• Terbaru
  • Populer

Membaca Tahlil dengan Perantara Rasa, Pasti Beda Hasilnya

28 September 2021

KHM Yusuf Hasyim: Pahlawan Pembaharu Pendidikan Pesantren

30 Maret 2025

Dunia Itu Mudah Jangan Dipersulit

10 Februari 2025

H Dadang Juhata Kesatria dari Kuningan Jawa Barat

10 Februari 2025

Komunitas sebagai Medan Kerja dan Belajar

7 Februari 2025

Pengaruh Media Massa dalam Menciptakan Citra Positif

4 Desember 2024

Petunjuk dan Mukjizat Al Quran (1)

24 Oktober 2024

Launching Kedai Abah Zhen di Sentra Kuliner Battembat

6 September 2024

Mewaspadai Tipudaya Mall dan Maal di Dunia

5 Juli 2024

Pesantren Pelopor Al Quran yang Dimadrasahkan

28 Juni 2024

Pesantren Sukunsari Cirebon Qurban Kambing

20 Juni 2024

Water Closed Masjid yang Terbuka 24 Jam

20 Juni 2024

Calon Gubernur Banten Kunjungi Sesepuh Cirebon

1 Juni 2024
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Kamis, 22 Mei 2025
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Sosial dan Olahraga

Membaca Tahlil dengan Perantara Rasa, Pasti Beda Hasilnya

Akhi Fadli Ilmi Ditulis oleh Akhi Fadli Ilmi
28 September 2021
dalam Sosial dan Olahraga
A A
236
VIEWS

Kata “sanad” diambil dari bahasa Arab “sa·nad” yang berarti (1) sandaran, hubungan, atau rangkaian perkara yang dapat dipercayai; (2) rentetan rawi hadis sampai kepada Nabi Muhammad saw. Penggunaan kata “sanad” pada kata kerja sering berkonotasi “ber·san·dar”; bersangga; bertumpu; atau bertopang.

Kata sanad dan bersandar memang secara langsung tidak ada kaitannya. Hanya saja, maknanya keduanya hampir sama. Sanad adalah sebuah rangkaian, sedangkan bersandar adalah sebuah hubungan “fisik” yang juga saling menguatkan.

ArtikelLainnya

Mencari Format Moderasi Beragama di Era Milenial

17 Juli 2022
146

Gus Miek dan Masalah Mursyid Tunggal

17 Juli 2022
444

Renungan Renungan Toponimi Wakadol

17 Juli 2022
170

Ahlussunah wal Jama’ah dan Larangan Membuat Firqoh

14 Juli 2022
155

Tulisan ini bukan untuk menjelaskan sanad dan rentetannya. Karena, penulis bukanlah ahli dalam bidang tersebut. Apalagi sampai menjelaskan ke akar-akarnya. Bukan di sini. Dan, bukan kapasitasnya. Nantinya, tulisan ini hanyalah sebuah renungan diri dalam memandang ketidaksempurnaan.

Konon, di dunia ini yang sempurna, hanya-lah rokok mild. Eh, sampoerna kalau itu. Maaf sedikit bid’ah dalam menulis.

Ketika ada seseorang yang meninggal di sebuah kampung. Tatkala beberapa masyarakat meyakini acara adat “tahlil”. Lagi-lagi saya tegaskan, saya tidak akan membahas perkara tahlilnya, tapi lebih pada “renungannya”. Ketika mendengar seseorang pemimpin membaca tahlil, ada sedikit “pikiran nakal” dalam benak saya, siapakah yang pertama kali merumuskan bacaannya? Terlepas dari sumber sejarah, yang ingin saya tanyakan lebih kepada kenapa bacaan-bacaan tersebut bisa berbeda-beda versinya dalam setiap daerah. Walaupun juga ditemukan sedikit standar bacaan, seperti bacaan tahlil itu. Sisanya, rata-rata bergantung pada siapa yang memimpin. Mau menambahi atau mengurangi, wewenangnya ada pada sosok yang memegang “mic” saat itu.

Kalau sekadar memimpin, mungkin mudah. Siapapun bisa. Dengan modal hape dan mbah gugelnya, orang bisa dengan mudah mendadak ustadz. Atau, beli buku yasin tahlil yang harganya tidak sampai lima ribu rupiah. Atau, jika ingin lebih hemat, datang saja ke komplek pemakaman yang ramai diziarahi, ambil deh satu, selesai.

Tahlil bukan sekadar dibaca. Bayangkan jika pembacanya bisa tahu semua asal muasal bacaannya. Seperti contoh mengapa membaca akhir surah al-Baqarah. Maka tak ayal, membaca tahlil seperti benar-benar tenggelam dalam samudera kekhusyukan.

Setelah mengetahui segala rentetan sebabnya, lalu mendapatkan “sanad”-nya. Dalam arti lebih sempit, darimanakah “ijazah” bacaannya? Berguru kepada siapa? Kapan dan dimana? Dan tentu, riwayat hidup guru-gurunya. Semua jika terekam dengan baik, maka saya yakin, bacaan tahlil tersebut bisa benar-benar “merasuk” pada jiwa pembacanya.

Lalu, bagaimana dengan bacaan Quran atau ilmu agama apapun? Saya rasa sama. Di tengah mudahnya akses ilmu, namun tanpa berguru, rasanya semua hanya akan mudah “membaca” saja. Bukan “merasakan” kata demi kata yang dibaca. Apalagi menikmatinya. Anda bisa mendapat dan membaca apapun dari gugel, tapi Anda tidak akan tahu, apa sebenarnya makna yang “tersirat” dari apa yamg ditemukan darinya?

Jadi, mungkin agama-pun perlahan akan begitu. Jika semakin banyak yang “hanya” mampu membaca, tanpa bisa tahu dan berguru tentang apapun, maka siap-siaplah akan tiba waktunya; manusia hanya akan saling “membunuh” hanya karena sebuah teks belaka.

Anda bisa belajar adab dari sebuah buku, tapi Anda tidak akan bisa “merasakan” indahnya, jika tidak melihat langsung “contoh”-nya. Makanya, Buya Ar Razi pernah sedikit mengeluarkan “sentilan” kecil, bahwa sasaran empuk khawarij adalah rumah-rumah tahfidz yang hanya melahirkan generasi yang “hanya” mampu menghafal kata, bukan pada “dzauq”-nya.

Contoh lain dzauq atau rasa yang tak mungkin diajarkan gugel adalah bagaimana santri belajar berjalan perlahan sambil jongkok ketika akan dan setelah menyetorkan hafalannya. Seperti pesan K.H. Jumali Ruslan yang berpesan, “Menghafal Quran disertai sebuah “riyadhoh” akan berbeda hasilnya dengan yang tidak”. Saya memahami riyadhah ini dengan banyak hal. Puasa, berkata baik, ataupun juga hati yang bersih kepada sesama. Seperti pribadi Allah yarham, K.H. Nurrahman. Bicaranya perlahan. Santun. Benar-benar Ahlullah yang diwakilkan di bumi. Hingga saya pun mengamati dalam mencuci baju saja, sosok Ahlullah itu berbeda sejak di pesantren. K.H. Alaika Nashrullah Blitar, KH. Nizar Riau. Keduanya kebetulan satu kompleks dengan saya. Saya faham betul bagaimana beliau-beliau berdua mensucikan pakaiannya. Atau, lebih dekat lagi dengan Gus Muyasin Mojokerto. Di balik tingkahnya yang “slengek’an”, dia adalah manusia paling berhati-hati dengan najis. Walaupun sesekali, beliau memakai pakaian yang tidak “good looking”. Jadi pada intinya, pada hal kecil saja, mereka amat-amat berhati-hati.

Pahami teks secara “kaffah”. Lalu belajarlah “dzauq”-nya. Lalu, semoga semua makhluk bisa berbahagia karenanya.

Kemayoran budidayan, 23.45 WIB

Akhi Fadli Ilmi

Editor: Bagus Dilla
Artikel sebelumnya

Menumbuhkan Rasa Cinta Kepada Al-Quran

Artikel berikutnya

Soekarno, Pendidikan, dan Perjumpaan Nasionalis-Religius

Akhi Fadli Ilmi

Akhi Fadli Ilmi

Dosen dan penulis buku tinggal di Surabaya اللهم مع القرآن

Artikel Lainnya

Parodi Islam Anyaran di Panggung Ketoprak Indonesia

4 Juli 2022
160

Dunia maya yang marak satu dekade belakangan ini telah menyajikan satu parodi panjang lakon-lakon dari Timur Tengah Setengah. Maksudnya, aksesoris dan...

Selanjutnya

Booking Order, Jejak Peninggalan Kolonial di Dunia

2 Juli 2022
156

Kadang, menjadi bahan penelitian, kapankah prostitusi dan perbudakan di dunia dimulai? Sebagai agama yang mengajarkan tentang elan moral, Islam tidak berbicara...

Selanjutnya

Syamsun Baihaqi Arief, Hafal Al Quran dan Setia di Jalur Dakwah

9 April 2022
395

Berjumpa dengannya sebagai sosok yang ramah, penyayang, dan baik hati. Selepas dari Pondok Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng, Jombang, Gus Baey (sebutan...

Selanjutnya

Tidak Ada Haul untuk Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari

9 April 2022
553

Rasa cinta terhadap Hadratussyekh KHM Hasyim Asy'ari, sahabat-sahabatnya, dan NU tidak ada salahnya diungkapkan. Setiap habis sholat Al Maktubah atau pada...

Selanjutnya

Tasawuf Falsafi dalam Pandangan Santri Sarjana Kanonik

7 April 2022
192

Sebut saja dia sarjana pesantren kanonik. Seorang sahabat yang pernah belajar di pesantren, kuliah di perguruan tinggi ternama, kemudian banyak membaca...

Selanjutnya

Membaca Tauhid dalam Angka Satu dan Nol

3 April 2022
525

Musyrik merupakan persoalan serius bagi umat Islam, karena termasuk dosa besar yang tidak terampuni. Sehingga sejak dini, paraulama menciptakan ilmu khusus...

Selanjutnya

Ketika Tasawuf Falsafi Menjadi Agama Rakyat

2 April 2022
188

Kemunculan Syekh Siti Jenar dalam kancah sejarah dan legenda beragama umat Islam di pulau Jawa telah menjadi titik tolak pertentangan antara...

Selanjutnya

Thariqah-thariqah yang Bermula dari Thariqah Al Syadziliyah

1 April 2022
836

Secara sosial, thariqah Al Syadziliyah bersifat komunal, komunitas. Tidak dalam kondisi individual. Sehingga mudah dikenali oleh kalangan masyarakat awam. Bahkan, tidak...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Soekarno, Pendidikan, dan Perjumpaan Nasionalis-Religius

Mutqin: Sebuah Istilah Masih dalam Proses

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
terlama
terbaru paling banyak dipilih
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply