Berulang kali mendapatkan tawaran untuk posisi yang lebih tinggi, ia selalu menolak. Dengan alasan, masih sibuk menata di bawah.
Semasa kuliah di UIN (dulu IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yuslim Fauzi tidak begitu akrab berorganisasi. Ia sibuk berwirausaha untuk menyelesaikan kuliahnya. Semasa kuliah, Yuslim belajar “survive” untuk bertahan hingga rampung. Dan, semua dilewati dengan suka duka anak kuliahan, anak kost.
Tak terbayangkan, jika kini ia telah meraih kesuksesan dengan memimpin sebuah perusahaan.
Sebelas tahun silam, Yuslim masih merangkak dalam membangun kepercayaan terhadap relasinya. Tidak mudah memang. Ia menikah dengan gadis pujaannya dari Desa Jemurclowok, Kebumen. Teman satu angkatan sekolah dan kuliah. Manis getir diceritakannya dengan penuh kegembiraan. Ketika melalui masa-masa sulit. Manakala harus hidup dari kesusahan, jauh dari belai kasih sayang orang tua.
Ia menikah dengan modal tekad yang kuat, begitu pula berusaha dalam menyelesaikan target-targetnya. Semasa kuliah, Yuslim sudah pandai merakit dan membuka usaha jual beli komputer. Dari usaha jual beli komputer menjadi pengalaman berharga, dia hafal jenis-jenis komputer beserta perangkatnya. Di kala teman-teman sejawat sibuk dengan buku, Yuslim masih ke sana kemari menjaja komputer.
Di hari wisuda yang sakral, ia sempat duduk termenung sendirian. Melihat teman-teman wisuda dengan riang gembira berfoto bersama. Dalam suasana “songong” itu, ia benar-benar nihil. Tak ada kegembiraan dan tak terasa air mata “mbrebes milih”.
Usai wisuda, ia menekadkan diri untuk membangun rumah tangga dengan modal pas-pasan. Untungnya, kedua calon mertua sudah memakluminya.
Setahap demi setahap, Yuslim menerima kepercayaan sembari terus belajar dan menimba pengalaman. Tak sungkan apalagi segan bertanya.
Diawali dari kepercayaan menjual beberapa produk, Yuslim mendatangi “client-client”nya. Dan, berhasil. Satu demi satu produk dagangannya mendapat pesanan. Setiap hari, minggu, dan bulan, ia berkeliling antar kota di seputaran Kebumen, Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Brebes, Banjarnegara, dan Magelang. Kepercayaan terus meluas hingga Kudus, Demak, Pati, bahkan ke Jawa Timur dan Jawa Barat.
Keberhasilan dan kesuksesan tersebut telah menjadi perhatian orang banyak. Permintaan dari berbagai macam organisasi untuk posisi dan jabatan. Namun dengan kerendahan hati, ia berikhtiar di lingkungan desanya. Membangun Badan Usaha Milik Desa, organisasi kader kepemudaan, lembaga ekonomi NU desa, Lembaga Amil Zakat dan Shodaqoh NU, dan inisiator koin NU.
Kini, Yuslim sedang merancang bangun sekolah dasar berbasis sains. Komitmennya masih sama, berbagi untuk umat.
Penulis: Goesd.
Editor: Goesd.