makna tekstual tersebut. Seperti perintah mencium Hajar Aswad, harus bersentuhan langsung secara fisik, tidak boleh dengan kode melambaikan tangan misalnya.

Memang, Islam diturunkan secara sempurna pada zamannya. Pada masa Rasulullah saw masih hidup. Hal ini ditandai dengan kehadiran Al Quran dengan bahasa susastra yang sempurna. Sebuah tatanan sosial dikatakan baik apabila sudah mencerminkan penggunaan bahasa yang baik pula. Bahasa adalah cermin kepribadian. Sehingga sebagian sarjana berpendapat: kehidupan yang baik adalah seperti pada masa Rasulullah saw apa adanya. Semua perangkat sistem harus menyerupai seperti pada masa Rasulullah saw. Mereka tidak berpikir, apakah perangkat sistem tersebut masih layak atau tidak?

Dalam membangun sebuah sistem sosial, mayoritas umat Islam berpandangan: realitas selalu berubah. Jika pada zaman dahulu kendaraan berupa onta, khimar, atau kuda, maka zaman sekarang sudah dipermudah dengan teknologi mesin. Walaupun pada kenyataannya fungsinya sama sebagai kendaraan. Sehingga untuk menyesuaikan diri diperlukan sebuah mekanisme tersendiri agar fungsi tersebut bisa disesuaikan dengan realitas.

Kedaulatan pada masa Rasulullah saw yang dibimbing okeh Wahyu serta demokrasi pada masa Al Khulafa Al Rasyidin memerlukan mekanisme musyawarah agar maksud dan tujuan diselenggarakannya kedaulatan tetap berjalan. Ketika wilayah sebaran kaum muslimin semakin luas, mekanisme Wahyu yang sudah terputus dan mekanisme musyawarah tidak dapat berjalan efektif, maka digunakanlah mekanisme khilafah. Karena, ciri-ciri mekanisme menghendaki suatu kabilah atau dinasti di suatu daerah dapat menegakkan kedaulatan.

Makna-makna Ekstrim

Keadaan atau situasi yang tidak pasti telah mengajak paraprajurit di medan perang merindukan kampung halaman. Demikian, kata Sun Zu, ahli strategi perang dari China. Artinya, masyarakat membutuhkan sebuah kepastian. Dan, tuntutan-tuntutan akan kepastian tersebut telah menggiring kepada halusinasi yang ekstrim diantaranya dengan merindukan masa lalu. Tentu, halusinasi ini hanya menawarkan keindahan-keindahan romantis, tanpa melihat ekses-ekses buruk, kepedihan, dan kepedihan dari masa lalu itu.

Di dalam Risalah Ahlu Al Sunnah wa Al Jama’ah (رسالة أهل السنة والجماعة), Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari menyebutkan;

ثم إنه حدث في عام ألف وثلاثمائة وثلاثين أحزاب متنوعة، وآراء متدافعة، واقوال متضاربة، ورجال متجاذبة.

Kemudian pada tahun 1330 Hijriyah (1912 Masehi) muncul beragam kelompok dengan paham yang berlawanan, pendapat yang berseberangan, dan orang-orang yang berselisih paham.

Kitab tersebut menjelaskan: umat Islam di tanah Jawa pada mulanya menganut paham yang sama; Imam Al Syafi’i atau Mazhab Syafi’i dalam bidang Fiqih; Imam Al Asy’ari dalam bidang Ushul Al Din; dan, Imam Al Ghazali serta Imam Abu Al Hasan Al Syadzili dalam bidang Tasawuf. Hal ini menggambarkan; situasi dan kondisi umat Islam sedang mengalami perubahan besar dengan adanya berbagai macam paham. Sebagaimana diketahui, pada masa itu sedang terjadi peralihan kekuasaan dari imperialisme kepada nasionalisme. Berbagai macam ideologi politik mulai tersebar dari belahan dunia Barat menuju negara-negara Timur. Termasuk, Nusantara kala itu.

Maka, untuk menentang kekuasaan imperialisme global pada masa itu diperlukan sebuah konsep, mekanisme, dan reformulasi perangkat sistem. Sebab, Islam tidak bisa difungsikan dengan efektif untuk menyatukan umat. Islam pada masa itu sudah menjadi sebuah ideologi yang sama ekstrimnya dengan ideologi-ideologi lainnya seperti imperialisme itu sendiri, nasionalisme, komunisme, sosialisme, kapitalisme, maupun liberalisme. Pasti akan terjadi benturan.

Realitas Kemanusiaan

Perubahan sistem sosial disadari Buya Said (KH Said Aqil Siroj) sedang mengalami perubahan. Terjadi pergeseran, ketimpangan, dan ketidakadilan. Hal ini sudah menjadi tanda-tanda sejak Perang Teluk dan Perang Musim Panas (Arab Spring). Tatanan dunia sudah mulai tidak stabil. Maka, diperlukan reformulasi perangkat sistem dengan memandang realitas kemanusiaan (الواقعية الانسانية). Manusia harus diselamatkan.

Islam sudah pasti tidak dapat berfungsi dengan baik karena minoritas dan masyarakat Indonesia heterogen, begitu pula dengan Ahlussunah wal Jama’ah dalam menghadapi realitas Pancasila yang semakin kuat sebagai konsensus bernegara atau berdaulat. Kenyataannya, antara Pancasila dan Ahlussunah wal Jama’ah harus saling mendukung dalam menghadapi situasi yang kacau akibat perang global. Sistem ekonomi dan politik mulai bergeser.

Dengan kata lain, realitas yang dihadapi oleh konsep Ahlussunah wal Jama’ah pada masa Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari berbeda dengan realitas sekarang. Jika pada masa Hadratussyekh Ahlussunah wal Jama’ah menjadi kekuatan besar dalam menghalau kekuatan sekutu dalam Perang Dunia Kedua, maka pada masa sekarang sedang menghadapi ketidakpastian dan ketidakadilan dalam Perang Dagang dan Geopolitik.

Wallahul Musta’an.

Editor: Bagus Dilla
Tag/kata kunci: Ahlussunah wal Jama'ah
Artikel sebelumnya

Moderatisme Ahlussunah wal Jama’ah dari Masa ke Masa

Artikel berikutnya

KH Amin Abdul Hamid: Mbah Dim Kaliwungu dalam Kenangan

Muhammad Sakdillah

Muhammad Sakdillah

A writer and culture activities.

Artikel Lainnya

Silaturahim, Jurus Temu Alumni ala Mbah Hasyim

22 Agustus 2022
276

Foto koleksi Galeri MQ Kekompakan Kiai Kiai Pesantren Tebuireng dalam Menjaga Turats Foto koleksi Galeri MQ Surabaya-Net26.id - Tanpa lelah lelah,...

Selanjutnya

Fakta Miris Rumah Tinggal Layak Huni Shiddiqiyyah

Net26.id - Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah
22 Agustus 2022
530

Thoriqoh Shiddiqiyyah ternyata mempunyai program mengangkat kesejahteraan masyarakat pra sejahtera melalui pembenahan papan atau rumah tinggal. Kebutuhan manusia primer, sekunder, tersier....

Selanjutnya

Shiddiqiyyah Bangun 1167 Unit Rumah Layak Huni

Net26.id - 1167 Unit Rumah Layak Huni Dari Shiddiqiyyah 01
21 Agustus 2022
285

Keluarga besar Thoriqoh Shiddiqiyyah se-Indonesia membangun Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia dan menggelar upacara dua kali pada bulan Agustus 2022 ini. Kegiatan...

Selanjutnya

Republik Indonesia Tidak Pernah Dijajah

Net26.id - 17 Agustus Adalah Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia
21 Agustus 2022
253

Ada sebuah kebiasaan yang salah letak keliru pasang yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang umumnya menyebut frasa 17 Agustus Hari Kemerdekaan...

Selanjutnya

Sosial Kapital, “Never Ending” Pesantren

10 Agustus 2022
217

Pada Haul KH Zainuddin Djazuli di Pesantren Plosomojo, Kediri, Buya Said Aqil Siroj menyebutkan potensi besar yang dimiliki oleh pesantren, berupa...

Selanjutnya

Pesantren: Subkultur yang menjadi Perhatian

6 Agustus 2022
209

Untuk menulis lembaga pendidikan secara umum dan macam macamnya, maka ditulis menjadi "pendidikan Islam". Sementara pesantren memiliki ciri khas tersendiri dengan...

Selanjutnya

Sosialisasi Program dan Pembentukan Majelis Mujahid NKRI

4 Agustus 2022
219

Indramayu-Net26.id - Ketua Majelis Mujahid NKRI Indramayu, H Cecep, Kamis, 4/8/2022, secara aklamasi membentuk kepengurusan dan memimpin rapat sosialisasi program. Dalam...

Selanjutnya

Buya Uki: Pesantren Mati Karena Tidak Ada yang Istiqamah

1 Agustus 2022
209

Indramayu-Net26.id - Perkembangan sebuah pesantren sering mengalami pasang surut, karena biasa tergantung pada satu sosok figur. Hal ini menjadi perhatian serius...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

KH Amin Abdul Hamid: Mbah Dim Kaliwungu dalam Kenangan

Cekidot! Sekolah Penghapal Al Quran di Musirawas

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Pengunjung

  • 62,483

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply