Manusia bisa hidup dalam satu komunitas yang seragam. Perlahan, ikatan batin telah membentuk satu kesatuan pandangan tentang diri mereka. Mereka memiliki ikatan emosional yang erat. Maka, tidak heran, kesamaan pandangan tersebut telah menjadi ciri khas sebagaimana komunitas zikir, komunitas seni, komunitas kerja di pabrik, komunitas-komunitas di berbagai tempat yang membentuk satu kesatuan kebiasaan (habitat). Maka, sebaik-baik komunitas adalah yang senantiasa mengajak kepada kebaikan.
Banyak ditemukan dua kata yang sering keluar beriringan dalam al-Quran, yaitu iman dan amal. Kedua kata ini memiliki makna berbeda. Yang pertama adalah sesuatu yang “tidak nampak”, sedangkan amal, pada umumnya bisa dilihat dengan mata telanjang.
Saya bukanlah ahli tafsir. Hanya saja ingin menuliskan apa yang saya renungkan tentang kedua kata itu.
Dalam kehidupan nyata, akan banyak kita temui jenis dan tipe manusia. Bisa dengan hati yang baik namun perkataannya atau zhohirnya kurang. Atau, bisa juga sebaliknya. Dan, ada yang dianugerahi Tuhan dengan bagus keduanya, atau juga jelek keduanya.
Jika iman adalah perkara hati dan amal adalah amaliah badan, maka mungkin sedikit banyak, pribadi manusia akan terbentuk darinya. Ketika kita nyaman dengan sebuah perkumpulan, apapun itu, maka pribadi kita akan tumbuh dan meniru apa yang ada di dalamnya.
Jika berbohong bagi manusia adalah hal yang biasa, maka mungkin dia dibentuk sejak lama olehnya. Lalu perlahan, dia menjadi kebenaran bagi pribadinya. Inilah yang membuat setiap jati diri manusia, merasa berat untuk berubah. Karena mungkin, dia sebenarnya lemah dalam menghadapi “konflik internal-nya”, namun gagah dan cakap dalam bermanis muka dengan manusia lain.
Sungguh, jika Anda menemukan sosok yang hati dan perkataannya sesuai, maka itu adalah hadiah terindah bagi hidup Anda. Disinilah mengapa bertemu atau dalam bahasa umumnya, sowan; merupakan salah satu jalan bagi mereka yang ingin merubah tabiat jelek dirinya secara perlahan.
Metode ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) tidak hanya bisa berlaku dalam dunia kerja, tapi juga untuk meraih pribadi terbaik dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Tirulah yang baik, tinggalkan yang menurutmu belum cocok. Dan, Rasulullah adalah sosok yang paling sempurna untuk ditiru selamanya.
Sibuklah menilai diri, bukan berpuas dan berbangga diri.
#MugoTambahApik